Orang Kaya dan Kerajaan Allah

Devotion from Matius 19:23-26

Sungguh sukar bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Benarkah? Ya. Mengapa? Karena Yesus yang mengatakannya. Orang kaya susah masuk ke dalam Kerajaan Allah selama hatinya masih ada pada hartanya. Keserakahan hidup, kemewahan tanpa memerhatikan orang miskin, pengumpulan uang tanpa memedulikan dampak, mengabaikan dosa dan peraturan demi keuntungan, menikmati kekuasaan dan pengaruh melalui uang yang dimiliki, ini adalah sebagian dari dosa-dosa orang kaya. Kita orang kaya? Bertobat dari dosa-dosa ini! Siapa yang kaya karena menipu, celakalah! Siapa yang kaya dengan sifat serakah, celakalah orang itu! Tuhan tidak peduli harta kita. Makin kita bangga akan harta kita makin Tuhan akan membuang kita. Tuhan tidak bisa disogok! Hamba Tuhan yang sejati tidak peduli uang kita! Gereja yang sejati tidak akan memberikan kita posisi apa pun hanya karena kita orang kaya! Gereja Tuhan lahir, bertumbuh, dan menjadi besar karena usaha banyak orang-orang kecil yang miskin, bukan orang kaya. Waktu orang-orang kaya makin banyak di gereja, gereja menjadi korup dan penuh permainan orang-orang berkuasa yang licik. Perkataan Yesus sungguh benar. Orang kaya sulit masuk Kerajaan Allah.

Bahkan ayat 24 Yesus menggunakan kalimat pepatah kuno orang Yahudi, “Lebih mudah unta masuk lubang jarum…”. Ini adalah perkataan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Jikalau pepatah sebelumnya yang digunakan Yesus, yaitu “memindahkan gunung” menggambarkan hal yang tidak mungkin karena terlalu besar dan kekuatan kita tidak cukup, maka perkataan “unta masuk lubang jarum” menggambarkan hal yang tidak mungkin karena memang tidak pada tempatnya (pembahasan mengenai beberapa pengertian tentang hal ini ada di tafsiran Craig Keener, hlm. 477). Tidak pada tempatnya untuk orang kaya masuk Kerajaan Allah.

Mengapa perkataan Yesus begitu keras? Apakah mungkin karena keadaan Israel yang miskin tidak memungkinkan orang untuk menjadi terlalu kaya tanpa memeras atau mengambil hak orang lain? Bukankah memang banyak orang kaya menjadi kaya dengan tidak halal? Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan keadaan sekarang, bukan? Kalau kita melihat orang kaya langsung kagum, maka kita orang bodoh. Kalau kita melihat orang kaya langsung curiga, maka kita orang picik yang punya pikiran jahat. Kalau kita melihat orang tanpa peduli kaya atau miskin, kita sedikit lebih bijak. Kalau kita melihat orang dan menghargai orang dengan kualitas hidup yang baik dan yang takut akan Tuhan, kita adalah orang bijak. Jangan benci orang kaya karena kecurigaan yang tidak mendasar. Orang yang suka kerja keras dan hemat tidak mungkin kekurangan. Sangat mungkin orang seperti ini menjadi kaya. Siang malam banting tulang dan tidak boros, tentu peluang dia menjadi kaya sangat besar. Jadi Tuhan Yesus tidak ingin kita melihat orang kaya dan langsung menjatuhkan penghakiman. Tetapi jika orang kaya itu lebih pilih hartanya ketimbang Yesus, maka penghakiman Yesus segera dijatuhkan. Lebih mudah unta masuk lubang jarum daripada orang kaya seperti ini masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Orang kaya yang cinta harta, terbiasa bermewah-mewah, terbiasa hidup terlalu enak, bagaimana mungkin mau pikul salib? Jika kita orang kaya, celakalah jika kita tidak mau melatih diri hidup sederhana. Jangan pilih makanan-makanan mewah. Jangan pilih kendaraan terlalu mewah meskipun kita sanggup membelinya. Gaya hidup mewah membuat orang binasa meskipun dia masih hidup. Paulus sangat tepat ketika mengatakan bahwa orang-orang yang hidup mewah dan berlebihan, dia sudah mati selagi dia hidup (1Tim. 5:6). Anak-anak muda yang masih sekolah, atau masih kuliah, jangan pakai barang apa pun yang lebih mahal daripada yang dipakai orang tua kita. Mereka yang kerja, kita hanya nikmati hasil, jangan ambil barang lebih mahal daripada mereka. Orang-orang kaya, ingatlah orang miskin. Ingatlah pekerjaan Tuhan! Hamba-hamba Tuhan, latih diri untuk tidak memandang kepada uang. Hamba Tuhan yang hidup mewah dari persembahan jemaat lebih celaka lagi. Apalagi jika dia mengambil seluruh perpuluhan jemaat untuk dirinya sendiri. Hamba Tuhan jangan ikut urus uang bagi diri sendiri. Biar kita dengan rendah hati menyerahkan urusan itu kepada Tuhan dan kepada jemaat Tuhan yang dipercayakan mengurus gereja. Jika diberi lebih, ingat pekerjaan Tuhan. Jika diberi kurang, belajar cukupkan diri dengan apa yang Tuhan percayakan.

