Celaka dan Bahagia
Devotion from Matius 11:20-30
Tirus, Sidon, dan Sodom adalah kota-kota yang dihancurkan oleh Tuhan karena kehidupan mereka yang sangat rusak. Mereka bukan hanya tidak mengenal Tuhan dan menyembah berhala, tetapi mereka juga mempunyai kehidupan moral yang sangat rusak. Mereka hidup dengan melayani hawa nafsu mereka dan mereka juga tidak mengenal keadilan. Mereka menindas yang lemah dan melakukan banyak kekerasan dan penipuan. Kisah mengenai hukuman mereka dicatat antara lain di dalam Kejadian 18:20; 18:25-32; 19:24-25; Yesaya 23; Yehezkiel 28. Tetapi pada bagian ini Tuhan Yesus mengingatkan bahwa meskipun di Sodom, Tirus, dan Sidon mendapatkan seruan peringatan dari nabi Tuhan (Lot untuk Sodom; Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel untuk Tirus dan Sidon), tetapi mereka tidak pernah mendapat anugerah seruan peringatan dari Anak Allah, yaitu Yesus sendiri. Seruan peringatan yang disertai dengan tanda-tanda mujizat dan pengajaran-pengajaran yang adalah kebenaran yang penuh kuasa menandai pelayanan Tuhan Yesus. Ini jauh melebihi Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, apalagi Lot. Tetapi kota-kota seperti Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum mendapatkan semua tanda-tanda itu melalui Sang Mesias. Kekerasan hati mereka jauh melebihi kekerasan hati orang-orang Sodom, Tirus, dan Sidon. Setelah melihat tanda-tanda dan mendengar firman yang berkuasa dari Yesus, mereka malah menolak Dia.
Sodom, Tirus, dan Sidon harus mempertanggungjawabkan dosa mereka, tetapi mereka tidak perlu mempertanggungjawabkan hati yang keras seperti kota-kota orang Yahudi. Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum sebaliknya, mereka harus mempertanggungjawabkan dosa-dosa mereka sekaligus kekerasan hati mereka yang menginjak-injak dan menghina anugerah Allah. Mereka melihat mujizat dan yang mereka pikirkan adalah apa yang dapat saya peroleh dari Yesus? Keuntungan apa yang Dia ingin berikan kepada kita? Bisakah kita mendapatkan keuntungan dari kemampuan-Nya mengerjakan mujizat? Sama sekali tidak ada perasaan takut dan gentar setelah melihat mujizat-mujizat tersebut. Mereka telah begitu keras hati dan menolak Tuhan.
Setiap anugerah akan datang bersama dengan tuntutan untuk berespons dengan benar. Siapa yang diberi banyak akan dituntut banyak. Siapa yang mendapat anugerah boleh mendengar pemberitaan Injil dan digerakkan oleh Tuhan boleh menerima Tuhan Yesus sebagai Raja kita adalah orang-orang yang paling berbahagia. Tetapi yang paling celaka adalah orang-orang yang mendapat anugerah boleh mendengar pemberitaan Injil tetapi tetap mengeraskan hati. Tuhan akan menghakimi dengan penghakiman yang lebih berat lagi bagi orang-orang yang mendapatkan keistimewaan sedemikian. Mari terus ingat anugerah apa saja yang telah Tuhan berikan dengan limpah kepada kita. Jika kita boleh mendapatkan kelimpahan pemahaman firman yang benar, ini adalah anugerah yang sangat besar. Jika kita boleh memahami siapa Yesus, ini adalah anugerah yang sangat besar. Jika kita boleh begitu dekat dengan kebenaran yang sedang Tuhan nyatakan, ini adalah anugerah yang sangat besar. Apakah kita masih mengeraskan hati? Apakah kita masih menolak untuk hidup bagi Kristus? Apakah kita masih berani kecewa kepada-Nya?
Tetapi di dalam ayat 25 dikatakan bahwa ada orang-orang yang berespons dengan benar. Mereka percaya kepada Yesus dan menjadi pengikut-Nya yang setia. Meskipun mereka hanyalah orang-orang kecil menurut ukuran dunia ini, tetapi Bapa memberikan mereka kepada Kristus dengan cara membuka mata mereka dan hati mereka untuk melihat kemuliaan Allah yang dinyatakan melalui Kristus. Mereka bukan orang-orang berhikmat. Mereka juga bukan orang-orang besar secara kuasa dan pengaruh. Mereka juga bukan orang-orang yang fasih di dalam konsep-konsep agama Yahudi. Mereka hanyalah orang-orang sederhana yang melihat betapa besar kemuliaan Allah di dalam diri Kristus. Yesus mengatakan bahwa inilah yang berkenan kepada Bapa. Yesus juga menganggap mereka sebagai pemberian dari Bapa kepada Dia. Allah Bapa begitu mengasihi Allah Anak sehingga Dia menggerakkan orang-orang sederhana ini untuk datang kepada Allah Anak dan menjadi milik Allah Anak.
