Kuasa Kesembuhan Sang Mesias

Devotion from Matius 15:29-31

Kedatangan Kristus ke tengah-tengah umat Tuhan adalah karena Tuhan mengasihani umat-Nya. Kehadiran Kristus menjadi pernyataan anugerah Allah yang sangat besar. Kehadiran-Nya menandakan bahwa Allah masih akan memperbaiki segala kerusakan yang terjadi. Segala penyakit dan kelemahan akan disingkirkan Allah pada waktunya. Dia tidak berkenan atas segala penyakit dan kerusakan di tengah-tengah manusia. Tetapi kejatuhan manusia di dalam dosa membuat penyakit, kerusakan, dan maut berkuasa di dalam hidup manusia. Tuhan membiarkan manusia terus berada dalam keadaan-keadaan seperti ini karena mereka sendirilah yang telah meninggalkan Tuhan dan mengabaikan Dia, Sang Pencipta dan Pemelihara seluruh ciptaan ini. Tuhan tidak menginginkan manusia hidup di dalam sakit penyakit. Dia tidak menginginkan segala bentuk sengsara dan penderitaan hidup menjadi bagian dalam hidup manusia terus menerus. Tetapi pilihan manusia untuk meninggalkan Sang Sumber Damai Sejahtera membuat kehidupan damai sejahtera menjauh dan meninggalkan manusia.

Tetapi ada alasan lain Tuhan mengizinkan penyakit dan sengsara menjadi bagian dari hidup umat-Nya. Di dalam Yohanes 9:1-5 Tuhan Yesus mengatakan bahwa seseorang mengalami penyakit bukan karena akibat langsung dari dosa dirinya atau orang tuanya. Meskipun penyakit dan kematian datang ke dalam kehidupan manusia karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, tetapi penyakit dan kematian tidak tentu menjadi akibat langsung dari dosa individu seorang manusia. Semua manusia harus mengalami penyakit dan kematian akibat seluruh manusia telah jatuh di dalam kejatuhan Adam, tetapi penyakit dan kematian tidak tentu terjadi sebagai akibat langsung dari dosa seseorang yang menderita penyakit dan kematian itu. Sama seperti orang buta di dalam Yohanes 9:1-5, kebutaan orang itu bukanlah akibat langsung dari dosanya atau dosa orang tuanya. Tetapi kalau begitu mengapa dia lahir buta? Tuhan Yesus memberikan jawaban agar Tuhan Yesus menyatakan pekerjaan-Nya melalui dia. Tuhan menyatakan pekerjaan-Nya melalui orang buta yang disembuhkan, dan Tuhan menyatakan pekerjaan-Nya melalui kesaksian dari orang buta yang disembuhkan itu.

Tuhan mengizinkan sakit penyakit ada supaya kita terus berharap kepada Dia untuk pemulihan segala sesuatu. Tuhan tidak merancangkan kehidupan penuh penderitaan dan penyakit, dan karena itu rancangan damai sejahtera di dalam Kerajaan-Nya akan segera dilaksanakan-Nya di dalam dunia ini. Untuk menunjukkan rancangan damai di dalam Kerajaan-Nya itulah Sang Raja datang ke dalam dunia dan memberikan kesembuhan kepada orang-orang sakit. Maka ke mana Tuhan Yesus pergi, orang-orang sakit selalu mengikuti Dia. Dan karena Yesus banyak diikuti oleh orang sakit ke mana Dia pergi, maka pastilah orang-orang sehat dan orang-orang yang berkedudukan tinggi enggan mengikuti Dia. Tetapi Tuhan Yesus menerima orang-orang sakit itu. Dia tidak menjauhi mereka. Dia menerima mereka. Sang Raja datang untuk melenyapkan penyakit dan kelemahan dari umat-Nya. Tetapi melenyapkan penyakit dan kelemahan bukanlah tujuan utama kedatangan pertama Yesus. Tujuan-Nya datang adalah untuk menebus umat-Nya dari dosa dan penghakiman Allah. Dia datang untuk menanggung dosa kita karena dosa itulah yang telah memisahkan kita dari Allah. Allah diperdamaikan kembali dengan manusia melalui kematian-Nya di kayu salib. Itulah sebabnya semua orang yang percaya kepada Dia memperoleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16), tetapi tidak semua orang yang percaya kepada Dia memperoleh kesembuhan dari penyakitnya. Apakah ini berarti kita tidak sungguh-sungguh beriman? Sama sekali tidak. Kesembuhan kita tetap akan terjadi di dalam ciptaan-Nya yang baru nanti. Tetapi damai dengan Allah adalah hal yang terjadi pada kita sejak di dalam dunia yang sekarang ini. Kita tidak perlu menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali untuk didamaikan dengan Allah Bapa. Kita sudah berada di dalam keadaan damai, karena kita yang percaya kepada Kristus telah menerima pembasuhan darah-Nya sehingga kita telah diperdamaikan dengan Allah saat ini. Tetapi sakit, penderitaan, dan kematian tetaplah menjadi bagian dari hidup yang harus kita hadapi. Ada orang-orang yang mendapatkan kesembuhan, baik secara biasa maupun secara tidak biasa, tetapi juga ada orang-orang yang tidak mendapatkannya.