Jika cara kita memandang harta dan uang sudah salah, kita tidak mungkin diselamatkan. Tetapi bukankah manusia diselamatkan karena iman kepada Yesus Kristus? Apa kaitannya dengan kekayaan seseorang? Kaitannya sangat banyak. Orang yang beriman kepada Yesus Kristus harus dikuduskan hidupnya. Dia tidak mungkin beriman tetapi tetap hidup di dalam dosa-dosanya. Maka dikatakan oleh Tuhan Yesus, orang kaya yang lebih cinta uang daripada cinta Tuhan tidak mungkin selamat. Lebih mudah unta masuk lubang jarum daripada orang-orang seperti ini selamat. Jika demikian apakah semua akan binasa? Tidak. Sebab, sebagaimana dikatakan di dalam ayat 26, bagi manusia hal itu mustahil. Tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bagi Allah segala sesuatu mungkin.

Allah sanggup mengubahkan orang yang paling serakah menjadi orang yang paling dermawan. Allah sanggup membuat orang yang paling membenci Yesus menjadi orang yang paling cinta Yesus. Allah sanggup membuat penentang gereja menjadi pembela Injil dan penyebar gereja. Allah sanggup ubah hati orang kaya yang cinta uang menjadi orang kaya yang cinta Tuhan dan sesamanya. Inilah yang Allah sedang kerjakan dan akan kerjakan. Mengubah hati anak-anak-Nya dari cemar dan penuh dosa yang mementingkan diri, menjadi kudus dan penuh kasih bagi orang lain. Kita orang kaya? Tuhan mau memanggil kita menjadi anak-Nya. Tetapi kita harus belajar menang atas godaan dosa serakah, cinta uang, dan kesombongan. Orang kaya yang diubahkan Tuhan pasti menjadi rendah hati. Orang kaya di dunia ini begitu angkuh karena merasa bisa membeli apa pun. Tetapi setelah disentuh Tuhan, mereka bisa diubahkan menjadi begitu rendah hati dan selalu merasa tidak layak. Mari belajar melakukan tiga hal ini. (1) Latih diri untuk cinta Tuhan lebih daripada segala sesuatu, dan cinta orang lain lebih daripada harta. Manusia lebih penting daripada uang, dan Tuhan lebih penting daripada semuanya. (2) Latih diri untuk bekerja sebaik mungkin, segiat mungkin, setajam mungkin, sebenar mungkin, sebijaksana mungkin, tetapi tidak serakah dan gila harta. Orang yang rajin dan cerdik pasti akan berhasil. Tetapi jangan lupakan ketulusan, dan jangan berikan hati kita untuk harta. (3) Latih diri untuk memberi. Orang kaya harus rajin memberi. Tetapi orang miskin pun harus rajin memberi. Tuhan mengasihi orang yang rajin memberi. Tuhan tidak ingin anak-anak-Nya hanya mau diberi dan diperhatikan. Karakter yang agung selalu merasa diri harus jadi saluran berkat yang memberkati orang lain. Orang-orang kerdil berhati jahat selalu merasa diri kurang ditolong, kurang diperhatikan, kurang diberi uang. Orang-orang agung berhati mulia selalu merasa diri kurang menolong, kurang memerhatikan, kurang memberi uang bagi yang lain. “Di mana uangmu berada di situ hatimu berada.” Omong kosong yang paling besar adalah mengatakan kasih tetapi tidak memberi dengan uang. Apakah kita kaya? Beri uang kita untuk pekerjaan Tuhan dan untuk orang lain. Apakah kita miskin? Beri uang kita untuk pekerjaan Tuhan dan untuk orang lain. Apakah kita Hamba Tuhan? Beri uang kita untuk pekerjaan Tuhan dan untuk orang lain. Tuhan akan melihat dan memberi berkat kepada orang-orang yang rindu untuk menolong dan memberi. Siapa yang mengerti hal ini dan menjalankannya, berbahagialah dia. Siapa yang setelah membaca ini pun tetap tidak berubah, kiranya Tuhan berbelaskasihan, sebab jika tidak, bagaimana mungkin dia dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah?

Doa:
Tuhan, jadikan kami orang yang bebas dari jerat harta. Kami mau cinta Tuhan lebih daripada segala sesuatu yang lain. Kami mau cinta sesama kami lebih daripada harta kami. Kami mau belajar memberi. Kami tidak mau meminta dari orang lain. Kami mau memberi karena Tuhanlah sumber segala berkat di dalam hidup kami. Tolong kami dan kuatkan kami, ya Tuhan. (JP)

× Silahkan Hubungi Kami