Pengurapan Yehu dan Kematian Yoram
Devotion from:
Tuhan telah menentukan bahwa waktu bagi keluarga Ahab telah berakhir. Sekarang seluruh keturunan Ahab harus dimusnahkan, sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh Elia (1Raj. 21:21). Seluruh dinasti Ahab akan putus dan tidak akan ada penerus bagi nama Ahab. Tuhan telah memilih seorang pembersih, yaitu Yehu, yang akan diangkat-Nya menjadi raja Israel. Elisa memerintahkan seorang dari rombongan nabi untuk pergi dan mengurapi Yehu menjadi raja atas Israel. Mengapa bukan Elisa sendiri yang pergi? Karena kedatangannya ke Ramot-Gilead bertemu dengan panglima perang Israel tentu akan menjadi berita besar. Itulah sebabnya Elisa mengutus salah satu dari rombongan nabi itu karena dia tidak dikenal dan kedatangannya tidak akan menyolok seperti kalau Elisa yang datang. Elisa berpesan agar nabi itu membawa buli-buli minyak, menuangkannya kepada kepala Yehu dan mengatakan, “Beginilah firman Tuhan… (ay. 3)” Elisa mengingatkan agar nabi itu jangan berlambat-lambat dan segera lari setelah dia melakukan semua tugasnya. Mengurapi raja lain selagi seorang raja bertakhta adalah tindakan pemberontakan yang akan dikenai hukuman mati. Itu sebabnya Elisa memerintahkan nabi itu untuk segera berlari karena tugasnya sangat berbahaya jika diketahui orang lain, apalagi dari pihak raja Yoram.
Tuhan membuat rancangan-Nya menjadi nyata. Hukuman atas keluarga Ahab sekarang terjadi, dan Yehu adalah alat penghukuman di tangan-Nya. Tetapi hukuman Tuhan harus datang lewat seorang yang akan diangkat-Nya menjadi raja. Rajalah yang menyatakan keadilan Tuhan bagi bangsa-Nya. Yehu bukan saja akan menghukum keluarga Ahab, tetapi dia juga akan menjadi raja menggantikan Ahab. Kegiatan Yehu yang menghancurkan ibadah kepada Baal membuat Tuhan mengizinkan ada empat orang keturunan Yehu yang boleh naik takhta. Belum pernah ada dinasti raja di Israel Utara yang memiliki kesempatan menjadi raja sebanyak Yehu. Empat generasi setelah dia tidak putus-putusnya menjadi raja. Bandingkan dengan Yerobeam yang hanya satu orang penerus naik takhta setelah dia. Omri yang paling mendekati karena ada dua generasi selanjutnya, yaitu Ahab dan Yoram. Sebelum Yoram memang ada Ahazia yang menjadi raja, tetapi dia masih satu generasi dengan Yoram karena dia adalah kakak Yoram. Dia mati saat baru memerintah dua tahun dan digantikan oleh Yoram adiknya. Jadi Omri diteruskan oleh Ahab dan anak Ahab. Dua generasi penerus.
Yehu segera diberikan tugas untuk menyatakan penghukuman Tuhan bagi keluarga Ahab, terutama Izebel. Izebel, istri Ahab, perempuan Sidon itu, masih hidup dan masih sangat berpengaruh. Pengaruh yang membuat Israel makin terpuruk di dalam penyembahan berhala dan kekerasan. Firman Tuhan Dalam ayat 12 Yehu memberitahukan para panglima tentara yang lain tentang pengurapannya menjadi raja Israel. Ternyata seluruh panglima yang lain itu berseru menyatakan dukungan bagi Yehu untuk menjadi raja Israel. Mereka bahkan segera menghamparkan pakaian mereka di tanah untuk menghormati Yehu dan meniup sangkakala untuk mengumumkan bahwa raja baru telah dilantik. Ini merupakan konspirasi yang paling cepat tersusun. Tanpa banyak lobi apa pun Yehu segera mendapatkan dukungan dari para panglima tentara. Tuhan sendirilah yang menggerakkan mereka untuk mendukung Yehu. Dengan demikian kekuatan raja baru ini segera dinyatakan dengan dukungan para panglima tentara, dan dukungan mereka merupakan dukungan yang sangat kuat.