Tuhan Yesus, digerakkan oleh belas kasihan, menyembuhkan mereka yang datang mencari Dia hingga ke atas bukit. Begitu banyaknya orang sakit yang memohon disembuhkan sehingga jumlah orang yang mengerumuni Yesus menjadi begitu banyak. Tuhan melihat mereka dan tergerak oleh belas kasihan. Dia berbelaskasihan kepada keadaan kita. Belas kasihan inilah yang mendorong Dia untuk rela datang dan tinggal bersama-sama dengan kita. Belas kasihan inilah yang menggerakkan Dia untuk menyembuhkan mereka yang sakit. Belas kasihan inilah yang membuat Dia rela dihina, disiksa, dan dipaku di atas kayu salib.

Setelah Tuhan Yesus menyembuhkan mereka semua, takjublah orang-orang yang menyaksikan. Kuasa Allah dan kedamaian di dalam Kerajaan-Nya sedang dinyatakan! Tuhan benar-benar tidak melupakan manusia. Dia mengingat kita dan memerhatikan kita. Israel sedang hidup di dalam pembuangan tetapi Anak Allah rela tinggal di pembuangan bersama-sama dengan mereka. Maka, selain karena didorong oleh belas kasihan-Nya kepada manusia, Yesus Kristus menyembuhkan orang-orang sakit ini sebagai tanda bahwa Dialah yang diutus Bapa di surga. Dialah Sang Raja yang melenyapkan kelemahan umat-Nya. Dialah Sang Mesias yang diutus oleh Allah. Maka segala hal yang dikerjakan oleh Yesus adalah karena belas kasihan-Nya kepada manusia dan karena ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa. Belas kasihan bagi sesama manusia dan ketaatan yang diberikan kepada Allah, inilah yang harus kita teladani.

Tuhan Yesus menyembuhkan mereka yang datang mengikuti Dia. Tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak ada kesempatan datang? Bagaimana dengan mereka yang tidak juga mendapatkan kesembuhan meskipun mereka begitu setia mengikut Tuhan? Yang harus kita pahami untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah bahwa karya Yesus yang sempurna dan mengubah segala sesuatu secara total baru akan terjadi di dalam langit dan bumi yang baru. Ketika Kerajaan-Nya datang dan memerintah atas seluruh bumi, pada waktu itulah segala penyakit, kelemahan, dan kematian akan ditaklukkan dan tidak akan ada lagi. Segala perbuatan Yesus di dalam menunjukkan tanda-tanda bahwa Dialah Sang Mesias bukanlah pekerjaan-Nya yang final. Kesembuhan, pengusiran setan, dan segala mujizat yang Dia nyatakan adalah untuk menyatakan bahwa nanti, di dalam zaman yang baru, segala kuasa jahat, penyakit, dosa, dan kematian, semua akan ditaklukkan ke bawah kaki Kristus dan dihancurkan oleh-Nya. Inilah yang seharusnya kita harapkan. Kita tidak ingin pernyataan sementara menggantikan pengharapan untuk yang final. Karya Tuhan Yesus akan menjadi sempurna di dalam kedatangan-Nya yang kedua kali nanti. Sebelum karya final ini, Tuhan Yesus ingin kita berharap terus hingga karya final-Nya benar-benar terjadi di dunia ini. Mujizat kesembuhan memang membuat orang-orang kagum dan memuliakan Allah, tetapi mujizat ini diberikan justru untuk mengarahkan orang-orang yang disembuhkan itu untuk menantikan Allah yang telah memberikan kesembuhan kepada mereka. Mereka yang mengalami kesembuhan sebagai tanda mujizat harus mengharapkan kesembuhan sempurna seluruh umat manusia di dalam kedatangan Kristus. Mereka yang tidak mengalaminya, yaitu mereka yang Tuhan izinkan tetap sakit, tetap hidup di dalam kekurangan dan penderitaan yang Tuhan belum mau angkat dan hilangkan, mereka harus dikuatkan dengan pengharapan bahwa di dalam zaman yang baru di bawah pemerintahan Kristus.

Doa:
Kami bersyukur sebab Yesus Kristus, Tuhan kami, adalah Raja yang berotoritas mutlak, tetapi yang penuh dengan belas kasihan. Bimbing kami, Tuhan, supaya kami tidak kehilangan pengharapan akan pemulihan final yang Tuhan akan kerjakan. Ajarkan kami untuk bersabar dan berserah kepada Tuhan di dalam segala kelemahan dan kesulitan kami. (JP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Silahkan Hubungi Kami