Stefanus Ditangkap

Devotion from Kisah Rasul 6:8-15

Di dalam bacaan hari ini, Kitab ini telah masuk ke dalam penghujung bagian pertama, yaitu karya Roh Kudus di Yerusalem dan sekitarnya. Penolakan Yerusalem sudah akan mencapai puncaknya dan karya Tuhan akan segera dilanjutkan ke daerah-daerah lain. Betapa mengerikannya kalau kita tidak menyadari bahwa kesabaran Tuhan sudah akan habis dan Tuhan sudah akan memindahkan daerah Dia bekerja ke tempat lain. Ini tidak disadari oleh Yerusalem. Dan di dalam zaman modern ini sering kali tidak disadari oleh negara-negara yang telah lama Kristen tetapi juga telah lama meninggalkan iman yang sejati. Tanpa sadar mereka mulai ditinggalkan oleh Tuhan. Penolakan Yerusalem masuk ke dalam keadaan puncaknya melalui penolakan para pemimpin agama kepada Stefanus, yang berujung pada pembunuhan Stefanus.

Stefanus adalah satu dari pengurus “meja”, yaitu salah satu pelayan yang dipilih di dalam ayat 5. Tetapi ternyata dia bukan hanya seorang yang mengurusi hal-hal seperti pembagian jatah bantuan bagi janda-janda, tetapi dia juga adalah seorang pengkhotbah yang sangat berkuasa. Dia bukan hanya berkhotbah dengan kuasa Allah, dia juga berdebat dengan hikmat Allah (ay. 10). Stefanus dengan berani mengabarkan Injil disertai dengan berbagai-bagai kuasa dan mukjizat. Di dalam ayat 9 dikatakan jemaat orang Libertini, yaitu orang-orang yang pernah menjadi budak di bawah kekuasaan Roma dan telah mendapatkan pembebasan, bereaksi dengan keras terhadap Stefanus. Kebanyakan dari orang-orang ini adalah kelompok dari daerah luar tanah Yudea. Di bawah perbudakan Roma mereka menjadi orang-orang yang memahami budaya secara luas tetapi mereka tetap mempertahankan kesetiaan kepada tradisi Yahudi. Mereka termasuk golongan yang sangat ketat di dalam memelihara identitas Yahudi mereka. Tetapi ketika berdebat dengan Stefanus mereka tidak sanggup melawan hikmatnya. Stefanus menyatakan kebenaran Injil dengan sejujur-jujurnya dan karena apa yang dia nyatakan adalah kebenaran, maka siapa pun tidak bisa membantah dia tanpa memutarbalikkan kebenaran. Itu sebabnya di ayat 11 dikatakan bahwa mereka menyebarkan berita palsu untuk menghasut orang banyak.

Di dalam ayat 11-14 dibeberkan fitnahan mereka kepada Stefanus. Mereka menuduh Stefanus sebagai penghujat karena memberitakan Injil. Tuduhan mereka begitu mengerikan karena hukuman bagi penghujat adalah hukuman mati. Apakah benar Injil menghujat Allah? Tentu tidak. Mereka menganggap Injil sebagai penghujatan kepada Allah karena Sang Mesias dari Allah diberitakan sebagai seseorang yang mati di kayu salib. Mereka juga menganggap Stefanus menghujat Musa dan Bait Suci karena mengkhotbahkan Kristus. Semua ini adalah fitnah. Stefanus akan membuktikan di dalam pembelaannya bahwa yang ditentang oleh musuh-musuhnya ini bukan hanya Yesus dan berita Injil, tetapi juga Musa, Bait Suci, dan bahkan Allah sendiri. Inilah tuduhan yang sering dituduhkan kepada orang-orang Kristen, yaitu bahwa mereka menghujat Allah, menghina Musa, dan menghina Bait Suci. Ini terjadi karena mereka tidak mengerti bahwa Allah memang merencanakan keselamatan bagi manusia melalui Anak-Nya yang akan menjadi manusia dan mati di kayu salib. Mereka tidak mengerti bahwa Musa bukanlah Juruselamat. Musa menubuatkan Sang Juruselamat, tetapi dia bukan Sang Juruselamat. Mereka juga gagal memahami bahwa Bait Allah adalah simbol sementara tentang kehadiran Allah. Mereka begitu bodoh dan sombong sehingga mereka menolak untuk memahami Taurat melalui sudut pandang Injil, sebagaimana dinyatakan oleh Stefanus dan para rasul.

Pemberitaan Injil tidak mungkin tidak menyinggung orang. Siapa pun yang mendengarkan berita ini akan menemukan bahwa berita ini sangat ofensif. Sangat menyerang siapa pun yang sedang menolak Allah yang sejati. Tetapi setelah beberapa lama orang-orang Kristen di Yerusalem mengalami keadaan damai dengan rakyat di sana, meskipun selalu berkonflik dengan para pemimpin agama, akhirnya tiba juga gerakan permusuhan yang dimulai dengan fitnahan para kaum Libertini ini. Jika sebelumnya orang banyak masih hidup damai, bahkan menaruh perasaan hormat kepada orang-orang Kristen, maka sekarang mulai tiba masa penganiayaan yang dilakukan bukan oleh para pemimpin agama, tetapi oleh rakyat banyak.

