Biarkan Anak-anak Datang
Devotion from Matius 19:13-15
Kembali Matius mengingatkan bagaimana Yesus memedulikan mereka yang tidak dianggap di dalam masyarakat. Dia tidak menganggap anak-anak kecil sebagai gangguan dari segala hal besar yang harus Dia kerjakan. Yesus tidak selalu menerima orang-orang yang datang kepada-Nya. Kadang Dia mengabaikan mereka karena begitu banyak hal yang masih harus Dia selesaikan. Markus 1:37-38 dan Lukas 4:42-43 mengatakan bahwa Yesus meninggalkan begitu banyak orang yang mencari Dia karena Dia harus memberitakan Injil Kerajaan Allah di tempat lain juga. Apakah yang menjadi prioritas bagi Yesus? Siapakah yang Dia berikan kesempatan dan siapa yang tidak? Ada yang mendapatkan waktu dan kesempatan begitu besar, tetapi ada yang tidak. Tuhan tidak memberikan kesempatan yang sama besar kepada semua orang. Dia datang untuk melayani Israel, tetapi tidak banyak yang mendapatkan kesempatan dilayani oleh-Nya. Dia datang untuk mati menebus dosa manusia, tetapi tidak semua mendapatkan anugerah keselamatan di dalam darah-Nya. Inilah fakta yang tidak bisa kita sangkal. Tuhan memilih siapa yang akan diberikan anugerah oleh-Nya.
Orang yang menolak ajaran bahwa Tuhan memilih tidak memahami arti anugerah. Anugerah diberikan bukan karena yang menerima layak mendapatkannya. Anugerah semata-mata diberikan karena belas kasihan dari pemberinya. Tuhan tidak menyelamatkan manusia karena manusia layak mendapatkan keselamatan itu. Tuhan menyelamatkan manusia semata-mata karena belas kasihan-Nya saja. Tidak seorang pun dapat memegahkan diri, sombong karena keselamatan yang telah dia terima. Dia tidak layak menerimanya. Hanya karena Tuhan berbelaskasihan maka dia boleh diselamatkan. Tetapi, selain anugerah itu diberikan karena Tuhan berbelaskasihan, anugerah itu juga berhak ditahan oleh Tuhan. Dia tidak berkewajiban memberinya. Dia tidak berkewajiban menyelamatkan manusia. Dia juga tidak berkewajiban untuk menyelamatkan semua hanya karena Dia telah menyelamatkan sebagian. Dia berdaulat untuk menentukan siapa yang diselamatkan dan siapa yang tidak. Dia juga berdaulat untuk menentukan siapa yang diberikan kesempatan dan siapa yang tidak.
Para murid tidak mengerti siapakah yang diberikan anugerah untuk datang kepada Yesus. Begitu banyak orang mau bertemu dengan Dia. Ke mana pun Dia pergi, orang banyak selalu berbondong-bondong mengikuti Dia, dari yang hanya mau melihat Dia hingga yang mau dijamah dan disembuhkan oleh Dia. Begitu banyak yang mencari Dia tetapi Dia tidak selalu memberikan diri-Nya kepada banyak orang itu. Tetapi kepada siapa yang dianugerahkan-Nya kesempatan, kepada mereka akan diberikan dengan limpah. Ketika orang-orang membawa anak-anak kecil supaya Yesus memberkati mereka, para murid melihatnya sebagai gangguan. Anak-anak, meskipun dipandang sangat bernilai dan harus dilindungi, tetapi mereka dianggap sebagai golongan dengan status rendah yang tidak seharusnya menyita waktu Tuhan Yesus. Inilah yang membuat para murid melarang anak-anak itu datang. Anak-anak seharusnya diberikan tempat yang jauh dari seorang yang sangat penting seperti Yesus. Tetapi Yesus mengajarkan kepada kita semua bahwa Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang dinyatakan dengan kemuliaan dan keagungan duniawi. Kerajaan Allah justru dinyatakan melalui apa yang lemah dan hina. Yang lemah dan hina dipakai Tuhan untuk menyatakan kemenangan kerajaan-Nya yang berkuasa dan mulia. Karena kemuliaan itu ada pada Kristus, maka Dia tidak perlu menambahkannya dengan mencari dan memilih orang-orang penting dan mulia. Dia memanggil yang hina dan lemah, dan yang rendah dan tidak diakui masyarakat. Inilah golongan yang akan berbagian di dalam Kerajaan Surga.
