Jangan Berzinah

Devotion from:

Matius 5:27-32

Bagian selanjutnya yang diajarkan Yesus adalah perintah jangan berzinah. Di dalam Keluaran 20, perintah ini adalah perintah ke-7 yang diberikan setelah perintah jangan membunuh. Jika perintah jangan membunuh mencegah kita untuk membenci orang lain, maka perintah jangan berzinah mencegah kita untuk memanfaatkan orang lain demi kepuasan hawa nafsu kita. Apakah yang dimaksud dengan berzinah? Berzinah berarti seorang suami atau istri berhubungan intim dengan orang lain yang bukan istri atau suaminya sendiri. Jika tindakan fisik menjadi patokan, maka sebenarnya banyak orang yang dapat menaati perintah ini dengan sangat baik. Banyak hal yang membatasi kerusakan moral di dalam masyarakat kita. Penilaian orang lain adalah salah satu yang sangat berpengaruh. Mengapa banyak orang Kristen tidak mau bercerai? Karena takut kepada pandangan orang lain, bukan takut melanggar perintah Tuhan. Banyak orang Kristen yang sebenarnya adalah pezinah sejati tetapi tidak pernah tidur dengan orang lain selain pasangannya sendiri seumur hidupnya. Dia tidak jatuh ke dalam perzinahan secara fisik, tetapi apakah benar dia tidak melanggar perintah jangan berzinah? Tuhan Yesus memberikan perintah mengenai jangan berzinah dengan kedalaman yang sangat esensial. Perzinahan berarti kegagalan menjalankan janji setia di dalam pernikahan. Janji setia itu adalah janji yang diberikan dari dalam hati. Janji merupakan suatu komitmen hati yang mengikat hati, perbuatan, dan perkataan seseorang. Jika perbuatan dan perkataan kita menaati janji, tetapi hati tidak, maka sebenarnya kita telah melanggar perjanjian.

Dalam ayat 28 Tuhan Yesus mengatakan seorang yang melihat orang lain dengan keinginan dan gairah seksual, dia telah berzinah di dalam hatinya. Pada zaman dahulu, jika ada laki-laki yang berani berzinah dengan salah satu istri atau gundik seorang pembesar, maka alat kelaminnya akan dipotong. Alkitab sendiri tidak menerapkan hukuman ini, karena di dalam Taurat hukuman bagi perzinahan adalah kematian. Mengapa mati? Karena perzinahan adalah pelanggaran terhadap pernikahan, dan pernikahan adalah janji yang mengikat seluruh hidup seseorang kepada orang lain. Pernikahan bukan hanya mengenai relasi seksual, tetapi seluruh hidup, dan karena itu pelanggaran terhadap pernikahan berarti hukuman mati (Im. 20:10). Tuhan Yesus di sini mengambil contoh tindakan orang-orang kafir yang mengebiri seorang laki-laki yang kedapatan berzinah. Tetapi Tuhan Yesus memberikan pengertian yang lebih dalam. Bukan alat kelamin seorang pezinah yang perlu dibuang, karena yang bersalah adalah matanya, atau tangannya. Jika dia memandang orang lain dengan keinginan seksual, atau dengan tangannya meraba orang lain dengan keinginan yang sama, maka sebenarnya dia sudah berzinah. Ini tidak berarti Tuhan Yesus memberikan hukuman baru tentang perkara perzinahan. Tuhan Yesus sedang memberikan penekanan tentang keberdosaan seorang pezinah yang harus dihukum meskipun belum membuahkan tindakan perzinahan.

Perzinahan adalah ketika seseorang tidak lagi setia kepada pasangannya di dalam tindakan, perkataan, hati, maupun gairah. Mungkin dia tidak tidur dengan orang lain, tetapi hatinya menginginkan orang lain. Mungkin dia tidak berhubungan dengan orang lain secara seksual, tetapi gairahnya ada pada orang lain. Mungkin dia tidak memeluk orang lain tetapi perkataannya merayu orang lain yang bukan pasangannya. Semua ini adalah dosa perzinahan. Kecemaran hati yang tidak bisa setia, atau yang tidak bisa menguduskan diri dari hawa nafsu cemar, inilah akar dosa dari perzinahan.

Dalam ayat 31 dan 32 Tuhan Yesus mengaitkan dosa perzinahan dengan perceraian. Taurat tidak pernah mengizinkan perceraian. Ulangan 24:1-4 tidak mengizinkan perceraian, tetapi mengatur jika telah terjadi perceraian. Ulangan 24 adalah peraturan agar orang Israel menghormati pernikahan. Seorang laki-laki tidak boleh menceraikan istrinya, tetapi bila ternyata ada perceraian telah terjadi, maka laki-laki itu tidak boleh mengambil kembali istri yang telah diceraikannya bila istrinya itu sempat menjadi istri orang lain. Bayangkan betapa rusaknya Israel bila di tengah-tengah mereka pernikahan dapat dibatalkan dan disambung kembali dengan sebuah surat! Beri surat cerai, lalu menikah dengan yang lain, kemudian bercerai kembaliā€¦ ini semua adalah hal-hal yang menjijikkan bagi Tuhan. Ulangan 24 justru menekankan bahwa siapa pun yang menganggap remeh relasi pernikahan, dia berdosa besar kepada Tuhan. Jika demikian, Ulangan 24 tidak bisa dijadikan pembenaran untuk adanya izin perceraian dari Tuhan. Karena rusaknya masyarakat dan karena praktik perceraian yang begitu umum menjadikan Tuhan memberikan peraturan di dalam Ulangan 24 ini sehingga kerusakan pernikahan yang terjadi di tengah-tengah bangsa kafir tidak terjadi di Israel.

