Kehancuran Yerusalem

Devotion from Matius 24:15-28

Yesus menyatakan apa yang akhirnya akan terjadi pada Yerusalem. Ini merupakan berita yang sebenarnya telah dinubuatkan oleh Allah sejak zaman Daniel, dan sekarang, ketika kesudahan Yerusalem sudah semakin dekat, Yesus Kristus memperingatkan mereka untuk terakhir kalinya. Keengganan mereka mendengar Yesus membuat kehancurannya akan segera tiba. Maka, jika Sang Pembinasa telah tiba untuk menghancurkan Bait Suci (Dan. 9:27, 11:31, 12:11), inilah tandanya Yerusalem akan mengalami kesudahannya. Penganiayaan yang sangat berat akan menimpa Yerusalem untuk terakhir kalinya sebagai kota utama dari umat Tuhan. Mengapa terakhir kalinya? Karena kehancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi adalah tanda berakhirnya mereka menjadi kota utama dari umat Tuhan. Kehancuran tahun 70 Masehi menandai berakhirnya Yerusalem hingga pemulihannya yang menakjubkan, yaitu ketika Tuhan memperbaiki dia dari surga (Why. 21:10).

Mengapa Yerusalem hancur? Karena mereka membunuh nabi-nabi Tuhan. Mereka juga membunuh Yesus Kristus, Raja dan Mesias mereka. Mereka juga membunuh para pemberita Injil tentang Yesus yang bangkit. Ketika mereka menolak pemberitaan para rasul, maka mereka harus hancur. Tetapi orang-orang percaya, yaitu gereja yang berdiri di atas pengorbanan Kristus di kayu salib, mereka juga terkena akibatnya. Sama seperti orang-orang benar ikut menderita ketika Israel dan Yehuda dihancurkan dan dibuang oleh bangsa-bangsa Asyur dan Babel, demikian juga orang-orang Kristen termasuk yang mengalami kesulitan besar ketika Yerusalem dihancurkan. Ketika itu terjadi, Yesus mengingatkan mereka untuk meninggalkan Yerusalem. Yerusalem tidak lagi menjadi pusat dari umat Tuhan. Mereka harus menyebar ke seluruh dunia. Yerusalem, setelah kehancurannya di tahun 70 Masehi, akan menjadi kota biasa, sama seperti kota-kota lain di dunia. Demikian juga Bait Suci setelah kehancuran tahun 70 Masehi ini. Bait Suci bukan lagi bangunan, tetapi tubuh Kristus. Orang-orang percaya menjadi Bait Suci karena sudah digabungkan dengan Sang Bait Allah sejati, yaitu Kristus, yang walaupun dirombak oleh manusia, tetapi didirikan kembali dengan kuasa Allah pada hari yang ketiga (Yoh. 2:19-22).

Keadaan penghancurkan Yerusalem begitu dahsyat sehingga Tuhan Yesus memperingatkan murid-murid-Nya dengan sungguh-sungguh. Murid-murid-Nya harus melarikan diri keluar Yerusalem. Mereka tidak boleh berlambat-lambat, bahkan untuk mengambil barang sekali pun (ay. 17). Penganiayaan ini akan sangat berat sehingga ibu-ibu hamil atau yang sedang menyusukan bayi akan berada di dalam bahaya sangat besar. Siksaan yang dialami oleh Israel mencapai puncaknya pada waktu itu (ay. 21), tetapi Tuhan masih berbelaskasihan. Tuhan mempersingkat waktunya supaya orang-orang benar, yaitu orang-orang Kristen yang percaya kepada Tuhan Yesus, tidak habis binasa (ay. 22). Di dalam kehancuran Israel itu akan muncul mesias-mesias palsu, yang ingin membangun kembali Yerusalem. Mesias-mesias dan nabi-nabi ini akan menggerakkan orang-orang untuk melawan penghancur Yerusalem, dan akan menggerakkan orang-orang untuk mempertahankan Israel. Mereka tidak akan berhasil karena nubuat Yesus tentang kehancuran Yerusalemlah yang akan terjadi. Mesias-mesias palsu ini tidak perlu didengar, sebab ketika Yesus akan datang kembali ke bumi, kedatangan-Nya akan menjadi seperti kilat yang dahsyat di langit. Disaksikan oleh semua, dan disembah sujud dengan gentar oleh semua. Tetapi sebelum saat itu tiba, tidak akan ada mesias atau nabi-nabi yang benar muncul. Kemunculan mereka tidak akan digubris oleh umat Tuhan yang sejati. Tetapi orang-orang lain tetap berharap Yerusalem dipulihkan. Itulah sebabnya nabi palsu dan mesias palsu yang memberitakan damai bagi Yerusalem akan sangat disenangi orang banyak. Mereka akan berkumpul mendengar dan mengikut nabi dan mesias palsu ini seperti burung nazar mengerumuni bangkai.

