Garam dan Terang

Devotion from :

Matius 5:9-16

Apakah tujuan Tuhan memanggil umat-Nya? Tujuan-Nya yang pertama tentu adalah untuk menunjukkan cinta kasih dan penyertaan-Nya yang intim kepada mereka. Hal kedua, selain untuk menyatakan cinta kasih dan penyertaan-Nya secara intim dan khusus kepada mereka, Tuhan juga ingin umat-Nya menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa Dialah satu-satunya Allah. Dialah Allah yang Esa. Tidak ada yang seperti Dia di seluruh alam semesta ini dari kekal sampai kekal. Umat Tuhan harus menyatakan ini dengan jelas. Mereka harus menyebarkan pengenalan tentang Allah kepada seluruh dunia karena sebenarnya seluruh bangsa di dunia adalah milik-Nya.

Hal ketiga yang menjadi tujuan Tuhan memanggil umat-Nya adalah untuk menyatakan kepada dunia bagaimana seharusnya beribadah kepada Allah yang sejati dengan cara yang benar. Dunia penuh dengan orang-orang yang beribadah kepada ilah yang palsu. Karena yang disembah palsu, maka cara ibadah pun pastilah salah. Tetapi penyembahan yang salah, ketika masuk ke dalam ibadah kepada Allah yang sejati, membuat ibadah tersebut menjadi sesuatu yang dibenci oleh Allah. Menyembah Allah sejati tetapi cara menyembah yang salah. Umat Tuhan harus menjadi contoh bagi dunia ini untuk menunjukkan cara menyembah yang benar kepada Allah yang benar. Inilah alasan ketiga mengapa Tuhan memanggil umat-Nya.

Hal keempat, Tuhan memanggil umat-Nya agar umat-Nya menunjukkan kepada bangsa-bangsa di dunia bagaimana harus hidup benar. Taurat Tuhan menjadi penuntun mereka untuk menuntun bangsa-bangsa lain yang masih hidup di dalam kegelapan. Kecemaran dan kerusakan dunia ini akan perlahan-lahan diperbaiki karena umat Tuhan terus mengajarkan bagaimana moral yang baik itu melalui perkataan maupun contoh hidup. Inilah alasan keempat mengapa Tuhan memanggil umat-Nya.

Umat Tuhan memiliki tugas yang sangat berat. Menyatakan Allah kepada dunia, menyatakan cara ibadah sejati kepada dunia, dan menyatakan cara hidup yang benar kepada dunia, ini semua adalah tugas yang sangat berat. Bagaimana umat Tuhan sanggup melakukannya? Dengan tuntunan Tuhan melalui firman-Nya. Itulah sebabnya, sebelum membahas bagaimana umat Tuhan seharusnya menafsirkan firman-Nya, yaitu Taurat yang telah diberikan-Nya kepada Israel, Yesus terlebih dahulu membagikan ucapan-ucapan bahagia. Mengapa didahului dengan ucapan-ucapan bahagia? Karena Tuhan Yesus ingin memberikan kekuatan terlebih dahulu kepada umat-Nya sebelum menjalankan tugas yang sangat berat di tengah-tengah dunia yang telah melawan Tuhan. Setelah mengatakan ucapan-ucapan bahagia, Yesus segera mengingatkan panggilan Israel yang sejati adalah untuk menyatakan Allah, ibadah, dan hidup moral yang benar kepada dunia. Umat Tuhan adalah garam dan terang.

Ayat 13 mengatakan bahwa umat Tuhan adalah garam dunia. Mengapa Tuhan Yesus memakai contoh garam? Karena garam hanyalah sedikit, tetapi pengaruhnya meresap ke seluruh masakan. Demikian juga umat Tuhan. Walaupun kecil dan minoritas, tetapi selalu memiliki pengaruh mayoritas. Garam, di dalam dunia Perjanjian Baru, umumnya terkumpul pada batu. Ketika garam yang terkumpul itu terus dipakai hingga habis, maka yang tersisa adalah batu yang telah kehabisan garam. Batu itu sudah tidak berguna lagi dan karena itu akan segera dibuang dan menjadi sama dengan batu-batu lain di jalan yang diinjak orang dan tidak lagi terlihat penting. Demikian juga umat Tuhan. Jika mereka tidak lagi mendengar suara Tuhan dan tidak lagi hidup di dalam kekudusan, mereka menjadi sama dengan garam yang sudah habis dan tinggal tersisa batu yang akan segera dibuang di pinggir jalan.

