Pengirim bagian SD SKK 1
Melihat maraknya berbagai jenis penyimpangan yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja membuat kita prihatin dan waspada apabila hal tersebut terjadi pada keluarga kita. Untuk itu, diperlukan pendekatan yang baik dan benar dalam mendidik anak. Pada kesempatan kali ini, tokoh Pemerhati Anak Nasional Seto Mulyadi memberikan tips cara mendidik anak sehingga jauh dari gejala penyimpangan moral.
Menurut Seto Mulyadi yang kerap dipanggil Kak Seto, cara mendidik anak di zaman milenial seperti ini harus menghindari cara-cara pemaksaan dan kekerasan.
“Anak-anak memiliki sumber informasi yang sudah luas, jadi tidak ada lagi cara-cara pemaksaan atau kekerasan karena dampaknya anak justru kabur,” kata Kak Seto membuka percakapan dengan media di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, Senin (12/11/2018).
Menurutnya, apabila kita menggunakan cara yang salah dalam mendidik, sang anak akan lebih mudah terperosok pada perilaku yang menyimpang pula.
“Anak tidak akan mau mendengarkan apa yang kita berikan apabila dilakukan dengan pemaksaan, malah bisa terperosok dengan berbagai perilaku menyimpang,” imbuhnya.
Hal tersebut ternyata menjadi masalah utama dalam dunia pendidikan saat ini. Kita ketahui bersama bahwa fenomena kenakalan remaja yang semakin menjadi sudah sangat parah terjadi di lingkungan kita.
“Jadi, apabila ada anak melakukan tindak kekerasan, LGBT (red: Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender), narkoba, merokok dan sebagainya, ini karena anak lari dari keluarga,” jelas Kak Seto.
Lanjut Kak Seto, dengan kondisi yang demikian diperlukan adanya perubahan pola pendidikan yang lebih ramah terhadap anak.
“Maka perlu diubah cara mendidik pada anak dengan cara yang lebih ramah. Selain pendidikan formal di sekolah, faktor informal dalam keluarga juga sangat berpengaruh,” terangnya.
Menurutnya, seorang guru seharusnya tidak memposisikan diri sebagai bos, yang hanya memerintah anak, namun sebaliknya, seorang guru dituntut harus bisa memposisikan diri sebagai sahabat bagi anak.
“Kita mendidik anak menjadi mandiri dan mampu kerja sama. Jadi kita menggunakan metode kerja sama, jadi bukan hanya menggunakan komando dari satu arah, tapi adanya dialog dua arah, adaya musyawarah, semua dibicarakan dengan win win solution,” kata Kak Seto.
Kak Seto juga berharap, bagi tenaga pendidik yang saat ini sudah melakukan dengan benar agar terus dilanjutkan, serta tidak meninggalkan penanaman nilai-nilai perdamaian dan nilai-nilai persahabatan, agar mereka juga bisa meniru apa yang dicontohkan.
“Bukan hanya isinya saja, tapi caranya juga harus benar-benar pungkas,” pungkas Kak Seto.
Sumber: http://