Perempuan dan Persiapan Penguburan
Devotion from Matius 26:6-13
Jika di dalam bagian-bagian sebelumnya Yesus menegur dengan keras ketidakpekaan orang-orang Yahudi tentang penggenapan janji di dalam Dia, maka pada bagian ini Yesus memuji kepekaan seorang perempuan di dalam mempersiapkan pemakaman-Nya. Seorang perempuan yang dengan segenap hatinya memberikan urapan minyak wangi kepada Yesus sebagai tanda bahwa Yesus akan segera dimakamkan. Mengapa dia bisa mengetahui saatnya? Karena Tuhan memberikan kepada dia kepekaan dan telinga yang cepat untuk mendengar. Jika para pemimpin agama Yahudi tetap mengeraskan hati meskipun Tuhan telah memberikan firman-Nya berkali-kali tentang hal ini, tetapi mata mereka tetap buta dan telinga mereka tetap tuli. Itulah sebabnya nubuat Yesaya telah tergenapi di dalam kedegilan mereka yang terus menerus melawan (Yes. 6:10-11). Mereka melihat, tetapi tidak mengerti. Mereka mendengar, tetapi tidak menanggapi.
Bagaimana dengan para murid? Para murid juga tidak mengerti seperti Maria, perempuan ini, mengerti. Mereka melihat bahwa membayar uang sangat mahal untuk minyak wangi, lalu membuang minyak wangi itu merupakan pemborosan. Benarkah ini merupakan pemborosan? Tidak. Mengapa tidak? Karena telah tiba waktunya bagi Yesus akan mati di kayu salib, dan tidak ada seorang pun yang mengerti dan memberikan persiapan simbolik seperti perempuan ini. Maria tidak dianggap penting, tetapi semua orang yang dianggap penting gagal melakukan apa yang dia lakukan, yaitu mempersiapkan kematian Kristus. Bahkan para murid yang berulang kali mendengarkan ajaran Yesus tetap tidak memahami apa yang sebenarnya akan dilakukan oleh Yesus. Mereka melakukan persiapan untuk penobatan Sang Raja (Mat. 21:1-6), tetapi tidak melakukan persiapan untuk kematian Sang Anak Domba. Berapa kalikah Yesus mengajar bahwa sebentar lagi Dia akan diurapi menjadi raja? Berapa kalikah Dia mengajar bahwa sebentar lagi Dia akan duduk di atas takhta Israel? Tidak pernah sekali pun! Berapa kalikah Yesus mengajarkan bahwa Dia harus disiksa dan mati? Berkali-kali (Mat. 16:21; 17:23; 20:18)! Tetapi yang manakah yang dinantikan para murid? Yesus duduk di takhta Daud untuk memerintah atas Israel.
Tetapi, tanpa disadari oleh para murid, ternyata ada seorang perempuan yang terus menyimak apa yang Yesus nyatakan kepada mereka. Dia tidak termasuk orang penting. Perempuan mempunyai peran yang sangat kecil dan sangat tidak signifikan di dalam zaman Tuhan Yesus. Bahkan di seluruh zaman Alkitab, perempuan hampir tidak bisa memiliki peran apa pun di dalam masyarakat. Hanya sedikit tulisan yang pernah mencatat peran yang penting dari seorang perempuan, dan dari budaya Timur Dekat Kuno (Ancient Near East), hanya Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, yang menulis hal-hal yang sangat besar dilakukan oleh perempuan. Alkitab mencatat tentang Miryam, Debora, Naomi, dan Rut. Di dalam Perjanjian Baru pun Alkitab mencatat nama-nama yang tidak penting, tetapi menjadi terus dikenang oleh gereja Tuhan hingga hari ini. Hana, Maria, Elisabet, Maria dan Marta, semua memiliki peran yang sangat penting. Tuhan memilih untuk menyatakan pekerjaan-Nya melalui orang-orang pilihan-Nya, dan pilihan-Nya tidak bergantung betapa pintar, kaya, atau terkenal seseorang. Dia juga tidak memilih hanya laki-laki. Di saat para laki-laki menjadi tuli dan tidak tahu apa yang harus segera terjadi, seorang perempuan menegur ketidakpekaan mereka dengan pengurapan yang dilakukannya sebagai persiapan penguburan Yesus.
