Berkata-kata dalam Perumpamaan
Devotion from Matius 13:10-17
Di dalam bacaan hari ini Tuhan Yesus menjelaskan apa yang telah dinyatakan melalui nabi Yesaya. Bangsa Israel akan menjadi buta dan tuli terhadap pemberitaan tentang Kerajaan Allah. Mereka akan mengeraskan hatinya sehingga tidak melihat ketika kedatangan Sang Mesias tiba. Mengapa? Sebab walaupun Yesus telah berbicara dengan cara yang sangat mudah mereka mengerti, tetapi mereka tetap menolak berita yang Dia sampaikan. Mengapa mereka gagal memahami pesan yang Tuhan ingin nyatakan? Karena mereka gagal melihat bahwa Tuhan Yesus adalah Sang Mesias yang dinantikan oleh Israel. Yesus sedang memberitakan tentang Kerajaan Allah dengan kuasa, tanda-tanda, pengajaran, dan perumpamaan, tetapi Israel tetap tidak menanggapi Dia sebagai Mesias mereka. Kuasa mujizat membuat mereka mencari Dia sebagai “sang penyembuh” atau “tabib yang hebat” tetapi mereka tidak memberikan penghormatan yang sepantasnya kepada Dia sebagai Sang Mesias (Luk. 4:23-30). Pengajaran-Nya yang berkuasa membuat orang takjub, tetapi tidak memberikan dedikasi seperti yang seharusnya diberikan kepada Sang Mesias. Perumpamaan yang sederhana membuat orang-orang semakin jauh dari arti sesungguhnya tentang Kerajaan Allah karena mereka tidak mendengarkannya dengan kesadaran bahwa yang sedang memberitakan perumpamaan kepada mereka adalah Sang Mesias. Israel gagal memahami apa yang Kristus ajarkan bukan karena mereka kurang pandai. Mereka gagal memahami apa yang Kristus sampaikan bukan karena mereka kurang belajar. Sebab jika hanya karena kurang pandai atau kurang belajar, maka seharusnya berita yang disampaikan dengan penuh kesederhanaan seperti khotbah di bukit atau seperti perumpamaan yang kita temui dalam pasal 13 ini sudah cukup untuk menjangkau mereka. Tuhan Yesus memakai bahasa sehari-hari dengan sederhana sehingga mereka bisa dijangkau. Itulah sebabnya di dalam ayat 13 dikatakan sekalipun melihat mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar mereka tidak mengerti. Mereka tidak melihat dan mereka tidak mengerti bahwa Tuhan Yesus adalah Sang Mesias yang diberikan Allah Bapa kepada mereka.
Jika mereka telah gagal mengenali Sang Raja, bagaimanakah mungkin mereka akan memahami berita tentang Kerajaan Allah? Itulah sebabnya seluruh perumpamaan yang diberikan di dalam pasal 13 adalah berita tentang dua jenis reaksi tentang Kerajaan Allah: Yang menolak dan yang menerima. Yang menolak akan menolak, tetapi Kerajaan Allah tetap akan disebarkan dan orang-orang yang menerima akan berespons dengan sangat bersukacita ketika mereka menerimanya. Perumpamaan Yesus bukanlah untuk memberitakan hal baru kepada mereka. Perumpamaan Yesus adalah sindiran bagi mereka yang tidak juga mau percaya. Perumpamaan ini juga sekaligus adalah dorongan untuk terus maju bagi yang percaya kepada-Nya. Siapa yang menolak Kristus, Dia tidak akan bisa memahami bahwa sindiran Yesus adalah untuk mereka. Siapa yang menerima Dia akan menerima otoritas pemberitaan-Nya dan akan mengamini setiap perkataan Dia yang adalah kebenaran. Berita tentang Kerajaan Allah akan memecahkan pendengarnya ke dalam dua bagian.
Mereka yang tidak menerima Yesus akan makin jauh dari pemahaman yang sejati tentang Kerajaan Allah. Mereka mungkin beribadah dengan tekun. Mereka juga menjauhkan diri dari segala hal yang cemar dari dunia ini. Mereka bahkan tekun berpuasa menantikan kedatangan Kerajaan Allah dinyatakan kembali dengan kuasa. Tetapi mengapa mereka menolak ketika penggenapan janji Kerajaan Allah itu dinyatakan? Karena pada dasarnya mereka adalah pemberontak yang menolak Allah. Apa pun yang Allah nyatakan, para pemberontak ini akan melawan dan menolak. Allah menyatakan panggilan-Nya kepada mereka ketika mereka di Mesir, dan mereka menolak Dia di padang gurun. Mereka menghina Dia dengan memberontak terhadap pimpinan dan perintah-Nya bagi mereka. Allah menyatakan pimpinan-Nya ketika mereka telah tiba di tanah perjanjian, tetapi mereka menolak dan menginginkan seorang raja untuk memimpin mereka. Allah menyatakan diri-Nya sebagai satu-satunya Allah yang harus disembah, tetapi mereka menyembah berhala dan mengabaikan Dia. Allah menyatakan kebenaran-Nya, tetapi mereka memilih untuk mengikuti cara bangsa-bangsa lain dan membuang kebenaran Tuhan. Allah mengirim Anak-Nya yang tunggal dan mereka memakukan Dia di atas kayu salib. Inilah keberdosaan Israel! Tetapi ini jugalah keberdosaan kita. Paulus di dalam Roma 3:9 mengatakan bahwa baik orang Yahudi maupun non Yahudi telah berada di bawah kuasa dosa. Pemberontakan mereka mencerminkan kebobrokan manusia. Makin diberi anugrah makin berani menantang dan melawan Allah sang pemberi anugerah. Maka ketika Yesus datang, dunia ini menolak Dia (Yoh. 1:10). Tetapi Tuhan memberkati orang-orang pilihan-Nya dengan hati yang menerima Dia dan karena itu mereka dijadikan anak-anak Allah (Yoh. 1:12-13). Demikian juga pada bacaan kita hari ini. Israel menolak Dia dan karena itu tidak mendapatkan pengertian tentang Kerajaan Allah meskipun dinyatakan dengan penuh kuasa dan kesederhanaan oleh Yesus Kristus. Tetapi murid-murid diberikan karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Surga (ay. 11).
