Penyertaan Tuhan Meluputkan Paulus

Devotion from Kisah Rasul 23:12-24

Pengertian sejarah dan latar belakang dunia Perjanjian Baru
Bagian ini sangat penting untuk sampai kepada narasi klimaks, yaitu Paulus tiba di Roma dan mengabarkan Injil di sana. Bagaimana mungkin Paulus, seorang tahanan di Yerusalem, akhirnya bisa tiba di Roma? Kisah Rasul 23-26 menjadi narasi pengantar untuk masuk ke periode akhir pelayanan Paulus, yaitu mengabarkan Injil di Roma. Demikian hal-hal yang perlu kita ketahui:

  1. Ketika kelompok Sanhedrin gagal untuk sepakat menghukum Paulus karena pertikaian kelompok Farisi-Saduki di dalamnya, maka pembenci Paulus di Yerusalem berusaha dengan cara lain. Mereka ingin membunuh Paulus dengan tangan mereka sendiri. Mereka bahkan rela menukar nyawa mereka demi membunuh Paulus. Mereka rela diri mereka mati asalkan Paulus juga mati. Ini adalah jiwa teroris. Kekristenan sangat berbeda dengan jiwa teroris. Kekristenan meneladani sifat pengorbanan Kristus, yaitu memberi diri agar orang lain mendapatkan hidup. Memberi hidup demi orang lain memperoleh hidup. Rela mati agar orang lain dapat hidup. Tetapi jiwa teroris mengatakan bahwa engkau harus mati sama seperti saya juga mati. Jika di Yerusalem saja bisa terdapat lebih dari 40 orang yang bersumpah dan mengutuk diri untuk membunuh Paulus, dapat dibayangkan berapa besar bahaya kota itu bagi Paulus. 40-an orang yang menyebar di Yerusalem untuk membunuh seorang yang tidak punya kuasa politik dan militer apa pun tentu sangat berlebihan. Mereka mempersiapkan plot seolah-olah ingin mendengar pembelaan Paulus lagi dan meminta kepala pasukan mengatur pertemuan antara Paulus dengan dewan Sanhedrin sekali lagi. Mereka telah berencana untuk membunuh Paulus begitu penjagaan kepada Paulus menjadi longgar. Tetapi narasi ini mengajarkan bahwa Tuhan memberikan perlindungan untuk meluputkan Paulus.
  2. Ayat 16 mengatakan bahwa berita itu bocor ke seorang anak, yang adalah keponakan Paulus. Keponakan Paulus segera melapor kepada Paulus dan Paulus meminta agar anak itu dipertemukan dengan kepala pasukan oleh sebab berita penting yang harus didengarnya. Berita bahwa lebih dari 40 orang telah bersiap untuk membunuh Paulus membuat pekerjaan menjaga Paulus menjadi terlalu berat untuk kepala pasukan. Paulus harus menjadi tahanan Gubernur Romawi pada waktu itu, yaitu Feliks (Marcus Antonius Claudius Feliks), yang memerintah di daerah utara Yudea (Kaisarea). Feliks adalah orang kejam yang senang menerima suap. Pada periode pemerintahannya kejahatan menjadi sangat banyak karena perlindungan yang diberikan oleh sebab suap kepada sang gubernur korup ini. Tetapi, walaupun dia adalah gubernur yang korup, dia menikahi seorang Yahudi sebagai istrinya. Sangat cocok jika Paulus ditahan oleh Feliks, karena dengan demikian dia bisa mengabarkan Injil juga kepada Feliks dan istrinya yang adalah orang Yahudi. Kepala pasukan membawa Paulus kepada Feliks karena Paulus adalah orang Romawi yang harus diadili. Kepala pasukan itu tidak ingin sesuatu terjadi jika dia diadili berdasarkan cara Yahudi, maka dia meminta Feliks yang mengadili Paulus.
  3. Kepala pasukan itu memerintahkan 470 orang dari tentaranya untuk mengawal Paulus dan mereka berjalan malam hari. Sekitar 200 orang tentara Romawi bersenjata lengkap diperlukan dan tidak berlebihan untuk melindungi seorang penting dari serangan perampok berjumlah 50-100 yang mungkin ditemui. Karena ada informasi bahwa telah ada 40-an orang yang siap membunuh Paulus, maka jumlah 200 adalah jumlah yang sesuai standar. Tetapi kepala pasukan memerintahkan sebagian besar pasukannya untuk mengawal Paulus. Ini sangat berlebihan. Kepala pasukan itu (disebut kepala pasukan 1.000) kemungkinan memiliki 600-800 (sangat jarang hingga 1.000) tentara di dalam kuasanya. Dapat dibayangkan betapa kepala pasukan itu sangat memerhatikan keselamatan Paulus. Dia memiliki keterkaitan lebih daripada sekadar tugas untuk menjaga Paulus. Mungkin dia menjadi hormat dan mengasihi Paulus karena hidup dan perkataannya yang begitu agung. Mungkin dia mulai percaya kepada pemberitaan Paulus selama pembicaraan mereka. Kita tidak tahu, tetapi teks ini memberikan bukti bahwa kepala pasukan itu sangat menganggap penting Paulus dan mengirimkan lebih dari separuh tentaranya untuk mengawal Paulus. Mereka pun berangkat ke daerah utara untuk mengantarkan Paulus menjadi tahanan Gubernur Feliks.
  4. Narasi ini makin mendekatkan Paulus kepada pemimpin-pemimpin di Yudea dan Kaisarea. Baik pemimpin Romawi (Gubernur) maupun Raja Yudea (Herodes Agripa II) dan Ratu beberapa daerah Yudea (Julia Bernike). Suatu narasi antara sebelum Paulus berangkat ke Roma. Di istana Feliks, walaupun sebagai tahanan Feliks, Paulus akan mempunyai akses untuk mengenal Feliks dan istrinya, Drusila, seorang Yahudi yang adalah adik dari Herodes Agripa II. Herodes Agripa II, Julia Bernike (Kis. 25:13), dan Drusila adalah tiga bersaudara. Dari statusnya sebagai tahanan Feliks inilah Paulus menggenapi panggilan Tuhan untuk memberitakan Injil kepada raja-raja. Di dalam Kisah Rasul 9:15 dikatakan bahwa Tuhan memilih Paulus untuk mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain, serta raja-raja, dan orang-orang Israel. Paulus sudah mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain, juga kepada orang Yahudi, tetapi belum kepada raja-raja. Di dalam narasi-narasi Kisah Rasul selanjutnya kita akan melihat bahwa kelompok orang yang ditugaskan kepada Paulus akan digenapi semuanya. Paulus akan segera mengabarkan Injil kepada Raja Agripa II dan keluarga penguasa Yahudi pada waktu itu. Meskipun perjumpaan Paulus dengan penguasa Yudea itu baru terjadi pada zaman Gubernur Festus yang menggantikan Feliks, tetapi status Paulus sebagai tahanan gubernur Romawi dimulai pada masa Feliks menjabat.

