Kuasa Mengusir Setan
Devotion from Matius 17:14-21
Matius kembali menggambarkan keragu-raguan yang dimiliki para murid. Mereka telah mengikuti Yesus dan melihat sangat banyak mujizat. Seharusnya mereka telah memiliki pengertian tentang kuasa Yesus. Dia yang menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dan mengusir setan, Dia jugalah yang memberikan kuasa kepada para murid untuk melakukan hal yang sama. Para murid telah mengalami sendiri bagaimana kuasa Tuhan bekerja melalui mereka. Mereka melakukan apa yang Tuhan Yesus juga lakukan. Tetapi ternyata mereka tetap jatuh bangun di dalam iman mereka. Tidak ada seorang pun yang tidak mengalami jatuh bangun ketika mengikuti Tuhan Yesus. Ada kalanya kita memiliki keyakinan iman yang begitu teguh sehingga tidak ada peristiwa apa pun yang dapat mengendorkan semangat kita untuk mengikuti dan melayani Tuhan Yesus. Tetapi ada saat di mana kita menjadi begitu lemah. Kita menjadi begitu rapuh dan mudah sekali menyerah di dalam mengikut Tuhan. Itulah sebabnya kehidupan para murid menjadi cermin yang akurat untuk menggambarkan keadaan kita di dalam mengikuti Tuhan Yesus. Pada satu waktu para murid menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mengusir setan-setan dengan kuasa yang sangat besar (Mat. 10:7-8). Tetapi di waktu yang lain mereka gagal mengusir setan yang sedang merasuk di dalam diri seorang anak. Maka Tuhan Yesus pun menegur para murid di dalam ayat 17. Mereka disebut sebagai angkatan yang tidak percaya dan sesat (rusak). Keadaan para murid ini dianggap sebagai keadaan umat Israel yang masih sisa. Merekalah golongan sisa yang dimaksudkan di dalam Yesaya 10:22. Jumlah yang sangat sedikit mewakili Israel yang sejati. Secara jumlah mereka begitu kecil. Tetapi secara penyertaan Tuhan, merekalah umat Tuhan yang sejati. Di tengah-tengah kesesatan bangsa Israel, Tuhan Yesus memilih mereka, memanggil mereka, dan tinggal bersama-sama dengan mereka.
Tetapi ketika kelompok kecil ini pun gagal memenuhi apa yang Tuhan tuntut, maka Tuhan menyatakan kesedihan-Nya di dalam teguran ini. Berapa lama lagikah Yesus harus berada di tengah-tengah mereka? Mereka melihat mujizat, tetapi terus meragukan kuasa Tuhan. Mereka terus melihat hal yang tidak mungkin terjadi, tetapi mereka terus meragukan kemampuan Yesus melakukan sesuatu. Mereka diberi kuasa untuk menjalankan panggilan sebagai murid-murid Yesus, tetapi mereka tidak menjadikan seluruh hidup mereka dipimpin oleh kuasa Tuhan. Mereka gagal menjadi murid karena mereka tetap meragukan siapakah Yesus. Keragu-raguan yang hanya hilang setelah mereka menjadi saksi kebangkitan Yesus.
Perhatikanlah bagaimana Yesus menuntut mereka dengan keras. Tuhan Yesus memanggil kita untuk melayani Dia. Panggilan ini sering kali kita remehkan karena kita berpikir Yesus akan mengerti dan tidak menuntut kita terlalu banyak. Kita menundukkan diri kita di bawah tuntutan dunia dan tempat kerja kita. Kita menundukkan diri di bawah tuntutan dunia bisnis. Kita menundukkan diri di bawah tuntutan kebutuhan hidup. Kita memaksa diri mengerjakan semua hal yang dituntut oleh dunia kita dengan sekeras mungkin. Tetapi mengapa kita tidak bisa memberikan tuntutan keras yang sama waktu kita mengikuti Tuhan, melayani Dia, dan hidup di dalam keserupaan dengan Kristus? Kita memberikan sisa kepada Tuhan karena kita berpikir Dia sabar dan tidak menuntut. Orang yang ketika menerima kesabaran memanfaatkan kesabaran itu untuk kepentingan diri sendiri adalah orang yang jahat. Karena Tuhan sabar, kita sengaja berikan yang sisa untuk Dia, maka kita sangat jahat. Tetapi ada hal yang harus kita kenal tentang Tuhan kita dari bacaan hari ini. Tuhan sangat menuntut! Tuhan tidak puas dengan pemberian yang setengah-setengah. Perhatikan kalimat-kalimat dari Yesus berikut ini di Matius 10:37-39:
“Barang siapa mengasihi orang tuanya lebih daripada mengasihi Aku, dia tidak layak untuk aku.”
“Barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”
Demikian juga ketika Dia memercayakan kepada kita untuk melayani Dia. Dia akan menuntut kita karena hanya Dialah yang berhak menuntut kita untuk dengan sepenuh hati dan total di dalam hidup memberikan segalanya kepada Dia. Jangan sembarangan! Tuhan sangat marah kepada orang-orang yang melayani dengan sembarangan! Jika engkau dipercayakan untuk memberitakan firman, belajar sekuat mungkin. Jika engkau dipercayakan untuk mengajar, persiapkan sebaik mungkin! Siapa yang main-main dengan Tuhan akan dihajar oleh-Nya. Para murid dianggap sebagai angkatan yang jahat dan rusak karena tidak juga mampu mengerjakan apa yang Tuhan percayakan kepada mereka.
Setelah Yesus mengusir setan itu, para murid pun bertanya mengapa mereka tidak sanggup mengusir setan itu. Tuhan Yesus mengatakan bahwa mereka tidak punya iman yang paling kecil sekalipun. Yesus mengatakan bahwa iman sebesar biji sesawi akan sanggup menggerakkan gunung untuk tercampak ke dalam laut. Biji sesawi begitu kecil, seperti sebuah titik yang dihasilkan oleh pensil tajam yang ditekankan ke sebuah kertas. Iman sekecil itu pun para murid gagal miliki. Bagaimana agar memiliki iman yang seperti ini? Tuhan Yesus mengatakan di dalam Markus 9:29 bahwa pengusiran setan harus dilakukan dengan doa. Dalam Matius 17:21 dikatakan bahwa mengusir setan harus dilakukan dengan doa dan puasa. Ini berarti kuasa yang bekerja melalui kita adalah kuasa Allah yang harus dinyatakan dengan kebergantungan kepada Tuhan dan membiarkan kuasa Tuhan yang menjadi nyata dan dipermuliakan. Mereka gagal karena mereka tidak mau dijadikan kecil. Mereka mau menunjukkan bahwa mereka sanggup dan mereka berkuasa atas para setan. Kita tidak berkuasa atas setan. Tetapi Tuhan Yesus adalah Tuan yang menguasai dan akan menghakimi para setan. Kuasa Dialah yang kita andalkan. Kuasa itu tidak akan pernah menjadi milik kita. Kita hanyalah saluran yang Tuhan pakai untuk kuasa-Nya boleh dinyatakan. Di dalam Kisah Para Rasul 19:15-16 mengisahkan tentang orang-orang yang berusaha mengusir setan tetapi tidak dengan mengandalkan kuasa Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan bahwa iman yang diperlukan justru adalah iman yang kecil. Iman yang sepenuhnya bergantung kepada Tuhan dan mau terus setia kepada Tuhan sehingga hanya nama Tuhan saja yang dipermuliakan. Iman yang mau nama Tuhan ditinggikan dan nama sendiri tenggelam sehingga hanya sekecil biji sesawi. Siapa mau menonjolkan diri, silakan mengandalkan kuasa yang secara original berasal dari diri. Kuasa yang sangat kecil dan tidak mungkin dipakai untuk mengusir setan. Tetapi siapa yang mau meninggikan Tuhan dan merendahkan diri, dialah yang akan diizinkan mengalami kuasa Tuhan dinyatakan melalui dirinya.
Para murid gagal karena mereka mau menyatakan kuasa diri. Mereka tidak merendahkan diri dan tidak menyadari bahwa Tuhan Yesus adalah sumber dari kuasa tersebut. Mengandalkan diri ternyata identik dengan kurang beriman. Iman bukan keyakinan diri yang kita paksakan untuk percaya meskipun tidak mungkin. Iman berarti percaya sepenuhnya kepada Allah dan kedaulatan-Nya atas segala sesuatu. Tidak beriman berarti gagal memercayai Allah. Gagal percaya kepada kedaulatan-Nya dan kuasa-Nya atas segala sesuatu. Tidak beriman dapat terwujud di dalam ketakutan untuk menjalani hal-hal yang dirasa tidak mungkin. Tidak beriman juga dapat terwujud di dalam bentuk mengandalkan diri sendiri. Tetapi siapa yang beriman, dia akan sanggup menggerakkan gunung dan mencampakannya ke dalam laut. Ini adalah pepatah kuno orang Yahudi yang populer pada zaman Yesus. “Menggerakkan gunung” berarti “hal yang sangat mustahil”. Jadi perkataan “memindahkan gunung” tidak boleh dibaca secara harfiah, tetapi memiliki makna “sangat mustahil”. Hal yang paling mustahil pun dapat terjadi dengan kebergantungan penuh kepada kuasa dan kedaulatan Tuhan, tidak bergantung kepada kekuatan diri, dan motivasi yang tulus untuk memuliakan nama Tuhan.
Doa:
Tuhan, kasihani kami orang yang tidak percaya ini. Kami tidak percaya karena kami terus ragu-ragu dan tidak melihat adanya jalan keluar. Kami tidak percaya karena kami terus mengandalkan diri kami yang kecil ini. Ajarkan kami untuk menyerahkan semua kepada Tuhan, mengandalkan Tuhan saja, dan tunduk kepada Tuhan. Tolong kami untuk belajar lebih beriman lagi kepada-Mu, ya Tuhan. (JP)