Mengikut Yesus Keputusanku
Devotion from:
Ayat 14-17 memberikan kisah selanjutnya mengenai mujizat yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Dia menyembuhkan ibu mertua Petrus, dan mengusir setan dari orang-orang yang kerasukan setan, serta menyembuhkan penyakit dari banyak orang. Ayat 17 menunjukkan tafsiran Matius yang sangat luar biasa mengenai peristiwa ini. Matius menafsirkan bahwa segala yang Tuhan Yesus lakukan di dunia ini adalah mengambil kelemahan dan penyakit kita. Tuhan Yesus mengerjakannya dengan membuat mujizat. Tetapi kutipan yang diambil dari Yesaya 53 adalah kutipan dari bagian penderitaan Sang Mesias. Dia menderita, disiksa, bahkan mati tertikam karena kesalahan kita. Ini berarti mujizat yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus merupakan bagian dari karya-Nya untuk mengambil alih segala kelemahan kita. Dia mengerjakan tanda-tanda ajaib, tetapi Dia juga mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia, dihina, dan taat sampai mati di kayu salib (Flp. 2:7). Mengapa Dia mengerjakan mujizat memberi kesembuhan dan mengusir setan? Demi membebaskan manusia dari penyakit dan kuasa Iblis. Mengapa Dia menderita dan mati di kayu salib? Demi membebaskan manusia dari penyakit dosa, kuasa si jahat, dan maut. Semua Dia kerjakan untuk memberikan anugerah Allah bagi orang-orang yang akan ditebus.
Tetapi manusia sangat senang dengan tanda-tanda ajaib. Makin Yesus mengerjakan mujizat, makin orang banyak mengikuti Dia. Semakin Dia berkarya dengan ajaib, menyembuhkan orang, mengusir setan, membangkitkan orang mati, semakin banyak yang ingin mendedikasikan diri menjadi murid-Nya. Tetapi orang yang hanya melihat Kristus sang pembuat mujizat tidak sadar bahwa Dia juga adalah Hamba Tuhan yang menderita. Dialah yang diberitakan oleh Yesaya di dalam Yesaya 53. Salah satu orang yang hanya melihat satu sisi dari pelayanan Yesus adalah seorang ahli Taurat di dalam ayat 19. Seorang ahli Taurat yang akhirnya mengakui bahwa Yesus adalah pengajar yang diutus oleh Allah. Dia mau menjadi murid Yesus dan seumur hidup akan dibimbing dan diajar oleh Yesus Kristus. Tetapi dia mau mengikut Yesus karena melihat mujizat-mujizat dan tanda-tanda mulia yang telah Dia kerjakan. Itu sebabnya Tuhan Yesus mengingatkan lagi bahwa Anak Manusia harus hidup menanggung banyak derita. Dia bahkan tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Dia tidak memiliki hak yang bahkan seekor burung dan serigala miliki di dunia ini. Mau ikut Yesus? Jangan hanya pada waktu senang. Murid yang sejati justru teruji ketika dia rela ikut Yesus di saat sulit. Ketika sulit tetap bersedia pikul salib. Ketika sulit tidak membuka mulut untuk membela diri. Ketika sulit tetap setia menjalankan kehendak Tuhan. Inilah murid yang sejati. Siapa pun bisa mengikut Yesus kalau itu berarti mujizat, kesembuhan yang ajaib, dan kuasa-kuasa yang melampaui alam ini. Kalau ikut Yesus berarti kaya dan bebas penyakit, maka orang paling egois pun bisa menjadi murid yang baik.
Kemudian ayat 21 dan 22 menunjukkan bahwa hak untuk mengikut Yesus, melayani bersama dengan Dia dan menderita bersama dengan Dia adalah hak yang diberikan Yesus kepada beberapa orang saja. Tidak semua boleh mendapatkan hak istimewa ini. Ayat 21 mengatakan ada seorang murid-Nya ingin ikut Yesus, tetapi minta izin untuk memakamkan ayahnya yang baru meninggal. Bukankah Elisa pun diizinkan Elia untuk berpamitan dengan keluarganya dulu (1Raj. 19:20). Tetapi Yesus lebih besar dari Elia. Waktu pelayanan-Nya pun begitu krusial dan sangat pendek. Tidak ada waktu lagi untuk menengok ke belakang. Jangan pikir bahwa kita bisa menentukan kapan mau ikut Tuhan. Mungkin kesempatan sudah tidak akan ada lagi. Jangan pikir bahwa Tuhan harus menunggu waktu kita. Kita yang harus belajar untuk mengikuti Tuhan. Belajar untuk menghargai kesempatan yang Tuhan berikan dan menganggap bahwa setelah ini tidak ada lagi kesempatan. Itu sebabnya Tuhan menjawab: “biarlah orang mati menguburkan orang mati mereka”. Kalimat yang sangat keras dan menyatakan bahwa murid Yesus tidak mengurusi hal-hal itu karena banyak hal-hal yang jauh lebih penting dan sangat mendesak untuk dikerjakan bersama dengan Yesus Kristus.