Kehancuran Yerusalem sudah terjadi, dan semua hal mengerikan yang Yesus telah nubuatkan benar-benar terjadi. Tuhan tidak mengangkat orang-orang pilihan-Nya untuk menghindarkan mereka dari kesulitan dan penganiayaan. Tuhan membiarkan mereka mengalaminya, tetapi memberikan penyertaan-Nya bagi murid-murid-Nya. Dia yang sudah merasakan sendiri penganiayaan dan siksa yang harus ditanggung-Nya di atas kayu salib, Dialah yang akan terus mendampingi orang-orang percaya di tengah-tengah segala kesulitan yang Tuhan timpakan di dunia ini. Tetapi jika Yerusalem mengalami aniaya karena dosa-dosa mereka, maka orang-orang Kristen di dalamnya, yang ikut menderita aniaya, mereka mengalaminya bukan karena hukuman atas dosa-dosa mereka, melainkan sebagai belas kasihan Tuhan untuk menyatakan kepada dunia kemurnian iman Kristen yang teruji oleh penganiayaan (Flp. 1:29, Yak. 1:12, 1Ptr. 1:3-7). Tuhan juga membuktikan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya dengan memberikan kepada mereka pengharapan kekal yang tidak akan hilang di dalam segala situasi yang sulit dan penuh penderitaan.

Kiranya ini boleh menjadi renungan untuk menguatkan kita semua. Tuhan tidak mencabut kita dari kesulitan dan penderitaan yang harus dialami oleh dunia ini. Bahkan ketika dunia ini makin menderita karena kesalahan dan dosa-dosanya sendiri pun kita tetap merasakannya, walaupun kita tidak melakukan dosa-dosa yang sama. Tetapi di tengah-tengah kesulitan itu Tuhan mengerjakan dua hal. Yang pertama adalah memakai kesulitan dan aniaya itu sebagai cara untuk menyatakan anugerah-Nya yang tidak pernah gagal bagi orang-orang pilihan-Nya. Yang kedua adalah memakai kesulitan dan aniaya itu sebagai cara untuk melatih orang-orang pilihan-Nya untuk menghormati Tuhan, berserah kepada Tuhan, dan giat bekerja untuk menyatakan kemuliaan nama Tuhan.

Doakan supaya kita sekalian bersiap. Doakan supaya di tengah-tengah kesulitan kita tetap menjaga kekudusan hidup. Hidup yang murni dan kudus, meskipun dapat turut merasakan kesulitan-kesulitan dan penderitaan sementara di dunia ini, membuat orang-orang pilihan Tuhan bercahaya di tengah-tengah dunia yang gelap ini. Doakan juga supaya di tengah-tengah kesulitan kita tidak mencela Allah. Dialah penopang kita. Mengapa menyalahkan Dia yang justru menjadi satu-satunya yang sanggup menolong kita? Salahkanlah pemberontakan manusia! Salahkan kebejatan moral di sekeliling kita! Salahkanlah dosa! Tetapi jangan lemparkan kesalahan kepada Allah! Doakan juga supaya di tengah-tengah kesulitan kita tetap sanggup melihat dengan iman tangan Allah yang menuntun dan menopang. Di tengah-tengah kesulitan kita tetap menantikan kelegaan dan pembebasan dari Allah. Dari sinilah sumber kekuatan orang-orang Kristen mula-mula berasal. Di tengah-tengah penderitaan bersama-sama dengan Yerusalem yang sedang Tuhan hancurkan, maupun di tengah-tengah penganiayaan dari orang-orang Yahudi, hingga penganiayaan oleh Kerajaan Romawi, mereka menunjukkan kekuatan yang luar biasa dengan berserah dan taat kepada Allah. Kita melanjutkan estafet iman para raksasa itu. Iman yang menjadi besar dan agung karena Tuhan menopang. Kiranya Tuhan menopang kita dan menuntun kita melalui segala hal yang harus kita lalui di dalam hidup ini. (JP)

× Silahkan Hubungi Kami