Kemenangan dan Nyanyian Daud

Devotion from:

2 Samuel 21:15-22:20

Pembahasan Kitab 2 Samuel kita telah tiba pada bagian-bagian akhir. Bagian bacaan hari ini menggambarkan Daud sebagai seorang raja yang telah tua tetapi tidak pernah ditinggalkan oleh Tuhan. Ayat 15-22 menyatakan bagaimana Tuhan tetap setia kepada Daud walaupun Daud tidak lagi punya kekuatan untuk maju berperang. Tuhan tetap membangkitkan orang-orang yang gagah perkasa untuk menghancurkan Filistin beserta pahlawan-pahlawan mereka. Tuhan tetap menyatakan bahwa Dialah yang berperang bagi Daud. Segala kesulitan Daud di dalam hidupnya selalu dijalani bersama dengan Tuhan. Daud tahu bahwa Allah mendampingi dan memimpin dia di tengah-tengah segala hal yang terjadi dalam hidupnya. Ketika dia terdesak, Allah memberikan jalan keluar. Ketika dia tertindas, Allah memberikan dia kelegaan. Ketika dia ketakutan, Allah memberikan dia perlindungan. Ketika dia jatuh ke dalam dosa, Allah memberikan dia pukulan yang sangat keras tetapi juga pengampunan yang sangat manis. Daud mengenal Allahnya dengan segenap jiwa yang mengasihi dan mengagumi Allah. Itulah sebabnya Mazmur-mazmur Daud adalah salah satu karya yang terindah yang pernah ditulis oleh manusia.

Dengan mengingat kesetiaan Tuhan yang demikian, maka Daud menyatakan puji-pujiannya di dalam pasal 22. Kita akan melihat bagian yang pertama terlebih dahulu, yaitu hingga ayat ke-20. Pada bagian ini Daud menyatakan imannya kepada Allah sebagai tempat dia berlindung. Ayat 3 menyatakan bahwa Allah adalah segala sumber perlindungan bagi Daud. Daud menyatakan segala hal yang berkait dengan tempat perlindungan – Gunung batu, tempat perlindungan, perisai, tanduk keselamatan, kota benteng, tempat pelarian, juruselamat – dengan sangat penuh perasaan. Seolah-olah tidak cukup satu atau dua, dia perlu menyatakan tujuh kata untuk menjelaskan bahwa Allah adalah sumber perlindungannya. Pujian selanjutnya menyatakan bahwa Tuhan tidak pernah gagal menjadi tempat perlindungan di kala dia berseru kepada-Nya. Bahaya maut, kesesakan, keputusasaan, semua pernah dialami Daud. Dan Daud mengatakan bahwa Allah tidak pernah tidak mendengar seruannya minta tolong. Inilah suatu seruan yang sangat penuh dengan iman dan pengharapan. Pernahkah kita terdesak hingga sepertinya sudah tidak ada harapan akan pertolongan apa pun? Daud mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah tidak mendengar seruannya.

Bagian selanjutnya, yaitu ayat 8-16 menyatakan gambaran yang sangat mengerikan ketika Tuhan bangkit menolong. Siapakah yang Tuhan tolong di sini? Daud? Bukan. Bukan Daud, tetapi Sang Anak Daud, yaitu Yesus Kristus. Siapakah yang akan ditinggikan di seluruh dunia ketika saat kedatangan-Nya tiba? Bukankah Sang Raja segala raja? Allah Bapa menundukkan seluruh musuh-musuh Kristus di tumpuan kaki-Nya. Inilah gambaran tentang zaman akhir nanti, ketika Tuhan Yesus datang kedua kalinya nanti. Inilah yang menjadi harapan kita yang berada di dalam Kristus. Siapakah penolong kita? Allah adalah penolong kita. Kristus adalah bukti bahwa Allah adalah satu-satunya penolong yang sanggup membebaskan kita. Karena Allah Bapa telah membuktikan bahwa Dialah yang menjadi penolong Kristus, yang memberikan kemenangan bahkan kepada Kristus yang mati di dalam kuburan. Dialah yang menjaga Anak-Nya di dalam dunia. Dialah yang akan membalaskan setiap orang yang menghina Anak Tunggal Allah. Demikian juga kita yang telah berada di dalam Kristus. Berharaplah hanya kepada Allah dan nantikan dengan sabar pertolongan-Nya. Dia tidak pernah terlambat dan Dia tidak pernah lalai dalam mendengarkan segala seruan kita meminta tolong kepada-Nya. Mari kita belajar berseru kepada Tuhan. Apa pun yang menjadi kesulitan kita di dalam hidup, berserulah kepada Tuhan. Inilah hak istimewa yang Tuhan berikan kepada kita hanya karena anugerah. Hak istimewa untuk berelasi dengan Allah. Hak istimewa untuk berseru kepada Dia di saat kita sedang terdesak. Hak istimewa untuk memuji nama-Nya karena karya-Nya yang dahsyat. Hak istimewa untuk memohon kedatangan-Nya ke bumi untuk memperbaiki segala sesuatu yang telah rusak karena manusia telah berdosa.

