Awasilah Hidupmu
Devotion from Matius 24:36-44
Yesus memberikan peringatan tentang kehancuran Yerusalem yang akan terjadi, dan bagaimana orang-orang yang percaya kepada Dia harus segera pergi meninggalkan Yerusalem jika bencana itu telah dekat. Tetapi Tuhan Yesus memberitakan hal yang lebih penting lagi, yaitu menjaga diri dari penghakiman Allah. Peperangan, serangan bangsa Romawi, dan penaklukkan oleh kerajaan dunia ini tidak sebesar penghakiman kekal Allah. Di dalam ayat 36 Yesus mengatakan bahwa saat penghakiman akhir ini akan tiba dan tidak ada seorang manusia dan malaikat pun yang tahu kapan saatnya. Bahkan Yesus sebagai manusia pun tidak tahu kapan waktunya. Hanya Bapa di surga yang mengetahui kapan waktunya. Jika kemusnahan Yerusalem tidak lama lagi terjadi, maka penghakiman akhir akan tiba pada saat yang tidak disangka-sangka. Bahkan penantian akan penghakiman akhir ini dapat membuat orang terlena dan akhirnya kehilangan kewaspadaan di dalam hidup bagi Tuhan. Di dalam ayat 37 dikatakan bahwa penghakiman itu akan tiba seperti pada zaman Nuh. Saat semua orang sedang menjalankan hidup dengan mencari semua kesenangan sia-sia, saat mereka tidak sadar bahwa penghakiman Allah sudah dekat, tiba-tiba air bah itu datang dan melenyapkan mereka. Air bah tidak datang mendadak, tetapi karena mereka mengabaikan segala peringatan yang telah diberikan kepada mereka, maka air itu menimpa mereka tanpa ada kesempatan mereka dapat menghindarkan diri darinya.
Demikian juga pada waktu kedatangan Anak Manusia yang kedua kalinya nanti. Ada orang-orang yang akhirnya meninggalkan Dia karena Dia tidak datang-datang. Ada orang yang tetap bertahan dan setia kepada-Nya. Ada orang-orang yang sama-sama di ladang (menunjukkan bahwa secara sepintas keduanya memiliki kehidupan yang sama), tetapi ternyata yang satu memperoleh keselamatan di dalam Kristus sedangkan yang lain tidak. Ada yang tergoda untuk mengabaikan apa yang dulu pernah didengar (dan membuktikan bahwa dari dulu orang-orang seperti ini tidak pernah sungguh-sungguh menanggapi firman Tuhan), dan karena itu tidak termasuk orang-orang yang akan luput dari hari penghakiman, tetapi ada orang-orang yang sepenuh hati dan jiwa menantikan kedatangan Kristus.
Maka Yesus memberi nasihat kepada para murid agar mereka berjaga-jaga. Apakah perkataan ini dikatakan kepada individu atau seluruh umat Kristus, yaitu gereja-Nya? Dua-duanya harus mengingat perkataan ini. Secara individu seluruh orang Kristen harus menguji diri. Sudahkah saya sungguh-sungguh percaya kepada Kristus? Sudahkah hidup saya diubahkan oleh-Nya? Sudahkah saya benar-benar beriman kepada setiap perkataan yang Dia katakan? Sudahkah perkataan itu mengubah hidup saya? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang dapat kita terapkan kepada diri kita sendiri. Iman kita kepada Kristus harus disertai dengan perubahan hidup yang konsisten. Konsisten, bukan perubahan hidup yang hanya sementara saja, tetapi setelah itu kembali kepada kehidupan yang lama. Perubahan hidup ini haruslah sungguh-sungguh menjadikan kita memiliki Kristus sebagai Tuhan yang kepada-Nya kita bertanggung jawab. Perubahan hidup karena berita Injil bisa terjadi dengan cara yang palsu. Mungkin hanya sekadar emosi sementara saja. Mungkin juga hanya karena pengaruh lingkungan tetapi tidak benar-benar masuk ke dalam hati kita. Mungkin juga atas teguran hati nurani, tetapi bukan karena gerakan Roh Kudus yang membawa kita kepada Injil Kristus. Pertobatan yang sejati harus disertai dengan perasaan takut akan Tuhan. Pertumbuhan rohani sejati harus memperjuangkan perasaan takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan hanya bisa terjadi jika kita telah menyadari kasih-Nya kepada kita. Takut akan Tuhan yang sejati adalah takut yang kita berikan di dalam kasih dan kerelaan untuk taat, bukan karena takut hukuman. Takut yang benar inilah yang membuat kita sadar bahwa Yesus Kristus ada bersama-sama dengan kita dan senantiasa menyertai kita melalui penyertaan Roh Kudus. Inilah yang membuat kita tidak mau melepaskan pengharapan dari Dia. Ini jugalah yang membuat kita tidak mau menjalani hidup tanpa dipimpin oleh Dia. Takut akan Kristus yang disertai dengan kasih kepada Dia membuat kita rindu terus dipimpin oleh-Nya hari demi hari. Kebertundukan kepada pimpinan-Nya inilah yang membuat kita terus memiliki kesadaran akan kehadiran-Nya. Kesadaran akan kehadiran-Nya inilah yang mempertahankan, bahkan menguatkan iman kita kepada Dia. Iman kepada Dia inilah yang menumbuhkan pengharapan akan kedatangan-Nya kedua kali. Inilah sebabnya ada orang-orang yang terus dekat dengan Dia dan akhirnya beroleh persekutuan yang sempurna di dalam kedatangan-Nya yang kedua.
