Yesus Memberi Makan 4.000 Orang

Devotion from Matius 15:32-39

Peristiwa berikut merupakan peristiwa kedua di mana Yesus memberi makan ribuan orang hanya dari roti yang sangat sedikit. Sekali lagi yang menggerakkan Yesus adalah belas kasihan kepada banyak orang. Betapa besar belas kasihan di dalam hati Yesus. Dia sangat mudah digerakkan oleh belas kasihan-Nya untuk melakukan sesuatu. Inilah belas kasihan yang sejati. Dia bertindak karena digerakkan belas kasihan. Belas kasihan tanpa tindakan adalah belas kasihan palsu. Tindakan tanpa belas kasihan adalah tindakan pura-pura. Belas kasihan Yesus juga tidak hanya mencakup keadaan rohani dari umat-Nya saja. Dia juga sangat memerhatikan keadaan fisik mereka. Tuhan Yesus tidak hanya sedih melihat kedegilan hati atau kebusukan nurani orang-orang Israel saja. Dia juga sedih karena keadaan fisik umat-Nya. Tuhan tergerak oleh belas kasihan karena melihat orang yang lapar. Di manakah belas kasihan kita? Tindakan apa yang kita lakukan karena didorong oleh belas kasihan itu? Kita perlu belajar menyesuaikan hati dan perasaan kita untuk selaras dengan hati dan perasaan Yesus Kristus.

Namun di ayat 33, para murid, yang telah menyaksikan sendiri Yesus memberi makan 5.000 orang dari lima roti dan dua ikan, masih juga belum mengerti bahwa Yesus sanggup memberi makan kepada orang banyak itu. Mereka masih bingung bagaimana mendapatkan roti di tempat sunyi untuk 4.000 orang. Mengapa mereka masih bingung? Sulit dijelaskan. Bahkan setelah mujizat ini pun mereka masih juga belum mengerti (Mat. 16:8-11). Tetapi ketidakmengertian para murid harus menjadi bahan renungan bagi kita sekalian. Apakah kita lebih baik dari mereka? Betapa sering kita melangkah dalam hidup dengan penuh kegentaran karena takut tidak ada “roti”? Kita takut kurang uang, takut tidak ada jaminan di masa depan, takut tidak bisa membiayai gaya hidup yang baik, takut tidak cukup penghidupan bagi keluarga. Kita semua pun tidak tahu dari mana mendapat “roti” di tempat yang gersang dan sepi. Kita lupa bahwa Yesus pernah memberi makan 5.000 orang dan 4.000 orang. Kita lupa bahwa Allah pernah memberi makan seluruh bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun. Kita lupa bahwa Allah menumbuhkan pohon-pohonan dari bumi dengan hanya memerintahkan agar mereka tumbuh. Kita lupa bahwa firman-Nya menyebabkan segala sesuatu ada dari tidak ada. Tetapi kita berani menghakimi kedegilan hati para murid yang tidak juga percaya bahwa Yesuslah sumber pemeliharaan bagi 5.000 dan 4.000 orang yang mengikuti Dia.

Dengan penuh kesabaran Yesus berkata kepada mereka untuk mencari makanan yang ada pada mereka. Tuhan mengerjakan mujizat dengan memakai apa yang telah lebih dahulu Dia berikan kepada kita. Apa yang telah Dia percayakan, berikan semuanya kepada Dia, dan Dia akan memberkatinya untuk menjadi berkat bagi banyak orang, jauh lebih banyak daripada apa yang sanggup kita sendiri kerjakan jika kita tidak memberikannya kepada Dia. Maka kali ini terkumpul tujuh roti dan beberapa ikan. Jumlah yang lebih banyak daripada sebelumnya, lima roti dan dua ikan. Dengan jumlah makanan lebih banyak dan jumlah orang lebih sedikit daripada peristiwa memberi makan 5.000 orang, maka kita berpikir bahwa jumlah makanan sisa tentu akan lebih banyak. Tetapi ternyata tidak. Jika peristiwa memberi makan 5.000 orang menyisakan dua belas keranjang, kali ini hanya tujuh keranjang. Tuhan memberkati sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan. Tuhan tetap memberi kepada mereka dengan limpah, tetapi tidak menjadi terlalu berlimpah hanya karena jumlah roti yang lebih banyak dan jumlah orang yang lebih sedikit. Meskipun Dia memberi dengan limpah, tetapi tetap berdasarkan keperluan mereka.