Renungan untuk hari ini:
Hari ini kita makin dibuat kagum dengan cara Tuhan memelihara hamba-hamba-Nya. Tuhan tidak membiarkan seorang pun hamba-Nya mati jika belum waktunya. Dia menjaga dan memberikan perlindungan kepada Paulus dari rencana jahat apa pun jika masa kerja Paulus bagi Kristus belum selesai. Tuhan memakai seorang anak hingga kepala pasukan seribu dari tentara Romawi untuk memelihara hidup Paulus. Tuhanlah pemilik hidup Paulus, bukan orang-orang Yahudi. Tuhanlah yang menentukan kapan dia harus mati. Dengan pengertian ini kita seharusnya memiliki keberanian yang besar karena Allah. Kita tidak menjadi orang-orang yang berani mati tanpa alasan, tetapi seharusnya kita menjadi orang-orang yang mengalahkan semua rasa takut karena Tuhanlah yang akan memanggil kita. Kita tidak akan mengalami kematian seperti orang-orang yang tidak mengenal Kristus mati. Orang-orang yang tidak mengenal Kristus akan mati karena ditaklukkan oleh kematian. Orang-orang yang beriman kepada Kristus tidak mengalami hal yang sama. Apakah ini berarti kita tidak akan mati? Tentu tidak. Kita pun akan mengalami kematian, tetapi kematian yang kita alami bukanlah hasil takluknya kita oleh kematian. Kematian kita adalah kematian dari seorang hamba yang telah tiba waktunya untuk dipanggil pulang oleh sang Tuan. Tuan kita, yaitu Kristus, mengatakan bahwa pekerjaan kita sudah selesai, dan kita bersiap-siap untuk dipanggil pulang bertemu dengan Dia karena kita telah tiba di garis akhir. Kematian adalah panggilan Kristus kepada hamba-hamba-Nya untuk pulang. Sebelum itu terjadi, tidak ada seorang pun yang dapat mematikan hamba-hamba Kristus.

Adakah kesadaran ini juga pada kita? Jika kita hidup untuk diri sendiri, maka kematian menjadi suatu kuasa yang mengejar, menangkap, dan mengalahkan kita. Tetapi jika kita hidup untuk Kristus, maka hidup mati kita ada di tangan Dia. Hidup kita adalah hidup karena Dia dan untuk Dia, dan mati adalah keuntungan. Tidak seorang pun dapat mengambil keistimewaan ini dari orang-orang Kristen. Mari miliki hidup yang penuh keberanian. Keberanian untuk menyatakan kebenaran meskipun di tengah-tengah ancaman kematian, keberanian untuk mengabarkan Injil, meskipun di tengah-tengah tentangan dan ancaman, dan keberanian untuk menyatakan Kristus meskipun di tengah-tengah penolakan dan penganiayaan. Hidup dengan benar meskipun ada ancaman kemiskinan dan kesulitan akan dilalui dengan kekuatan yang besar jika kita memandang hidup kita sebagai sesuatu yang telah didedikasikan bagi Kristus. Hidupku bukan lagi tentang “aku”, tetapi tentang Kristus. Dialah pemilik hidupku kini dan Dia jugalah yang berhak atas hidup dan matiku. Mari nikmati apa yang Paulus telah nikmati, hidup dengan penyertaan yang ajaib dari Tuhan, luput dari kematian untuk tugas yang belum selesai, dan kekuatan di dalam aniaya dan kesulitan serta bahaya, oleh karena hidup yang telah menjadi milik Kristus.

Doa:
Ya Tuhan, betapa ajaib penyertaan-Mu bagi Paulus, hamba-Mu. Ini saya ya Tuhan. Mohon, jadikan hidup saya hidup yang dimiliki oleh Kristus sepenuhnya, sehingga pekerjaan, pelayanan, bahkan seluruh hidup saya menjadi milik-Mu sepenuhnya. Ajarkan saya untuk berserah sepenuhnya, bertanggung jawab sepenuhnya, berjuang sekuatnya, dan beriman seteguhnya hanya demi Kristus, Juru Selamat saya. Amin. (JP)

× Silahkan Hubungi Kami