Ketika anak usia Sekolah Dasar (SD) menghadapi rangkaian ujian di sekolah, ada sejumlah orang tua bertambah stres dan kekhawatirannya. Risau anaknya mendapatkan nilai jelek, tidak lulus ujian atau mengalami penurunan dari pencapaian sebelumnya.

Bila kekhawatiran orang tua berlebihan atau parno justru meningkatkan tekanan pada anak. Padahal, menurut psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo yang dibutuhkan anak adalah kondisi relaks dan fun saat berada di rumah.

“H-1 menghadapi ujian sekolah buat anak rileks. Karena pressure-nya sudah ada di mana-mana. Jadi, kita sebagai orang tua gak usah nambah-nambahin. Di sekolah sudah ada pengayaan, bimbingan belajar, dan belajar kelompok. Orang tua cukup menyiapkan rumah sebagai tempat yang nyaman untuk anak beristirahat dan rileks H-1 ujian,” ucap Vera saat ditemui di acara pembukaan Hansaplast First Aid Rescue di Kidzania, Pacific Place, Jakarta Selatan, Senin 25 Maret 2019.

Vera pun memberikan contoh kegiatan relaksasi untuk anak adalah mengajak nonton film seperti yang dia lakukan kepada anaknya. “Satu hari menjelang Ujian Nasional (UN), rileks aja. Saya ajak anak saya nonton film, tapi dengan catatan belajar anaknya sudah benar,” imbuhnya.

Sebelum memasuki suasana rileks saat H-1 ujian sekolah, Vera menyarankan para orang tua menciptakan suasana belajar yang nyaman dari segi tempat maupun kebutuhannya di rumah. “Ibu bisa bertanya kepada anaknya ketika mau belajar. Kamu butuh apa dari mama atau papa. Apakah mau disiapkan makanan atau camilan? Tanyakan apa yang anak butuhkan saat belajar sesuaikan dengan gaya belajar si anak,” tukas Vera.

Selain bertanya apa yang dibutuhkan anak saat belajar, Vera tekankan pula pentingnya pendampingan sesuai tingkatan belajar. “Untuk anak kelas 4-6 SD tidak perlu disuruh belajarnya. Di usia ini mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan. Mereka sudah mengenali tuntutan, tanggung jawab, dan mandiri,” urainya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk anak kelas 1-3 SD, orang tua bisa menciptakan suasana belajar yang tidak statis. Upayakan anak tidak merasakan suasana belajar seperti di dalam kelas. Buat suasana belajar yang lebih fun dan santai. Ketika mengerjakan soal-soal, dampingi anak menemukan jawabannya. “Seringnya karena enggak sabar, orang tua jadi cuma bahas jawaban dan seperti menghafal jawaban. Ingat, yang sekolah itu anaknya, bukan orang tua. Jadi, anak-anak harus benar-benar memahami setiap konsep atau rumus,” tuturnya.

Di musim ujian sekolah, anak-anak juga membutuhkan dukungan emosional yang lebih dari biasanya. Hindari komentar dan wejangan panjang dari orang tua. “Misalnya, ayo kamu belajar yang benar, kalau enggak dapat nilai ujian segini, nanti jadinya begitu. Atau kamu lihat si A bisa seperti ini dan lain sebagainya. Hindari berkomentar seperti itu. Seringkali orang tua terjebak dalam pemikiran bahwa belajar itu mesti dapat nilai sekian. Kadang-kadang itu yang bikin suasana belajar anak di rumah jadi stres dan tegang. Orang tua harus berpikir belajar itu bukan semata-mata mengejar nilai. Yang ditekankan kepada anak, lakukan yang terbaik,” tandas Vera.

Sumber: https://www.cantika.com/read/1189896/persiapan-orang-tua-saat-anak-menghadapi-ujian-sekolah

(Mr.Sam)

× Silahkan Hubungi Kami