Jika di dalam bagian sebelumnya Yesus mengatakan “celakalah!” pada bagian ini Yesus berkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa…” Bapa memberi anugerah kepada siapa yang Dia mau. Kekayaan, kepandaian, hikmat, kedudukan, pengertian tentang agama, semua hal ini tidak membuat seseorang menjadi layak mendapatkan anugerah ini. Dia memberi bukan karena seseorang memiliki sesuatu. Dia memberi hanya berdasarkan kemurahan-Nya yang besar. Biarlah ini kita ingat di dalam hidup kita. Jika kita merasa ada hal yang layak membuat kita diterima oleh Allah, maka kita akan menjadi orang-orang sombong yang ditolak Tuhan. Jika kita merasa tidak memiliki apa pun yang layak, maka kita menjadi orang-orang yang merasa begitu jauh dari Tuhan. Tetapi jika kita merasa tidak layak, namun Tuhan beranugerah melayakkan kita, maka kita akan menjadi orang yang mengasihi Tuhan dan mengikut Dia dengan sepenuh hati.
Setelah menyatakan bahwa Bapa menarik orang untuk datang kepada Yesus, Yesus berseru kepada yang letih lesu dan berbeban berat di dalam hidup untuk datang kepada Dia. Siapa yang kekuatannya begitu lemah untuk menjalani hidup. Siapa yang kehidupannya terlalu berat untuk dapat dipikul sendiri. Siapa yang merasa tidak sanggup karena beban kehidupan yang terlalu berat, silakan datang kepada Yesus. Yesus tidak mencari pahlawan yang tangguh. Dia juga tidak mencari orang-orang berprestasi. Dia justru mencari orang-orang lemah untuk dikuatkan. Kita dapat menjadi pengikut Yesus bukan karena kita berhasil menjadi juara dan mengalahkan pesaing-pesaing kita. Kita justru menjadi pengikut Yesus karena kita gagal dan tidak sanggup bangkit dari kegagalan itu.
Tetapi jangan lupa bahwa di ayat 29 Tuhan tidak membiarkan orang-orang letih lesu ini terus menerus letih lesu. Tuhan mengundang siapa yang berbeban berat untuk datang sehingga beban berat itu menjadi pikulan yang sanggup dia angkut. Tuhan mengundang orang yang berbeban berat untuk ditambahkan beban! Siapa letih lesu? Kita letih lesu? Silakan datang kepada Yesus dan Dia akan memberikan kepada kita kelegaan dengan menambah beban hidup kita. Tuhan menambah kuk dan salib untuk dipikul oleh kita sekalian. Ini berarti Tuhan tidak membiarkan orang-orang lemah tidak berdaya ini terus menerus menjadi lemah dan tidak berdaya. Tuhan akan melatih kita bukan saja untuk memikul beban sendiri, tetapi juga memikul beban tambahan yang Tuhan siapkan. Tidak ada seorang pun dari kita yang sanggup dengan kekuatan sendiri. Tetapi siapa yang telah datang kepada Kristus tidak menanggung beban dengan kekuatan sendiri, melainkan akan menanggungnya bersama-sama dengan Kristus. Dan jika kita boleh menanggung beban itu bersama-sama dengan Kristus, maka tentulah beban itu harus lebih berat lagi. Jangan mengasihani diri! Tuhan tidak mau membiarkan anak-anak-Nya berada di dalam perasaan mengasihani diri. Kita harus mengasihani orang berdosa, bukan diri sendiri. Tuhan memanggil orang-orang yang lelah untuk dikuatkan sehingga sanggup memikul beban tambahan. Kita orang Kristen? Sudah makin sanggup menambah beban tambahan? Atau terus hidup di dalam dunia mengasihani diri yang tidak habis-habisnya?
Untuk diingat:
- Jangan lupa anugerah Tuhan. Jangan hina kesempatan yang Tuhan berikan. Jika Tuhan masih berfirman, biarlah kita berespons dengan datang kepada-Nya dan setia kepada Dia. Jika Tuhan masih membimbing dan menyatakan kebenaran, biarlah kita berespons dengan menaati Dia.
- Biarlah kita sadar bahwa Tuhan memanggil orang-orang yang lemah dan tidak berdaya. Jangan pikir kita kuat, meskipun kita kaya. Jangan pikir kita hebat karena punya banyak pengetahuan. Jangan pikir kita berarti hanya karena kita adalah orang yang berpengaruh. Semua itu tidak membuat Tuhan memilih kita. Tuhan memilih kita meskipun kita banyak kelemahan. Biarlah kita ingat kelemahan kita sehingga kita makin menghargai panggilan Tuhan kepada kita untuk mengikut Yesus.
- Biarlah kita sadar bahwa kita perlu bergantung kepada Tuhan Yesus dan dikuatkan oleh Dia. Biarlah kita memohon belas kasihan Tuhan, tetapi hidup dengan kuat dan berani. Biarlah kita begitu rapuh dan lemah di hadapan Tuhan, tetapi memikul segala beban dari-Nya dengan rela dan sukacita. Biarlah kita sadar kita lemah, tetapi tidak mengasihani diri. Biarlah kita berani berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku lemah dan tidak berdaya. Berikan kepadaku kuk untuk dipikul dan beban tambahan untuk aku angkut, asal Engkau selalu memimpin dan menopang aku.”
Doa:
Tuhan, kami bersyukur karena Engkau menyatakan diri-Mu kepada orang-orang yang kecil dan lemah. Kami bersyukur karena kami adalah orang-orang yang kecil dan lemah. Lebih lagi kami bersyukur karena Tuhan melatih kami untuk memikul beban hidup yang makin bertambah. Biarlah kami dijauhkan dari perasaan mengasihani diri, dan biarlah karena kami bergantung kepada-Mu, kami siap untuk memikul beban hidup yang lebih berat lagi di dalam anugerah dan kekuatan Tuhan. (JP)