Setelah para murid memarahi orang-orang yang membawa anak-anak kecil itu, mereka justru ditegur oleh Yesus. Yesus bukan saja melarang orang-orang mencegah anak-anak kecil datang, Yesus bahkan mengatakan bahwa anak-anak kecil adalah gambaran dari orang-orang yang akan mewarisi Kerajaan Surga. Kerajaan Surga tidak diraih dengan kuasa dan kekuatan senjata. Kerajaan Surga dinyatakan dengan kerelaan Yesus mati bagi umat-Nya. Kerajaan Surga tidak dikelola oleh orang-orang yang pandai dan berpengalaman. Kerajaan Surga diperintah oleh Kristus dan orang-orang yang lemah lembut, mereka yang kecil, dan yang tidak berarti. Kerajaan Surga bukanlah seperti kerajaan-kerajaan dunia yang menekankan kemampuan untuk menimbun kekayaan dan kekuatan angkatan bersenjata mereka. Kerajaan Surga dinyatakan oleh kekuatan untuk hidup kudus, setia kepada Allah, taat, dan bergantung penuh kepada Dia. Kerajaan Surga adalah milik orang-orang yang murni hatinya, tidak pura-pura. Kerajaan Surga adalah milik orang yang lemah dan bergantung penuh kepada kekuatan Tuhan. Siapakah yang dapat menggambarkan kepolosan, kejujuran, dan kebergantungan lebih daripada anak-anak kecil? Maka Tuhan, yang tidak pernah menghina orang-orang rendah, memberkati anak-anak itu dengan meletakkan tangan-Nya di atas kepala mereka. Tidak ada hal yang lebih indah daripada menyaksikan Sang Raja di atas segala raja memerhatikan orang-orang yang diabaikan oleh masyarakat.
Biarlah kisah ini mengingatkan kita untuk melihat anak-anak kecil sebagai harta yang berharga di mata Tuhan. Mereka berharga bukan karena mereka adalah penerus. Mereka berharga bukan karena potensi yang mereka miliki, yang berguna untuk perkembangan gereja di masa yang akan datang. Mereka berharga karena mereka lemah, bergantung, tidak mampu memberikan kontribusi apa-apa, polos, jujur, dan tidak tahu banyak hal. Mereka menjadi contoh yang sangat indah untuk belas kasihan Tuhan bagi gereja-Nya. Gereja Tuhan juga lemah, sangat bergantung kepada Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja, tidak mampu memberikan kontribusi apa-apa, berusaha hidup kudus, dan begitu terbatas di dalam pengetahuan. Tuhan mengasihi kita bukan karena apa yang dapat kita berikan bagi gereja-Nya. Berhentilah memberikan penilaian dan penghargaan berdasarkan kontribusi seseorang di dalam gereja. Gereja yang memerhatikan orang lain karena belas kasihan adalah gereja yang akan ditopang oleh kekuatan dan hikmat Tuhan. Meskipun tidak banyak orang penting, orang kaya, dan orang berpendidikan tinggi, gereja itu tetap akan diberkati dengan limpah dan terus berkembang dengan pesat jika gereja itu terus bergantung kepada kekuatan dan kuasa Kristus, Sang Kepala Gereja. Perhatikan 1 Korintus 1:26! Tidak banyak orang pandai, kaya, dan berkedudukan tinggi yang dipanggil Tuhan menjadi umat-Nya. Tetapi di dalam 1 Korintus 1:27 dikatakan mereka yang rendah ini mempermalukan yang tinggi, yang bodoh mempermalukan yang berhikmat. Jangan hina orang-orang yang rendah menurut ukuran dunia ini, karena suatu hari, di dalam Tuhan Yesus, mereka akan mengungguli dunia ini karena karya yang Tuhan Yesus kerjakan melalui mereka.
Mari lihat pelayanan dan kehidupan kita! Apakah kita meremehkan mereka yang lemah karena kita tidak memperoleh keuntungan apa pun dari relasi dengan mereka? Apakah relasi kita dengan orang lain dilandasi sifat egois yang mementingkan diri seperti ini? Jika kita mau belajar dari Yesus, mulailah menjangkau orang-orang rendah yang diabaikan oleh masyarakat. Mulailah menjangkau orang-orang kecil dan anak-anak kecil. Sepertinya mereka tidak bisa berkontribusi apa pun untuk pertumbuhan dan perkembangan gereja. Tetapi kita tidak mengharapkan mereka untuk pertumbuhan dan perkembangan gereja. Gereja Tuhan selalu berharap kepada Yesus Kristus, dan hanya kepada Yesus Kristus saja, untuk pertumbuhan dan perkembangan gereja-Nya.
Doa:
Tuhan, berikan kami hati seperti hati Juru Selamat kami. Berikan kami kemampuan dan kesabaran, juga kerelaan untuk menjangkau orang-orang yang kecil dan tidak dianggap penting. Berikan kami juga kesadaran bahwa kami pun sebenarnya salah satu dari orang-orang hina yang tidak berharga sama sekali. (JP)