Permulaan Pelayanan Tuhan Yesus
Devotion from :
Di dalam ayat 12 dikatakan bahwa berita penangkapan Yohanes Pembaptis telah sampai kepada Tuhan Yesus, maka Dia pergi ke daerah Kapernaum untuk memulai pelayanan-Nya. Dia menyerukan kedatangan Kerajaan Allah meneruskan pekerjaan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Berakhirnya pelayanan Yohanes Pembaptis berarti dimulainya pelayanan Yesus dari Nazaret. Di manakah Yesus memulai pelayanan-Nya? Injil Matius mengatakan bahwa pelayanan-Nya dimulai di Kapernaum. Kapernaum terletak di utara Israel, berbatasan dengan daerah Siria (Aram di dalam Perjanjian Lama). Dia memulai dari tempat yang sangat dekat dengan wilayah bangsa-bangsa kafir. Matius menyoroti hal ini dengan mengingat bahwa Yesaya pernah menubuatkan tentang terang bagi bangsa-bangsa lain (Yes. 8:23 dan 9:1). Israel yang baru, yang akan dikumpulkan oleh Yesus, tidaklah eksklusif hanya bagi keturunan Yakub secara fisik. Israel yang baru ini akan melibatkan orang-orang dari bangsa lain. Sangat unik karena Injil yang menyatakan Tuhan Yesus sebagai penggenapan nubuat Perjanjian Lama bagi Israel ternyata memulai tulisannya dengan mengabarkan bahwa bangsa-bangsa kafir sekarang dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi bagian dari umat-Nya.
Ayat 16 menekankan bahwa berita Injil akan diperluas hingga ke bangsa-bangsa yang berada dalam gelap, yaitu bangsa-bangsa yang pernah ditolak Tuhan karena mereka terus menerus mengabaikan panggilan-Nya. Tuhan menyatakan diri-Nya kepada mereka yang tadinya ditolak-Nya. Bangsa-bangsa yang telah menyembah berhala, hidup di dalam kecemaran, dan tidak pernah mengenal Tuhan, serta yang tidak beribadah kepada-Nya dengan cara yang berkenan kepada-Nya, inilah ciri-ciri dari bangsa-bangsa lain itu. Tetapi bagi mereka Tuhan memberikan terang dengan cara yang sangat istimewa. Tuhan tidak mengutus para nabi untuk berbicara kepada mereka, tetapi Dia mengutus Anak Tunggal-Nya untuk datang dan menyatakan kehendak Tuhan kepada mereka melalui hidup, pengajaran, dan kerelaan berkorban yang menjadi teladan bagi kita semua. Ini merupakan pernyataan anugerah Allah yang sangat besar bagi semua bangsa yang tidak mengenal Allah. Janji berkat Allah untuk bangsa-bangsa melalui Abraham sekarang digenapi oleh Yesus (Kej. 22:18; Gal. 3:16).
Allah adalah pemilik semua bangsa. Dia menjadikan banyak bangsa melalui satu orang saja, yaitu melalui Adam. Dialah yang berdaulat atas segala bangsa. Tetapi bangsa-bangsa telah menolak Dia. Dia diabaikan, tidak disembah, tidak didengarkan, dan tidak ditaati. Itulah sebabnya Dia murka kepada segala bangsa. Tetapi Dia memberikan belas kasihan-Nya kepada Israel. Bukan kepada bangsa-bangsa Dia menyatakan belas kasihan-Nya, tetapi kepada Israel. Namun ternyata, di dalam belas kasihan-Nya bagi bangsa Israel, Dia tidak melupakan bangsa-bangsa lain. Dia tetap mengingat mereka dan menyimpan kasih karunia-Nya untuk diberikan pada waktu yang telah Dia tetapkan sendiri. Maka setelah genap waktunya, Allah mengirim Anak Tunggal-Nya (Gal. 4:4). Dia mengirimkan Anak Tunggal-Nya agar supaya seluruh bangsa-bangsa kembali memperoleh belas kasihan-Nya. Melalui Israel lahirlah Sang Anak Allah menjadi manusia. Melalui Sang Anak inilah kasih karunia Allah tiba kepada bangsa-bangsa lain.
Terang pada akhirnya tiba kepada bangsa-bangsa lain, tetapi terang itu harus dinyatakan dengan seruan bertobat. Tuhan tidak memberikan anugerah-Nya kepada bangsa yang keras hati dan tidak mau bertobat dari dosa-dosa mereka. Itulah sebabnya Dia terus menantikan bangsa-bangsa bertobat dari dosa-dosa mereka dan mengikuti Dia di dalam kesucian dan kasih yang sejati. Maka tidak ada pernyataan anugerah yang tidak didahului oleh seruan untuk bertobat. Seruan untuk bertobat harus ada! Jika tidak ada seruan bertobat maka umat Tuhan akan menjadi sekelompok orang yang akan terus menghina anugerah Tuhan dan mereka akan terus hidup di dalam dosa dan kecemaran mereka. Bangsa-bangsa ini dikasihi Tuhan, tetapi dosa-dosa mereka dibenci oleh Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk bertobat dan meninggalkan dosa-dosa mereka. Yohanes Pembaptis menyerukan hal ini, dan sekarang di dalam ayat 17 Tuhan Yesus melakukan hal yang sama dengan menyerukan pertobatan bagi bangsa-bangsa yang akan mendapatkan kasih karunia Allah.