Untuk direnungkan:
Apakah kita benar-benar mau ikut Yesus? Mengapa? Apakah karena Dia menjanjikan sesuatu untuk kita? Masihkah motivasi egois dari sifat dosa kita menguasai diri kita? Mengapa ikut Yesus? Karena Dia mengerjakan mujizat dan dahsyat? Karena ingin memiliki kemampuan mengerjakan mujizat juga? Karena ingin dimahkotai bersama-sama dengan Dia? Ingat bahwa di dunia ini satu-satunya mahkota yang pernah dikenakan Kristus adalah mahkota duri yang menusuk kulit kepala-Nya hingga berdarah-darah. Mau mahkota seperti itu? Kalau tidak mau mengapa mau ikut Yesus? Ikut Yesus bukan berjalan ke Paris, London, Tokyo, New York. Ikut Yesus itu berarti berjalan ke bukit Golgota. Ikut Yesus berarti perjalanan menuju salib. Sudahkah kita siap? Belum. Kita masih terlalu egois dengan kenikmatan hidup dan kemuliaan diri. Kita mau menjadi orang Kristen setelah melihat dulu untung ruginya. Kita mau jadi orang Kristen karena lebih memberi profit bagi diri dibandingkan agama lain. Kepastian masuk surga, dapat tingkap-tingkap berkat di langit, dan dapat penyertaan Roh Kudus. Ini lebih baik dari tawaran agama lain. Apakah itu penyebab engkau menjadi Kristen? Alasan yang benar untuk seseorang menjadi Kristen adalah karena Allah berhak mendapatkan puji, sembah, dan seluruh hidup kita, dan hanya melalui Kristus kita dapat memberikan puji, sembah, dan seluruh hidup kita menjadi berkenan kepada Allah. Tanpa Kristus Allah tidak mau persembahan kita yang najis. Karena telah dibersihkan oleh Kristus barulah kita dapat mendedikasikan hidup kepada Allah. Sekali lagi, mengapa menjadi Kristen? Karena hanya melalui Kristus kita dapat mempersembahkan segala yang kita miliki kepada Allah. Ini alasannya! Bukan yang lain! Mau ikut Kristus? Silakan ikut dengan motivasi yang benar, yaitu kerelaan dan kerinduan untuk dipakai oleh Allah seperti Kristus telah dipakai oleh Allah. Kristus memberi diri untuk menjadi korban bagi Allah. Apa yang kita mau teladani? Mujizat? Tanda ajaib? Usir setan? Kesembuhan? Tidak! Kita rindu meneladani ketaatan-Nya, dedikasi-Nya, persembahan total-Nya kepada Bapa di surga. Ini yang kita rindu lakukan. Jika tidak ada tempat untuk meletakkan kepala, masih mau ikut Tuhan? Jika ya, maka kita sudah mengerti arti menjadi murid Tuhan Yesus.
Hal kedua adalah: kapankah kita mau ikut Yesus? Masih berani menunda-nunda seolah-olah kitalah pengatur waktu? Kita tidak berkuasa atas waktu dan kesempatan. Tuhan tidak tentu memberikan kesempatan kepada kita. Tetapi jika Dia memberikan kesempatan itu, akankah kita menghargainya? Orang yang tidak mau segera ikut Yesus, lalu tunda tahun depan, kemudian tahun depan lagi, lalu tahun berikutnya lagi, akhirnya Tuhan Yesus telah naik ke surga. Kesempatan tidak datang dengan gampang. Kesempatan juga tidak tentu diberikan oleh Tuhan. Siapa kita sehingga kita sering menghina kesempatan yang Dia berikan kepada kita? Kalau Tuhan sudah memanggil kita untuk melayani Dia, mengapa masih tunggu? Mengapa masih tunda-tunda? Waktunya belum baik? Apakah kita pikir Dia harus terus tunggu waktunya kita? Tidak. Jangan abaikan panggilan-Nya. Jika kita diberikan kesempatan melayani Dia, pergunakan itu sebaik mungkin. Jangan lalai dengan waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan. Hargai dengan memperjuangkan seperti kesempatan ini adalah kesempatan terakhir yang Tuhan akan berikan. Kiranya Tuhan memberikan kita hikmat dalam kepekaan untuk melihat kesempatan yang Dia berikan untuk melayani Dia.
Doa:
Tuhan, kami mau ikut Yesus, karena hanya dengan mengikuti Dialah kami dilayakkan untuk mempersembahkan diri kami kepada-Mu. Kami mau ikut Yesus karena menderita bersama dengan Dia adalah kehormatan yang jauh lebih besar daripada kenikmatan dunia ini. Kami mau ikut Yesus karena mahkota duri yang di kepala-Nya jauh lebih terhormat daripada mahkota emas di kepala raja-raja dunia. Ambil kami untuk melayani-Mu Tuhan! Layakkan kami untuk mengikuti Kristus! (JP)