Ketika hari pembagian rapor, nilai rapor anak jelek jadi malapetaka. Sering respon orangtua menghancurkan semangat belajar anak. Apa yang harus dilakukan?

Ketika menerima rapor anak, orangtua seringkali fokus pada nilai rapor yang didapatkan anak. Tepatnya, fokus pada nilai jelek atau nilai yang tidak sesuai harapan orangtua. Orangtua pun jadi kecewa pada nilai rapor yang jelek dan memberi respon negatif pada anak. Orangtua marah, memberi ceramah dan hukuman pada anak dengan harapan anak lebih semangat belajar di masa mendatang. Benarkah harapan orangtua itu akan terwujud?

Ketika orangtua merespon negatif dengan marah, ceramah dan memberi hukuman, justru membuat anak menjadi tertekan. Semakin tertekan maka semakin besar anak memberi respon negatif juga. Respon negatifnya bisa berupa penyesalan yang luar biasa, menyalahkan diri sendiri, dan kepercayaan diri pun runtuh. Bisa juga berupa bantahan, menyalahkan faktor lain terhadap jeleknya nilai rapor. Bisa juga berupa membantah apa yang dikatakan orang tua. Alih-alih harapan orangtua terwujud, anak justru jadi semakin terpuruk semangat belajarnya.

Lalu apa seharusnya respon orangtua ketika anak mendapat nilai rapor yang jelek? 

Sekarang bayangkan anda sebagai orangtua, berada pada posisi anak yang mendapat nilai rapor jelek. Apa yang anda rasakan? Apa yang anda butuhkan ketika mendapat nilai rapor jelek?

Atau bayangkan di pekerjaan, apa yang anda rasakan dan butuhkan ketika target kerja anda tidak tercapai? Apakah kemarahan atasan membuat anda merasa lebih baik?

Ketika kita mengalami kesulitan, kita tidak butuh kesulitan lain berupa kemarahan orang lain. Ketika kita berada pada kondisi sulit, kita justru butuh orang yang mendengarkan, justru butuh dikuatkan agar mampu menghadapi kondisi sulit tersebut. Bayangkan ketika target kerja anda tidak tercapai, ada sahabat yang bersedia mendengarkan keluh kesah anda. Didengarkan adalah obat mujarab untuk semua kesulitan. Meski hanya didengarkan, seolah beban di pundak kita sudah jauh berkurang. Begitu pula dengan anak kita ketika mendapat nilai rapor yang jelek.

Bagaimana langkah orangtua menghadapi anak yang mendapat nilai rapor jelek? Apakah diterima begitu saja nilai rapor itu?  

Pertamabertanya. Hindari perkataan atau pertanyaan yang menghakimi anak, yang membuat anak justru menghindari untuk bercerita keadaan sebenarnya. Ajukan pertanyaan yang membantu anak merefleksikan nilai rapor yang didapatkannya.  Contoh: Bagaimana nilai rapormu? Apa nilai rapor yang sudah sesuai dengan usahamu dan mana nilai rapor yang harus diperbaiki?

Keduadengarkan. Dengarkan cerita anak sampai selesai. Dengarkan dengan hati, jaga nada suara dan ekspresi wajah anda. Pahami emosi yang dirasakan oleh anak. Biarkan semua uneg-uneg anak keluar secara tuntas. Uneg-uneg yang tertahan hanya akan membuat komunikasi orangtua dan anak jadi tersumbat.

Ketigarefleksikan. Ajukan pertanyaan agar anak merefleksikan usaha anak. Ketika nilai rapor anak jelek, tanyakan apakah nilai itu sesuai harapan dan usahanya. Bila tidak sesuai harapan anak, tanyakan berapa nilai yang sebenarnya bisa dicapai oleh anak pada pelajaran tersebut. Ajak anak untuk berpikir mengenai perilaku belajar yang perlu diperbaiki agar mendapat nilai yang diharapkan tersebut. Atau bisa juga perilaku belajar baru yang perlu dibentuk pada masa mendatang.

Keempatbangun komitmen. Bila sudah menemukan perilaku belajar yang perlu dilakukan, ajak diskusi untuk menyusun rencana. Tanyakan pada anak, dukungan yang dibutuhkan dari orangtua agar anak bisa menjalankan rencana tersebut.

Contoh percakapan orangtua dengan anak dalam membahas nilai rapor:

Ibu: Jadi, kalau melihat isi rapor itu, trus mengingat lagi belajarmu satu semester ini, apa yang menurutmu sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki?

Damai: (agak lama berpikir) Sebenarnya Mam, aku 3 kali nggak ngerjakan PR selama semester ini. Jadi beberapa nilaiku kelihatannya nggak gitu bagus juga karena itu.

Saya: O ya? Kenapa?

Damai: Aku kurang disiplin Mam, trus aku juga teledor soalnya pas kejadian lupa PR yang kedua itu karena aku lupa dimana naruh buku catatan PR-ku. Baru seminggunya lagi itu ketemu.

Jadi, nilai rapor anak jelek bukanlah akhir dunia. Jangan memberi respon negatif yang justru menghancurkan semangat belajar anak. Dengarkan dan dukung anak agar mampu bangkit atau semakin semangat belajar. Lakukan refleksi agar anak mampu menemukan solusi sendiri. Semangat belajar yang berkobar untuk menjalankan solusinya sendiri yang akan membuat anak bangkit, semakin semangat belajar dan mencapai hasil yang lebih baik.

pengirim: Mr.Samuel (SD Kristen Ketapang Jakarta)

 

Sumber: http://temantakita.com/nilai-rapor-anak/

× Silahkan Hubungi Kami