Bagian selanjutnya menceritakan dampak dari pelayanan mula-mula Tuhan Yesus. Ayat 18 menulis bagaimana pengaruh Tuhan Yesus sampai kepada sekelompok kecil orang-orang yang akhirnya menjadi murid-murid-Nya. Pengaruh Kristus di Galilea begitu besar di antara orang-orang Galilea, terutama dari mereka yang pernah menjadi murid Yohanes Pembaptis (Yoh. 1:35-37). Meskipun banyak orang datang kepada Yesus untuk mendengarkan pengajaran-Nya, tetapi Dialah yang memilih siapa yang akan menjadi murid-murid-Nya. Dia memilih para nelayan dari Galilea dan memanggil mereka untuk menjadi “penjala manusia”. Tuhan akan mendirikan kerajaan-Nya dengan memanggil orang-orang yang akan diutus-Nya menjadi pengabar Injil. Mereka akan belajar mengenal inti dari berita Injil itu, yaitu Yesus sendiri, dengan hidup bersama dengan Dia selama 3 tahun lebih. Setelah itu mereka akan memahami Injil, yaitu ketika Yesus harus mati, tetapi kemudian bangkit pada hari yang ke-3. Merekalah yang akan memberitakan Kristus setelah Dia naik ke surga dan mulai dari merekalah dunia perlahan-lahan ditundukkan kepada Allah. Kerajaan Allah dinyatakan oleh mereka.
Ayat 20-22 menyatakan respons para murid yang menangkap waktu Tuhan. Mereka segera mengikut Yesus. Mereka meninggalkan pekerjaan mereka, hidup lama mereka, dan mengikut Yesus dengan segera. Mereka tidak menunda-nunda mengikut Yesus karena mereka tahu betapa berharganya kesempatan belajar dari Yesus dan boleh menjadi pengikut-Nya di dalam hidup mereka. Tuhan yang mengizinkan mereka mengikut Dia dan memberikan anugerah besar kepada mereka. Mereka segera mengambil kesempatan itu dan mulai mengikut Yesus.
Untuk direnungkan:
Bagian ini memberitakan tentang kesempatan yang Tuhan berikan secara limpah kepada mereka yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya. Tuhan memanggil kembali bangsa-bangsa yang hidup di dalam kegelapan dengan seruan, “bertobatlah!” Jika saat ini Tuhan memanggil kita dari kehidupan kita yang penuh dengan kegelapan, dan Dia berseru di dalam hati kita, “bertobatlah, mengapa engkau harus binasa di dalam dosamu?”, maukah kita kembali kepada Dia dan bertobat? Kesempatan ini adalah anugerah yang sangat besar. Jangan terus hidup di dalam kegelapan. Tinggalkan dosa-dosamu dan ikutlah Yesus! Sadarkah kita betapa gelap hidup di dalam dosa itu? Ada yang terus menyembunyikan kecemarannya dan menolak untuk meninggalkannya. Ada yang sadar betapa gelap dan sengsaranya hidup di dalam dosa. Ada yang ingin keluar tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Yesus Kristus datang untuk menjadi terang di dalam hidup kita. Tinggalkan dosa-dosa kita! Bertobatlah, berbalik dari hidup kita yang penuh dengan kecemaran, dan ikutlah Yesus seumur hidup kita!
Ada juga yang mendapatkan anugerah boleh mengenal Dia, boleh dipanggil oleh Yesus untuk mengikuti Dia dan belajar dari hidup-Nya. Maukah kita meresponi panggilan itu dengan iman yang sungguh-sungguh? Maukah kita meresponinya dengan tidak menunda-nunda mengikuti Dia. Jika Dia memanggil kita untuk menjadi pelayan-Nya yang memberitakan Injil-Nya, maukah kita tinggalkan segala sesuatu dan ikut Dia, layani Dia, memberitakan Dia, menjangkau orang-orang di mana saja untuk mengenal Dia? Jangan tunda-tunda menjawab Dia! Betapa bijaksananya para murid-murid pertama yang segera meninggalkan segala sesuatu setelah Yesus memanggil mereka.
Doa:
Bapa di surga, kami bersyukur sebab kami yang tadinya hidup di dalam kegelapan, sekarang boleh melihat terang Kristus. Kami bersyukur karena Tuhan berbelaskasihan kepada kami. Kami mau tinggalkan hidup kami yang cemar, ya Tuhan. Kebencian, kecemaran, hawa nafsu, keserakahan, semua yang Engkau benci akan kami tinggalkan. Dan jika Engkau ternyata memanggil kami untuk mengikuti Engkau, menjadi hamba-Mu yang melayani Engkau dan memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa, maka kami dengan segenap hati akan mengikut Engkau, ya Tuhan. (JP)