Mengajarkan Makna Natal Kepada Anak-anak
Hari Natal selalu dinantikan keluarga Kristiani dengan penuh suka cita. Keluarga besar berkumpul di hari istimewa itu. Suasana Natal yang khidmat juga dapat dijadikan momen untuk mengajarkan makna Natal pada buah hati.
Suka cita dalam menyambut datangnya Hari Natal dirasakan semua orang, termasuk anak-anak. Beberapa saat lalu, Pangeran Williams sempat membagikan cerita mengenai anaknya, yakni Pangeran George yang terlalu semangat menanti hari Natal hingga membuatnya tidak tidur semalaman. Pengalaman serupa mungkin kerap dialami orang tua yang memiliki balita.
Sebagian anak mengetahui bahwa Natal hanya sekadar perayaan, liburan, kumpul keluarga, dan berbagi hadiah. Padahal, ada makna yang lebih dalam bagi umat Kristiani akan perayaan Natal. Tidak ada salahnya orang tua memberi pemahaman tentang Natal sedini mungkin.
Anak perlu mengetahui bahwa Natal sendiri adalah hari dimana Tuhan Yesus lahir. Saat Natal tiba, hari itu jadi satu kebahagiaan dan suka cita, dimana Tuhan Yesus hadir, membawa suka cita dan memberikan kedamaian bagi umat manusia. Hadirnya Tuhan di dunia juga membuat umatnya dapat menebus dosa.
Psikolog Verty Sari Pusparini, M.Psi menuturkan, hari Natal sebagai ungkapan rasa syukur dan berterima kasih umat atas kehadiran Tuhan Yesus di dunia. Sehingga, anak perlu mengetahui bahwa Natal adalah bentuk suka cita dan anugerah bagi umat Kristiani. Banyak cara dapat dilakukan orang tua dalam memberikan pemahaman dan makna Natal.
Cara yang paling efektif untuk mengajarkan makna Natal kepada anak-anak adalah dengan pendekatan sesuai tingkat usianya dan membangun pemahaman bahwa dengan bertambahnya usia mereka, Natal adalah waktu untuk memperingati karunia terbesar yang pernah manusia terima, yaitu Yesus Kristus.
Daripada waktu difokuskan pada memberi dan menerima hadiah yang sementara saja, Natal harus menjadi waktu yang difokuskan pada karunia Allah dan makna Natal yang sesungguhnya, yaitu penebusan dan rekonsiliasi manusia dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.
Selama ini, dunia telah merebut Natal sebagai waktu-waktu untuk melakukan tradisi yang dibuat manusia. Kita dibombardir dengan iklan maupun pajangan-pajangan di toko. Anak-anak dicuci otaknya untuk percaya bahwa mereka layak mendapat hadiah, terlepas dari kemampuan orang tua untuk membelinya.
Ada cara untuk mengubah hal itu, yaitu mengajarkan anak-anak bahwa makna Natal adalah ketika Allah memberi mereka hadiah yang sebenarnya tidak pantas mereka terima. Hadiah itu tidak bisa mereka dapatkan hanya karena mereka menjadi “anak baik” (Efesus 2:8-9). Hadiah itu adalah karunia hidup kekal dari Kristus. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16 )
Berikut ini adalah cara-cara praktis yang dapat Anda terapkan dalam keluarga atau gereja untuk mengajarkan makna Natal yang sejati kepada anak-anak.
- Cara terbaik untuk memberi tahu anak-anak arti sebenarnya dari Natal adalah membacanya dari Alkitab. Matius 1:18-2:23 menceritakan detail seputar kelahiran Yesus, dari janji malaikat, konsepsi-Nya, sampai setelah kelahiran-Nya ketika Yusuf dan Maria pindah ke Nazaret. Biarkan cerita Alkitab itu berbicara sendiri. “Hanya sedikit orang yang dapat benar-benar mendengar kisah Natal itu dan tergerak untuk memercayainya.”
- Ada juga video yang baik dan buku yang tersedia di toko buku Kristen, yang mungkin dapat membantu Anda ketika bercerita tentang kelahiran Tuhan Yesus. Anda bisa membaca buku atau menonton video bersama-sama dan mendiskusikan pertanyaan anak seputar Natal.
- Dorong anak Anda untuk berpartisipasi dalam sebuah drama Natal di gereja. Anak-anak bisa belajar lebih banyak dari memerankan kisah Natal, bukan hanya mendengarnya. Anda bisa tanyakan kepada panitia Natal di gereja tentang drama Natal yang bisa diperankan anak-anak. Kalau tidak ada, Anda bisa menawarkan untuk melatih anak-anak guna bermain peran dalam drama Natal.
- Ajak anak untuk berpartisipasi dalam proyek pelayanan sebagai sebuah keluarga. Misalnya, pergi berkunjung ke panti jompo, menyumbangkan hadiah untuk anak-anak miskin di komunitas Anda, atau membagikan kue-kue untuk tetangga Anda. Ketika Anda berkunjung, bawalah beberapa traktat mengenai Yesus Kristus untuk dibagikan kepada mereka yang Anda kunjungi. Atau, masukkan traktat ke dalam bingkisan yang Anda berikan kepada orang lain. Dengan begitu, anak Anda akan belajar pentingnya berbagi imannya akan Yesus Kristus. Sebagai sebuah keluarga, Anda dapat memberi tahu orang lain kabar baik dari Yesus Kristus dan makna Natal yang sejati.
- Akhirnya, Anda mungkin juga ingin menekankan tradisi Natal yang sejati dalam keluarga/pelayanan Anda. Fokuskan pada kelahiran Kristus dan hindari tradisi-tradisi Natal yang sekuler.
Sumber :
http://natal.sabda.org/bagaimana_mengajarkan_makna_natal_kepada_anakanak
https://www.pontianakpost.co.id/mengajarkan-makna-natal-sejak-dini