Untuk direnungkan:
Dosa ini adalah penyakit yang makin merusak masyarakat kita saat ini. Pernikahan menjadi ikatan janji yang dianggap enteng dan boleh dilanggar kapan pun. Relasi seksual dianggap sebagai hak azasi setiap orang yang tidak harus diikat oleh perjanjian nikah seumur hidup. Kesetiaan seumur hidup menjadi tema yang terus diabaikan di dalam pesan-pesan populer dalam masyarakat kita. Sebaliknya, pemuasan gairah seksual menjadi tema yang terus disuarakan! Tuhan tidak pernah menganggap seks sebagai hal yang hina. Sebaliknya, relasi seksual begitu agung dan indah sehingga melalui relasi inilah Tuhan menciptakan kehidupan baru ke dalam dunia ini. Itulah sebabnya relasi seksual sejati terlalu agung untuk boleh dilakukan tanpa adanya komitmen seumur hidup. Kesetiaan, komitmen, dan kehangatan relasi pernikahan tidak boleh dilanggar dan diabaikan. Tuhan membenci pelanggar-pelanggar yang menghina hal kudus yang telah Dia tetapkan. Itu sebabnya, biarlah kita mengingat kembali ajaran Yesus ini. Siapa yang mempermainkan janji ini akan mendapatkan kebinasaan. Jika demikian, untuk menjalani hidup yang sesuai dengan keadaan kita sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, marilah kita belajar melakukan dua hal ini.

Hal pertama adalah menguasai diri dari hawa nafsu yang cemar. Jangan membiarkan hawa nafsu meluap tanpa bisa dikendalikan. Tuhan menciptakan kita untuk melakukan apa yang kudus, bukan apa yang cemar (1Tes. 4:3-8). Kita tidak pernah dirancang untuk kecemaran. Setiap orang yang membiarkan pikiran-pikiran cemar terus merasuki dirinya, dia sedang menghancurkan diri sendiri. Siapa yang gagal melihat orang lain dengan cara yang pantas dan kudus, dia sedang menghancurkan kemanusiaannya sendiri. Manusia harus identik dengan kekudusan. Kecemaran adalah pekerjaan setan. Kecemaran akan merusak manusia dan merendahkan dirinya dengan sangat! Tetapi kecemaran tidak akan padam jika terus diberi makan. Jika kita tidak menghindarkan diri dari segala sesuatu yang cemar, maka kekuatan kita untuk menaklukkan kecemaran menjadi makin habis dan jerat kecemaran itu akan makin besar atas kita. Siapa yang berbuat dosa adalah hamba dosa (Yoh. 8:34). Siapa yang berbuat cemar akan dikuasai oleh kecemaran. Jagalah pikiran yang suci, hati yang suci, perkataan yang suci, mata yang suci, tangan yang suci, sehingga seluruh hidup kita boleh dibebaskan dari kecemaran dan hawa nafsu seksual yang tidak pada tempatnya.

Hal kedua yang harus dilakukan adalah memelihara perjanjian nikah dengan kesungguhan di dalam kasih, kesetiaan, gairah, perasaan cinta yang mendalam, dan takut akan Tuhan. Jangan menjalani pernikahan yang hanya formalitas. Suami yang tidak mengasihi istri, meskipun engkau tidak berzinah, tetapi engkau telah melanggar kekudusan pernikahan. Ini sangat dibenci oleh Tuhan. Istri yang tidak mau tunduk kepada suami, meskipun engkau tidak berbuat zinah, engkau sudah menghina Tuhan dengan melanggar perintah-Nya. Jaga kesetiaan kita dengan kehangatan kasih, keintiman, dan kedekatan yang terus dipelihara. Pernikahan yang mengabaikan hal-hal ini adalah pernikahan yang tidak akan mempermuliakan nama Tuhan. Pernikahan yang tidak dijaga adalah pernikahan yang akan mempermalukan nama Tuhan dan menyengsarakan pasangan yang menikah.

Doa:
Tuhan, peliharalah gereja-Mu dan jemaat-Mu. Peliharalah rumah tangga Kristen. Jangan biarkan orang-orang Kristen mempermalukan nama-Mu dengan menjadi suami atau istri yang berdosa. Peliharalah umat-Mu demi nama-Mu yang kudus, ya Tuhan. (JP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Silahkan Hubungi Kami