Hal kedua yang Tuhan Yesus pakai sebagai contoh adalah terang. Terang yang dimaksud pun bukanlah terang biasa, tetapi gabungan terang yang ada di dalam sebuah kota di atas bukit. Pada malam hari terang kota itu akan terlihat oleh semua orang. Kota itu menjadi cahaya yang bersinar tanpa ada yang merintangi sinarnya. Yesus menginginkan agar setiap orang menyatakan terangnya sehingga umat Tuhan dapat menjadi kota yang terletak di atas gunung. Umat Tuhan akan Tuhan angkat untuk menjadi fokus pandangan dunia ini. Tuhanlah yang akan mengerjakannya. Dia akan mengangkat umat-Nya sehingga bangsa-bangsa belajar dari umat-Nya. Terang apakah yang dapat dinyatakan oleh umat Tuhan? Ayat 16 mengatakan bahwa terang itu adalah perbuatan yang baik. Semua tindakan moral, cara menjalani pekerjaan, cara ibadah, cara menyatakan siapa Allah, cara berelasi, dan cara hidup yang memuliakan Allah, inilah terang umat Tuhan. Inilah yang harus dinyatakan. Biarlah bangsa-bangsa kafir melihat perbuatan yang agung dan baik dari umat Tuhan dan mereka tidak bisa menyangkal bahwa Allah sungguh-sungguh patut dipuji. Inilah yang harus dilakukan, tetapi betapa jauhnya orang Israel dari melakukan hal ini! Itulah sebabnya Matius memberikan fokus di dalam berita Injilnya mengenai pemanggilan Israel yang baru dengan Anak Daud sebagai Raja yang telah datang untuk mengklaim takhta-Nya.

Untuk direnungkan:
Apakah kita semua sadar kalau kita adalah garam? Apakah gereja Tuhan sadar kalau mereka, walaupun minoritas, harus memberikan pengaruh lebih besar daripada orang-orang dunia, walaupun mereka mayoritas? Garam memengaruhi semangkuk sup meskipun dia hanya satu sendok banyaknya. Gereja harus belajar untuk menjadi pengaruh di dalam segala bidang: politik, sains, musik, seni, filsafat, semua bidang. Di dalam abad pertengahan theologi Kristen menjadi ratu dari semua ilmu pengetahuan. Sekarang kita sedang berjuang agar pengaruh kebenaran firman yang menjadi ratu dari semua ilmu pengetahuan. Bukan theologi Kristen yang menjadi ratu, tetapi firman Tuhan. Firman Tuhan mewarnai theologi sama seperti mewarnai fisika, ekonomi, biologi, dan lain sebagainya. Inilah yang dimaksud menjadi garam. Orang-orang Kristen harus memberikan pengaruh, bukan dari diri, tetapi dari firman Tuhan, bagi semua bidang kehidupan manusia. Banyak gereja sangat ketinggalan dalam hal ini karena pergumulan banyak gereja begitu sempit dan egois. Yang dipikirkan hanya bagaimana jemaat bertambah atau bagaimana agar anak-anak muda mau datang. Ini semua adalah pergumulan sempit yang menunjukkan keberdosaan gereja yang terus melayani dengan mindset yang hanya memikirkan diri sendiri. Jangan seperti itu! Gereja harus berpikir bagaimana menjadi berkat bagi seluruh bangsa. Meskipun tidak menambah jemaat, tetapi kalau pelayanan itu berguna bagi pernyataan Kerajaan Allah di dunia ini, maka pelayanan itu harus dilakukan.

Hal kedua yang tidak kalah penting, apakah kita sadar kalau kita harus memberikan terang bagi dunia ini? Terang itu adalah perbuatan baik yang dapat dinikmati oleh seluruh dunia ini. Jangan hidup di dalam dosa! Dosa dan terang tidak mungkin bersatu. Jangan hidup di dalam dosa! Saya ulangi sekali lagi, jangan hidup di dalam dosa! Orang Kristen yang hidup di dalam dosa tidak akan memuliakan nama Tuhan. Dia akan dipakai oleh Iblis untuk mempermalukan Tuhan dan gereja-Nya. Akhirnya terang yang harusnya bersinar tidak terjadi. Yang terjadi adalah kegelapan yang membusukkan nama Tuhan. Biarlah terang kita menjadi salah satu terang yang bersinar di gereja milik Kristus. Dan biarlah terang dari gereja menerangi dunia yang gelap ini. Di manakah dunia ini harus belajar saling mengasihi? Di manakah mereka dapat belajar tentang pengampunan? Di manakah mereka seharusnya belajar tentang cara hidup yang benar dan kudus? Bukankah seharusnya dari orang-orang Kristen? Mari bangkit, tinggalkan dosa-dosa kita, dan biarlah terang pertobatan dan hidup baru boleh mulai bersinar di dalam hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan kita.

Doa:
Tuhan, kami ingin dipakai Tuhan untuk memberikan pengaruh yang memuliakan nama Tuhan dan menyatakan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia ini. Pakailah kami, ya Tuhan. Kuatkan kami juga untuk melangkah meninggalkan dosa-dosa kami, masuk ke dalam pertobatan yang sejati, dan mulai memancarkan terang sifat-sifat Kristus di dalam hidup kami ini. Dengarlah doa kami ini, ya Tuhan. (JP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Silahkan Hubungi Kami