Tetapi ada orang-orang yang seolah-olah percaya kepada Dia, walaupun sebenarnya percayanya mereka hanyalah percaya yang kosong. Hanya pengakuan di mulut tanpa ada dedikasi hidup untuk pengakuan itu. Orang-orang ini tidak akan merasa nyaman dipimpin oleh Yesus Kristus. Mengapa tidak? Karena dia mempunyai arah dan tujuan sendiri. Dia tidak mau melepaskan kemudi hidupnya sehingga harus bertarung dengan tangan Allah di dalam membelokkan kemudi itu. Tetapi jika orang-orang seperti ini terus mengeraskan hati menjalani hidup seenak sendiri, maka dia akan kehilangan perasaan dekat dengan Tuhan. Takut kepada-Nya pun tidak akan pernah muncul dan pengharapan kepada Dia telah dipadamkan oleh gairah akan kenikmatan dunia dan harta kekayaan. Karena tidak memiliki rasa takut yang benar, dan karena tanpa adanya iman yang sejati dan tanpa adanya pertumbuhan rohani, orang-orang seperti ini akan pelan-pelan kering, merasa baik-baik saja walaupun diseret makin jauh dari Tuhan, dan akhirnya menjadi orang-orang yang mengabaikan Tuhan dan menolak Dia. Orang-orang ini akhirnya jatuh ke dalam penghakiman akhir Tuhan dan dibuang oleh-Nya.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga. Pelihara kekudusan hidup, jaga hati, iman, dan ketaatan kita kepada Allah. Selidiki firman-Nya dan kenali kebenaran-Nya dengan sebaik mungkin. Taat kepada Dia dan setiap hari harus menjaga relasi dengan Dia. Dunia ini akan dengan gencar menyeret kita jauh dari Allah, tetapi Tuhan Yesus mengingatkan agar kita berjaga-jaga dan bersiap sedia. Sadar ketika kita makin jauh dari Allah, dan sadar ketika dosa begitu dekat menggoda hidup kita. Mari belajar untuk berjaga-jaga, entah Kristus datang hari ini, esok, atau tahun depan, atau setelah kita mati sekalipun, biarlah kita terus siap sedia. Menjaga hidup, membersihkan diri dari dosa-dosa kita, dan terus hidup dengan kesungguhan iman kepada Dia. Biarlah kita hidup dengan gentar seolah-olah Yesus sudah akan datang esok hari. Jika benar Yesus datang besok, sudahkah kita siap menyambut Dia? Tetapi jika kita kehilangan perasaan ini, jika kita menganggap waktunya masih banyak dan panjang, dan bahwa masih ada kesempatan untuk hidup dengan benar, tetapi bukan dalam waktu dekat, maka tanpa kita sadari penghakiman Allah datang atas seluruh bumi dengan tiba-tiba, dan kita termasuk yang akan dilanda penghukuman Allah melalui penghakiman-Nya yang dahsyat itu. Berdoalah untuk ketekunan kita mengikut Allah. Berdoalah untuk kasih kepada Yesus Kristus, agar kasih ini menguatkan kita terus untuk mengikuti Dia. Berdoa juga untuk diberi ketaatan sehingga kita hidup untuk Dia. Dan kiranya kita semua bersiap untuk menjalani hidup dengan sekuat mungkin dan sebaik mungkin di dalam kekudusan agar kita boleh menyenangkan hati Tuhan kita ketika Dia tiba-tiba datang kembali. (JP)