Kepada para murid itu Tuhan Yesus memberikan anugerah yang limpah. Mereka dapat mengenal Dia sebagai Sang Mesias, mendapatkan pengajaran dengan tepat karena mereka percaya bahwa Dialah Sang Mesias, dan mendapatkan bimbingan ketika hati mereka masih juga diliputi ketidakmengertian dan ketidakpercayaan. Ini adalah anugerah yang sangat besar. Mereka boleh melihat Yesus, yang menggenapi janji Allah di dalam Perjanjian Lama. Mereka memperoleh apa yang para nabi Perjanjian Lama nubuatkan. Para nabi itu memberitakan tentang Yesus, tetapi tidak sempat melihat Dia datang ke dalam dunia. Para nabi itu mengajarkan tentang Dia yang akan datang, tetapi tidak sempat mengalami kedatangan-Nya ke dalam dunia ini. Para murid memperoleh anugerah ini. Yesus, yang bersama dengan mereka, menjadi guru dan gembala mereka, adalah Dia yang diurapi oleh Bapa di surga. Dan sejak saat mereka diberi anugerah hingga saat ini, manusia tetap terbagi ke dalam dua golongan ini. Mereka yang menolak Allah dan Kristus yang telah diutus oleh Allah, dan mereka yang menerima Kristus yang diutus oleh Allah dan karena itu menerima Allah yang telah mengutus. Kita harus bersyukur karena kita pun boleh menjadi orang-orang yang menerima Yesus sebagai Anak Allah, Sang Juru Selamat. Kita tidak melihat Dia secara langsung ketika Dia berada di dunia ini, tetapi kita akan melihat Dia nanti, dan bahkan Dia sendiri telah berkata: “berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” (Yoh. 20:29).
Biarlah hati kita senantiasa dipenuhi dengan sukacita sejati karena Yesus yang memberikan anugerah ini. Kita bukan orang-orang yang baik. Kita bukan orang-orang yang unggul. Kita bukan orang-orang yang lebih saleh dari orang-orang yang menolak. Sekiranya Tuhan tidak memberikan anugerah-Nya, maka kita pun akan menjadi sama dengan dunia yang menolak Tuhan. Sekiranya kita tidak dipilih, dilahirkan kembali oleh Roh Kudus, maka kita akan menjadi orang-orang yang mendengar tetapi tidak mengerti, dan melihat tetapi tidak menanggap. Inilah anugerah Tuhan bagi pendosa seperti para murid dan seperti kita semua yang percaya kepada-Nya. Kepada yang lain yang tidak diberi anugerah, mereka kehilangan semuanya (Mat. 13:12). Kepada kita yang memperoleh anugerah, kita akan terus diberikan kelimpahan pengenalan akan kebenaran oleh Dia.
Untuk diingat:
Biarlah kita tidak melupakan anugerah Tuhan. Kita menjadi orang-orang pilihan yang diberi anugerah untuk mendengar firman, percaya kepada firman-Nya, dan mendapatkan kelimpahan di dalam pengenalan akan Allah. Marilah kita tidak menjauh dari anugerah ini dengan menghargai setiap pengenalan akan Allah yang kita boleh dapatkan. Sadarkah kita bahwa Tuhan telah memberi firman-Nya, dan akan terus menambahkannya hingga kita berkelimpahan di dalam mengenal Dia? Biarlah kita haus akan hidup yang benar sehingga kita rindu untuk terus belajar bagaimana menyenangkan hati Tuhan. Biarlah kita rindu untuk makin mengenal Tuhan dan belajar untuk memiliki sukacita yang sejati di dalam pengenalan akan Tuhan. Kiranya kita menjadi orang-orang yang menyadari anugerah yang Tuhan sudah berikan, dan menjalani hidup dengan taat karena anugerah-Nya yang besar itu.
Doa:
Tuhan, alangkah bodohnya kami jika setelah memperoleh anugerah mengenal Tuhan, kami mengabaikannya. Tolong kami untuk selalu menerima dengan penuh kekaguman dan ucapan syukur setiap hikmat pengenalan akan Allah yang kami boleh dapatkan karena belas kasihan-Mu kepada kami, ya Tuhan. (JP)