Perhatikan juga bahwa orang-orang yang diberi makan adalah orang-orang yang berbondong-bondong mengikut Yesus karena mereka sakit. Mereka berjalan begitu jauh di dalam keadaan sakit. Sebagian berjalan begitu jauh sambil membawa teman atau keluarga mereka yang sakit. Ini adalah pemandangan yang sangat memilukan hati. Betapa sengsara hidup manusia jika Tuhan meninggalkan mereka. Betapa bahagia jika di dalam sakit sekalipun, ada Yesus Kristus yang memberikan penyertaan dan pimpinan-Nya kepada kita. Sama dengan 5.000 orang yang mengikuti Tuhan Yesus karena ingin disembuhkan oleh-Nya, 4.000 orang ini pun mengikut Yesus karena mereka mau mendapatkan kesembuhan. Dan sama seperti 5.000 orang itu tidak disuruh pulang dengan perut kosong, demikian juga 4.000 orang ini diberi makan oleh Yesus karena tanpa mujizat dari Yesus Kristus, tidak mungkin mereka mendapatkan makanan dari daerah sekeliling mereka. Mengapa mereka ada di tempat yang sangat sunyi seperti ini? Karena mereka mengikuti Tuhan Yesus yang ingin menyendiri di tempat sunyi untuk berdoa kepada Bapa-Nya di surga. Tetapi, meskipun Tuhan Yesus tidak ingin bertemu siapa pun karena ingin memiliki saat sendiri dengan Bapa dan dengan murid-murid-Nya, perasaan belas kasihan-Nya membuat Dia tetap mau melayani ribuan orang tersebut yang datang mengikuti Dia. Apakah ke-4.000 orang yang datang itu tahu siapa Dia? Mungkin tidak. Mungkin sebagian saja yang tahu. Mungkin banyak dari mereka hanya ingin sembuh, tidak ingin tahu hal lain lagi. Tetapi Tuhan Yesus berbelaskasihan kepada mereka, Dia menyembuhkan mereka dan memerhatikan kebutuhan mereka akan makanan.

Inilah pernyataan kedua kali dari Yesus Kristus bahwa Dialah Allah yang memelihara kehidupan manusia. Dialah yang memelihara umat-Nya sehingga umat-Nya cukup dalam segala sesuatu, bahkan berkelimpahan. Dia memerhatikan segala kebutuhan umat-Nya. Apakah ini berarti Dia harus selalu memberi hingga selalu ada sisa makanan berlebih di dalam hidup kita? Tidak. Setiap tanda mujizat Yesus adalah bayang-bayang dari penggenapan Kerajaan Allah di dalam kedatangan-Nya yang kedua nanti. Pada waktu itulah tidak lagi ada kesusahan, penderitaan, dan air mata. Sakit penyakit, bahkan maut tidak akan ada lagi. Tetapi saat ini kita masih menanti penggenapannya, kita diingatkan lagi bahwa meskipun Kerajaan Allah belum secara final dinyatakan di dunia ini, tetapi Tuhan Yesus tidak pernah gagal memberikan penyertaan, pemeliharaan, dan berkat-Nya untuk memelihara umat-Nya. Dia memberikan itu semua saat ini di dalam kedaulatan-Nya dan cinta kasih-Nya. Tuhan berbelaskasihan kepada kita, maka Dia tidak pernah melupakan kita. Baik pengertian akan kebenaran, kekudusan hidup, hati yang makin menyerupai Dia, maupun pemeliharaan hidup kita sehari-hari, makanan yang secukupnya, pakaian, dan segala yang kita perlukan, Dialah yang akan mencukupkan. Tuhan tidak pernah melayani kerakusan dan keserakahan hidup siapa pun. Tetapi Dia rela memberikan pemeliharaan-Nya bagi kita sehingga kita tidak akan kekurangan apa pun oleh karena Dia.

Mari kita belajar untuk memiliki iman yang terus diperkuat oleh karena hal ini. Kita tahu siapa yang memegang hidup kita, dan kita tahu Dia akan memeliharakan segala sesuatu yang menjadi milik-Nya hingga pada akhirnya. Dia akan memelihara iman domba-domba-Nya. Dia juga yang akan memelihara kehidupan domba-domba-Nya. Dia mencukupkan makanan para domba-domba-Nya dan domba-domba-Nya tidak akan pernah kekurangan apa pun.

Doa:
Tuhan, kami bersyukur karena hidup kami adalah milik-Mu. Kami bersyukur karena apa yang kami perlukan kami dapatkan dari Tuhan kami. Ajarkan kami, ya Tuhan, untuk menyadari kelimpahan berkat-Mu sehingga kami tidak terjerat di dalam dusta Iblis yang menipu kami menjadi orang-orang serakah yang tidak tahu bersyukur kepada-Mu. Ajarkan kami juga, ya Tuhan, untuk memasrahkan hidup kami ke dalam tangan-Mu di dalam kebertundukan dan kegigihan untuk menyatakan kemuliaan nama-Mu. (JP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Silahkan Hubungi Kami