Ayat 17-20 memberikan seruan kesaksian setelah Tuhan menolong. Jikalau bagian pertama adalah seruan kepada Allah, maka bagian ini adalah kesaksian tentang Allah. Allah telah menyelamatkan dari musuh-musuh. Allah telah menyelamatkan dari orang-orang yang jauh lebih kuat dari aku. Inilah kesaksian tentang karya Allah yang diseimbangkan dengan permohonan kepada Dia. Kehidupan rohani kita perlu belajar dari pujian Daud ini. Kita harus melatih kerohanian dengan terus belajar mengandalkan Tuhan di dalam doa. Terus berdoa kepada Tuhan apa pun kesulitan yang ditemui dalam hidup. Berseru kepada Tuhan dalam segala hal menunjukkan bahwa kita begitu lemah dan tidak berdaya, sehingga hanya bisa memohon penyertaan Tuhan dan pertolongan Tuhan. Jika di dalam kesulitan kita telah merasa diri sanggup, tidak lagi perlu belajar bergantung kepada Tuhan, tidak lagi perlu belajar berserah kepada Dia, maka terkadang Dia akan melatih kita dengan memberikan kita situasi yang tidak sanggup kita tangani. Situasi yang membuat kita merasa seperti dihimpit oleh musuh yang siap mengambil nyawa kita kapan pun. Situasi di mana kita tenggelam dan tidak sanggup keluar dari air yang melingkupi kita. Inilah cara Tuhan mendidik. Dia akan menyadarkan kita alangkah rapuh dan tidak berdayanya kita. Alangkah lemah dan mudah hancurnya pengharapan duniawi kita. Maka kita akan belajar sujud di kaki Tuhan dan hanya memohon kepada Dia.

Tetapi setelah sujud memohon, dan ternyata Tuhan menjawab, jangan lupa untuk menyaksikan kebaikan Tuhan. Jangan lupa anugerah Tuhan. Jangan lupa memuji Tuhan. Jika kita merenungkan segala kebaikan yang Tuhan limpahkan kepada kita, maka kita akan makin sanggup untuk menyaksikan apa yang telah diperbuat Tuhan di dalam hidup kita. Seruan bahwa Tuhan mendengarkan apa yang kita panjatkan di dalam permohonan kepada Tuhan. Itulah sebabnya tidak ada yang lebih indah dari kesaksian Injil dari seseorang yang telah diselamatkan. Sadarkah kita betapa agungnya karya keselamatan dari Allah itu? Sadarkah kita betapa besarnya cinta kasih-Nya bagi kita sehingga kita boleh diperdamaikan dengan Dia? Sadarkah kita betapa tidak layaknya kita semua? Jika sadar, maka marilah mulai memberitakan Injil. Mari mulai menyaksikan kisah tentang Tuhan Yesus. Ayat 17 mengatakan bahwa Tuhan menjangkau dari tempat tinggi. Dia mengambil kita dari kubangan dosa kita. Tuhan menjangkau dari tempat tinggi. Bukan hanya menjangkau, tetapi Anak Allah sendiri datang menjadi manusia demi menjangkau kita semua. Anak Allah sendiri yang melepaskan kita dari musuh-musuh kita karena Dia pun dahulu dilepaskan dari musuh-musuh-Nya. Biarlah kita sadar bahwa membagikan berita Injil adalah suatu sukacita sejati. Biarlah kita sadar bahwa membagikan kisah tentang seorang yang agung atau yang kita kasihi adalah hal yang baik, tetapi membagikan kisah tentang Tuhan Yesus tidak dapat dibandingkan dengan kisah tentang siapa pun! Kristus adalah Juruselamat kita. Dia yang agung dan mulia rela menjalin relasi dengan rakyat satu per satu. Kitalah rakyat-Nya dan kita dipilih-Nya satu demi satu.

Marilah kita memberikan komitmen kita untuk belajar bergantung kepada Tuhan di dalam doa. Belajar untuk tahu betapa kecil dan tidak berartinya kita. Belajar untuk berdoa dengan pengertian bahwa Allah mendengar. Belajar untuk memanjatkan doa kepada Allah yang sedang mengulurkan tangan untuk menuntun kita. Mari kita juga belajar untuk bersaksi, membagikan Injil Tuhan yang telah kita terima. Membagikan berita sukacita bahwa pendosa terbesar seperti kita dapat diperdamaikan dengan Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus, Tuhan kita. (JP)

sumber: https://pemuda.stemi.id/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Silahkan Hubungi Kami