Gerakan yang mengerikan dan penuh kebencian ini menunjukkan wajah yang sejati dari umat Israel di Yerusalem. Sekarang menjadi makin jelas bahwa baik para pemimpin agama maupun rakyat banyak, semua memusuhi Tuhan dan membenci orang-orang yang mau menyembah Tuhan. Mereka mulai memakai paham-paham yang salah tentang kekristenan dan menyebarkan kebencian di tengah-tengah orang Yerusalem. Mereka memojokkan orang-orang Kristen dengan memberi label “penghujat adat istiadat Yahudi” kepada mereka. Kebencian yang dahulu mereka luapkan kepada Kristus sekarang mereka luapkan kepada murid-murid-Nya. Setelah mendapatkan dukungan dari rakyat banyak, mereka pun mulai melakukan gerakan. Mereka menangkap Stefanus dengan tiba-tiba dan menyeret dia ke pengadilan agama mereka. Bayangkan betapa menakutkannya saat itu. Orang banyak yang penuh kemarahan datang dengan teriakan dan umpatan menangkap Stefanus dengan kekerasan dan membawa dia ke Mahkamah Agama dengan penuh kebencian. Kata-kata umpatan dan niat membunuh serta segala bentuk luapan kebencian harus dirasakan Stefanus sepanjang perjalanan menuju Mahkamah Agama. Bayangkan orang banyak yang menangkap, menyeret, memaki-maki, berusaha memukul, dengan penuh kebencian mengelilingi Stefanus. Jumlah yang begitu banyak dan penuh amarah ini masih ditambah dengan rakyat banyak yang telah termakan hasutan, berdiri berkerumun sambil meluapkan kebencian kepada Stefanus di sepanjang perjalanannya ke tempat dia akan diadili. Perasaan yang begitu menakutkan tetapi juga begitu penuh hormat. Mengapa hormat? Karena sama seperti Kristus berjalan menuju Golgota dengan diiringi oleh makian kebencian orang-orang di sepanjang jalan, demikian juga Stefanus mengalami hal yang sama. Tetapi ayat 15 mengatakan bahwa Stefanus tetap tenang, bahkan wajahnya mirip dengan wajah seorang malaikat yang kudus.

Kekuatan untuk bertahan dan ketenangan Stefanus tentunya berasal dari Roh Kudus yang memenuhi dia. Demikian juga hikmatnya di dalam memberitakan Injil ketika dia membela dirinya di dalam pengadilan itu, tentu juga dari Allah. Tetapi terkadang Allah membiarkan hamba-Nya yang terbaik memiliki waktu pelayanan sedemikian singkat karena kebencian orang-orang yang mau dijangkau olehnya. Tetapi kebencian yang berasal dari setan tidak akan pernah menang. Kebencian itu boleh menghancurkan banyak gereja Tuhan secara fisik, membunuh banyak murid-murid Kristus dengan demikian kejam, tetapi ketekunan iman setiap orang Kristen membuktikan kemenangan Allah.

Untuk direnungkan:
Bagaimanakah dunia ini dapat membungkam kebenaran? Dengan menyebarkan fitnah yang membangkitkan kebencian. Inilah cara yang dipakai untuk membuat orang Israel membenci Kristus. Cara yang sama juga dipakai untuk membuat orang Israel membenci Stefanus dan membunuh dia. Inilah kekejaman dari berita palsu yang disebarkan dengan tujuan menyulut emosi orang banyak. Tetapi siapa pun yang menjadi korban kekejaman ini karena dia adalah pengikut Kristus, dia akan memiliki bahagia yang dari Tuhan (Mat. 5:10-12). Tidak ada penderitaan yang tidak diizinkan oleh Tuhan. Tidak ada penganiayaan yang tidak Tuhan nubuatkan terlebih dahulu. Karena itu setiap orang Kristen yang mengalami penganiayaan karena imannya kepada Kristus tidak pernah kehilangan pengharapan surgawi. Tuhan menyertai hamba-hamba-Nya yang dianiaya oleh karena Injil. Tuhan mempersiapkan penghormatan besar bagi mereka yang harus mendapat sengsara karena nama Yesus. Berdoalah minta kekuatan bagi kita sendiri dan bagi orang-orang Kristen yang dianiaya karena memberitakan Kristus. Biarlah setiap penganiayaan dipakai oleh Tuhan agar rencana-Nya digenapi, nama-Nya dipermuliakan, dan pertobatan sejati dapat terjadi.

Doa:
Ya Tuhan, berikanlah kekuatan kepada setiap umat-Mu yang harus mengalami fitnahan dan aniaya. Kiranya nama Tuhan terus menjadi kekuatan bagi mereka untuk terus setia kepada Kristus, dan biarlah kesetiaan mereka kepada Kristus boleh menjadi sesuatu yang mempermuliakan nama Tuhan. Pakai kami juga, ya Tuhan. Jika tiba waktu kami untuk mengalami kesulitan, fitnah, bahkan aniaya dan kematian, pakai semua itu untuk membuktikan bahwa bukan kami yang memiliki kekuatan untuk bertahan, tetapi Roh Kudus yang menopang iman kami, sehingga di dalam situasi apa pun kami tetap menyatakan kemuliaan Kristus. Dalam nama Tuhan Yesus kami memohon. Amin. (JP)

× Silahkan Hubungi Kami