Silsilah Agung

Devotion from:

Matius 1:1-17

Kita telah masuk ke dalam kitab di mana penggenapan janji Tuhan kepada Daud akhirnya dinyatakan. Injil Matius menggambarkan penggenapan janji ini dengan sebuah silsilah. Inilah silsilah yang menyatakan genapnya janji Tuhan yang diberikan-Nya kepada Abraham dan Daud. Di dalam Matius 1:1-5 dicatat silsilah Tuhan Yesus dari Kitab Kejadian hingga munculnya Isai. Di dalam Kitab Kejadian Tuhan memberikan janji berkat bagi seluruh bangsa yang diberikan kepada Abraham. Tetapi, walaupun Abraham, Ishak, dan Yakub yang merupakan tokoh yang agung (ay. 2), tetapi Yehuda merupakan tokoh yang kelakuannya memalukan. Demikian juga dengan Peres yang merupakan tokoh yang proses dikandungnya hingga saat kelahirannya memalukan karena tingkah laku ayahnya dan ibunya (Kej. 38). Demikian juga ayat 4-5 membahas tokoh-tokoh biasa, tetapi  memasukkan satu perempuan Moab ke dalamnya, meskipun Moab merupakan bangsa yang dinajiskan (Ul. 23:3). Ini adalah catatan silsilah yang dimulai dengan janji yang sangat mulia dan diakhiri dengan terwujudnya dinasti raja yang dimulai dari anak Isai. Tetapi, walaupun silsilah ini adalah perwujudan janji, ternyata Tuhan memakai orang-orang yang bercacat untuk mewujudkan janji itu. Selain itu perwujudan janji ini juga memasukkan orang asing ke dalamnya. Suatu bentuk pernyataan bahwa Israel yang baru, yang akan didirikan oleh Sang Mesias penggenap janji Allah, akan memasukkan orang-orang asing ke dalamnya.

Masuk ke ayat 6-11, dimulailah catatan silsilah yang sangat mulia. Raja-raja Israel dan Yehuda dicatat di sini, tetapi, ironisnya, berakhir dengan pembuangan. Inilah bagian yang telah kita renungkan sama-sama di dalam renungan dari Kitab 1 dan 2 Samuel serta 1 dan 2 Raja-raja. Raja-raja Israel bangkit dan turun, tetapi dinasti yang mulia, dinasti Daud tetap kokoh karena janji Tuhan. Janji Tuhanlah yang mempertahankan dinasti ini hingga tiba pada Kristus. Jika bukan karena janji Tuhan, maka seharusnya dinasti Daud pun mendapatkan kehancurannya karena banyak dari raja-raja mereka yang tidak setia, bahkan bertindak sangat jahat di hadapan Tuhan. Catatan yang mulia tentang raja-raja Israel ini justru ditulis untuk membongkar kecemaran di balik kemuliaan itu. Kemuliaan Israel ternyata tidak dapat mencegah mereka dari pembuangan. Tidak ada keagungan apa pun dari kerajaan Israel dan Yehuda, hanya catatan kesalahan dan kegagalan yang terus menguji kesabaran Tuhan. Akhirnya dinasti yang mulia ini pun berakhir dengan pembuangan.

Di dalam ayat 12-16 dimulailah catatan silsilah dalam keadaan yang sangat kasihan. Israel dan Yehuda dalam pembuangan. Tetapi meskipun catatan ini memuat periode yang hina, namun catatan ini berakhir dengan sangat agung, yaitu lahirnya Yesus Kristus, Anak Daud yang telah dijanjikan, dan Anak Abraham yang akan membawa berkat bagi seluruh dunia. Ayat 17 menutup bagian silsilah ini dengan kesimpulan dari pola 14. Apakah istimewanya angka 14 itu? Angka 14 adalah angka gabungan dari kata “Daud”, DVD, yaitu 4 + 6 + 4 = 14 (4: daleth-d, 6: vav-v, 4: daleth-d. DVD: akronim dari nama “Davyid”).

Inilah permulaan dari kisah penggenapan janji bagi Israel. Kelahiran Anak Abraham yang memberikan berkat bagi dunia dan Anak Daud yang akan menduduki takhta Israel ini merupakan kelahiran yang memuncakkan dinasti yang dimulai dari Abraham.

Matius memberikan silsilah dengan tujuan yang jelas, yaitu menyiapkan pembacanya untuk menerima Israel yang baru, dipimpin oleh Sang Anak Daud, melibatkan bangsa-bangsa kafir di dalamnya. Matius juga mengingatkan bahwa keagungan Israel yang lama, jika tidak melibatkan Kristus, sebenarnya penuh dengan cacat dan cela. Kegagalan Yehuda dengan Tamar, kegagalan Daud dengan Batsyeba, kegagalan dinasti para raja yang berujung pada pembuangan, semua memberikan cermin bahwa Israel yang dikenal oleh orang-orang Yahudi sebenarnya adalah kelompok penerima anugerah Tuhan. Jika Tuhan tidak beranugerah, mereka hanyalah sekelompok orang-orang yang penuh kegagalan.