Apa yang dilakukan Maria, sang perempuan yang mengurapi Yesus ini, adalah hal yang sangat penting. Dialah satu-satunya dari begitu banyak orang yang menyadari bahwa Yesus akan segera mengorbankan nyawa-Nya. Dialah satu-satunya yang mengasihi Yesus melampaui yang lain karena dia tahu Yesus akan segera mati bagi dia. Bahkan mati bagi seluruh kaum pilihan Allah. Karena dia mengetahui betapa besar kasih Yesus bagi dia dan semua orang percaya yang dipilih oleh Bapa di surga, maka dia pun mempersiapkan hal yang paling baik yang dapat dia lakukan. Dia membeli minyak narwastu yang sangat mahal. Maria tidak mungkin membeli minyak ini jika dia tidak menabung terlebih dahulu, sebab minyak ini sekitar 300 dinar harganya (Yoh. 12:3-5). Ini berarti Maria telah mengetahui makna firman Kristus yang menyatakan bahwa diri-Nya akan dibunuh di Yerusalem. Dia telah tahu jauh sebelum peristiwa pengurapan ini. Betapa peka Maria memahami firman Tuhan. Betapa jauh berbedanya kita yang terus degil dan keras hati di dalam mendengar firman Tuhan.
Pengertian Maria begitu tepat. Dia tahu bahwa kematian Yesus adalah kematian karena dibunuh oleh para imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Dengan demikian tentu dia tidak memiliki kesempatan untuk memberikan penghargaannya kepada tubuh Yesus jika Yesus telah mati nanti. Karena prosesi pemakaman orang-orang hukuman yang disalib akan berlangsung sangat cepat dan tidak memungkinkan untuk memberikan kepada Yesus upacara kedukaan yang pantas, maka Maria mempersiapkan prosesi itu pada waktu makan bersama ini. Berarti Maria bukan hanya tahu bahwa Yesus akan mati, tetapi dia juga tahu bahwa Yesus akan mati di tangan bangsa-bangsa lain oleh karena kebencian dari bangsanya sendiri. Dia tahu dan dia mempersiapkan penguburan yang pantas bagi Yesus. Tanpa bicara, tanpa membanggakan diri, Maria segera bertindak, menyiapkan uang selama berbulan-bulan, lalu membeli minyak yang sangat mahal itu, dan dicurahkan kepada Yesus. Yang tidak mengerti pasti akan mengatakan, mengapa buang-buang minyak mahal ini? Tetapi setelah mereka tahu makna simbolik yang dilakukan Maria, barulah mereka tahu bahwa waktu yang dipilih Maria, dan cara yang dilakukannya memang tidak bisa lebih baik lagi. Waktunya tepat, dan tindakannya tepat.
Biarlah kita mempelajari kepekaan seperti ini. Bagaimana caranya? Hal pertama adalah kerinduan untuk mengerjakan sesuatu untuk Tuhan. Kerinduan yang dimaksud bukan sekadar ingin sekali-sekali melayani, tetapi kerinduan untuk seumur hidup dikuasai oleh tujuan hanya mau menyenangkan hati Tuhan. Entah bekerja, entah studi, atau entah kita berada di keluarga, di tengah-tengah masyarakat, ataupun di dalam gereja, kita didorong oleh keinginan mau menyenangkan hati Tuhan. Dari sinilah Tuhan akan membukakan kepada kita kehendak-Nya (Mzm. 25:10-14). Tuhan akan memberikan hati yang peka terhadap firman-Nya. Tuhan akan menyatakan diri-Nya dan memberikan pengertian kepada mereka yang mau menjalankan kehendak Allah (Yoh. 7:17). Siapa yang takut akan Dia? Siapa yang rindu menyenangkan hati-Nya? Siapa yang rindu menjalankan kehendak-Nya? Tuhan akan mendidik orang-orang seperti ini dan membentuk mereka dengan pengertian dan kepekaan akan kehendak Allah. Orang-orang ini mungkin tidak terlihat menonjol pada awalnya. Tidak ada yang tahu bahwa dia akan melakukan hal-hal yang besar untuk kemuliaan nama Tuhan. Tetapi ketika waktu Tuhan tiba, dialah yang paling cepat dan paling tepat berespons. Tetapi siapa yang hidupnya terus menerus mengejar ambisi-ambisi liar, berpusat pada diri, dan tidak memedulikan kehendak Allah, bagaimana mungkin Allah mau membukakan kebenaran-Nya dan kehendak-Nya kepada orang-orang seperti itu. Biarlah kita belajar untuk menjadi seperti perempuan ini, yang dengan tekun mendengar firman dan dengan rindu mau menyenangkan hati Tuhan. (JP)