Mengapa Tuhan memilih Yehu? Apakah ada kaitan karena dia adalah salah seorang panglima tentara? Tuhan memang memilih orang-orang yang tidak layak dan tidak terpikirkan untuk berbagian di dalam rencana-Nya. Tetapi ini tidak berarti Dia tidak memakai sama sekali kualitas-kualitas yang telah ada dalam diri seseorang. Tuhan memakai Yehu karena dia adalah salah satu panglima pasukan berkereta kuda yang sigap di dalam melaksanakan tugas-tugas militernya. Maka Yehu segera memimpin mereka menuju Yizreel dengan naik kereta kuda. Yoram mengirim utusan untuk bertanya apakah Yehu datang dengan damai? Jawaban Yehu sangat pendek dan dia mengatakan bahwa pembawa berita itu seharusnya ikut dengan dia. Beberapa kali utusan yang bertanya tentang maksud kedatangan Yehu menjadi sekutu Yehu. Tuhan jugalah yang gerakkan sehingga para utusan itu menjadi berbalik dan bersiap untuk menyerang sang raja. Ayat 18 dan 19 mencatat dua orang utusan akhirnya menyeberang ke pihak Yehu hanya karena kalimat pendek Yehu (ay. 18 dan 19). Ketika Yoram sendiri yang menemui, Yehu segera menjawab bahwa selama penyembahan berhala Izebel masih berjalan, tidak mungkin bisa ada damai sejati. Maka Yehu menarik panah dan memanah Yoram hingga mati. Ahazia juga akhirnya terkena panah Yehu dan mati sebagaimana dicatat dalam ayat 27. Inilah kudeta singkat tetapi efektif yang dilakukan Yehu. Dengan keberanian dan keberserahan pada firman yang telah Tuhan nyatakan melalui nabi-Nya, serta dukungan yang langsung muncul dengan segera membuat seluruh penggulingan takhta Yoram berjalan dengan mulus. Yehu juga mengingatkan anak buahnya untuk melemparkan mayat Yoram ke kebun anggur dari Nabot, orang yang dibunuh Izebel karena Ahab menginginkan kebun anggurnya. Pembalasan Tuhan terhadap kekejaman Ahab juga dibalaskan Tuhan dengan cara yang sama. Anak Ahab sekarang terbaring mati di kebun yang diambil dengan nyawa pemilik lamanya.
Untuk direnungkan
Yehu membalaskan apa yang Tuhan telah lama nyatakan, yaitu penghukuman bagi keluarga Ahab. Merenungkan bagian ini membuat setiap orang menjadi gentar, tetapi juga merasa aman. Mengapa menjadi gentar? Sebab Tuhan mengingat setiap tindakan jahat yang dilakukan oleh seorang kepada sesamanya. Tuhan mengingat bukan saja setiap dosa penyembahan berhala yang dilakukan keluarga Ahab, tetapi penumpahan darah yang mereka lakukan semuanya akan diperhitungkan oleh Tuhan. Tuhan juga akan mengingat setiap tindakan kita yang kejam, menipu orang lain, mengambil hak orang-orang, menindas mereka dengan kejam, semua Tuhan ingat. Dia adalah hakim seluruh dunia. Dia bukan saja harus adil, tetapi Dia juga tidak akan lupa. Tuhan tidak bisa disogok. Semua korban dari dosa dan kejahatanmu akan berseru kepada Dia dan Dia akan membalaskannya berdasarkan keadilan-Nya yang sempurna. Jangan terus bertindak kejam! Setiap kata-kata bohong, kata-kata makian, kata-kata kejam, ataupun tindakan yang dengan tega dilakukan untuk menyakiti orang lain, semua akan dilihat oleh Tuhan. Tuhan tidak mungkin tidak adil. Tuhan juga tidak mungkin membiarkan orang-orang jahat yang terus menyakiti orang lain.
Tetapi hal ini juga membuat kita merasa aman. Mengapa? Sebab jika kita dirugikan, difitnah, dihina, direndahkan, diremehkan, ditipu, disakiti, dilukai, bahkan dibunuh sekalipun, Tuhan akan mengingat itu semua. Dialah Sang Hakim di mana kita boleh mengadukan perkara kita. Dialah yang akan memberi kita keadilan yang sejati. Dialah tempat kita berharap untuk adanya kebenaran dan keadilan. Kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa di tempat pengadilan justru tidak ditemukan keadilan, tetapi Allah yang akan menjamin bahwa keadilan pasti akan terjadi (Pkh. 3:16-17). Tidak ada seorang pun yang bisa memastikan keadilan sepenuhnya dijalankan. Bahkan, bukan bermaksud melebih-lebihkan, kita sekarang sudah tidak terlalu kaget lagi kalau mendengar penyelewengan keadilan dari orang-orang yang seharusnya berlaku adil. Hakim, pemimpin, raja, pemerintah, semua sudah terkorup. Harapan apa yang kita miliki kalau untuk meminta keadilan pun kita tidak tahu lagi harus pergi ke mana? Tetapi Tuhan Sang Hakim yang adil tidak tertidur (Mzm. 121:1-4). Di sinilah pengharapan kita untuk keadilan sejati dapat terjadi. Dialah yang memberikan kelegaan bagi kita semua ketika kita diizinkan Tuhan untuk mengalami ketidakadilan, Dia jugalah tempat kita bersandar sepenuhnya karena Dia memperhatikan segala hal yang terjadi, dan kepada Dia jugalah kita semua akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita. (JP)