Jika demikian, seperti apakah Israel baru yang akan didirikan oleh Tuhan Yesus, Sang Anak Abraham dan Anak Daud? Israel ini adalah umat pilihan Tuhan yang terdiri dari orang-orang dari berbagai bangsa, orang-orang yang telah mendapatkan belas kasihan Tuhan, orang-orang yang sebenarnya lebih layak dibuang, tetapi diangkat dan ditebus serta dibenarkan oleh Tuhan Yesus. Anak Daud yang akan datang ini akan membuat semua umat-Nya mendapatkan belas kasihan dan berkat yang besar.

Untuk direnungkan:
Bagian ini mengajak kita untuk merenungkan dua hal. Yang pertama adalah: biarlah bagian ini mengingatkan kita semua akan siapakah kita sebenarnya. Israel bangga karena identitas mereka sebagai umat Tuhan. Tetapi mereka lupa bahwa mereka pun menjadi umat Tuhan karena janji yang Tuhan berikan kepada Abraham, dan janji yang Tuhan berikan kepada Abraham adalah janji untuk memberkati bangsa-bangsa di seluruh bumi, bukan hanya Israel sebagai bangsa (Kej. 12:3). Kitalah orang-orang yang menyicipi berkat ini walaupun kita bukan orang Israel secara jasmani. Kita mendapat belas kasihan Tuhan karena janji Tuhan kepada Abraham menjadi genap melalui Kristus. Kristus mati di kayu salib bagi umat Tuhan di seluruh bumi, termasuk kita. Kita mendapatkan keselamatan dan berbagian menjadi umat Tuhan yang dikasihi-Nya karena janji ini. Siapakah kita? Kita seperti Yehuda, yang gagal melawan kecemarannya. Kita seperti Daud, yang dengan keji membunuh demi menutupi dosanya berzinah dengan istri orang lain. Kita seperti raja-raja Israel dan Yehuda yang lebih mengasihi dunia ini dengan segala berhalanya daripada mengasihi Tuhan. Kita adalah kelompok buangan! Betapa besar cinta kasih Tuhan memanggil kita kembali.

Setelah kita menjadi umat Tuhan, biarlah kita ingat kecemaran itu sehingga kita tidak picik dan menghina orang lain yang belum tiba kepada anugerah Tuhan. Betapa kejam orang yang menghina orang lain tanpa menyadari bahwa dirinya tidak lebih baik dari orang lain itu. Kita diselamatkan hanya karena anugerah. Ini berarti tanpa anugerah kita tidak lebih baik dari siapa pun. Israel tidak lebih baik dari bangsa mana pun. Jika bangsa-bangsa lain hidup cemar, Israel juga sama. Jika bangsa-bangsa lain menyembah berhala, Israel dan Yehuda juga sama. Demikian juga kita. Walaupun kita sekarang memiliki kesadaran akan siapa Tuhan, memahami betapa agungnya keselamatan yang telah diberikan, namun kita tidak boleh lupa bahwa semua terjadi karena Tuhan berbelaskasihan, bukan karena kita layak menerimanya.

Hal kedua adalah: biarlah bagian ini mengingatkan kita bahwa kedatangan Kristus terjadi ketika keadaan Israel sedang hancur. Dia datang ketika seolah-olah tidak ada pengharapan bagi Israel. Ini menjadi pengharapan kita yang paling besar. Ketika sepertinya tidak ada harapan untuk hidup kita, ternyata pada saat itulah Tuhan datang menyatakan anugerah-Nya. Ketika sepertinya kita terus tenggelam di dalam lumpur dosa, dan tidak lagi sanggup melakukan apa pun untuk menolong diri kita sendiri, pada saat itulah, ketika kita berpaling kepada Tuhan, Tuhan sendiri memberikan kekuatan bagi kita untuk bangkit dan meninggalkan dosa-dosa kita untuk kembali kepada Tuhan. Sebagaimana Kristus adalah harapan satu-satunya bagi Israel dalam pembuangan, demikian juga Kristus yang sama adalah harapan satu-satunya bagi kita ketika kita sadar bahwa kita telah terjerat dalam dosa dan kecemaran kita tanpa ada harapan untuk menang.

Doa:
Tuhan, kami bersyukur untuk catatan silsilah yang sangat mulia ini. Tuhan membukakan kepada kami bahwa Tuhan adalah Allah yang akan memanggil bangsa-bangsa, orang-orang yang tidak layak, untuk menjadi bagian dari bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Kami sangat bersyukur karena kami boleh menjadi orang-orang yang mendapat anugerah itu di dalam Kristus. Kuatkan kami untuk hidup bagi-Mu di dalam kekudusan, ya Tuhan. (JP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Silahkan Hubungi Kami