Kedatangan Ezra

Devotion from:

Ezra 7:1-28

Raja Artahsasta mengutus Ezra untuk membawa persembahan bagi Bait Suci dan untuk mengajar umat Tuhan di Yerusalem. Raja ini merupakan raja yang meneruskan kebaikan Tuhan bagi Israel. Sama seperti Koresh dan Ahasyweros yang melindungi orang Yahudi di Persia, dan juga Raja Darius, Artahsasta juga sangat tergerak oleh Tuhan untuk mendukung pembangunan Bait Suci. Bahkan raja Artahsasta mengutus Ezra pergi ke Yerusalem dengan persembahan yang limpah dan tanggungan keuangan berlimpah dari kerajaan Persia. Sebenarnya Raja Artahsasta adalah raja yang melarang pembangunan tembok Yerusalem karena provokasi dari para petinggi di Yehuda. Dia dinasihati oleh penasihat-penasihat korup sehingga terpancing untuk menjadi alat setan mencegah pembangunan Yerusalem (Ezr. 4:7-22). Tetapi Tuhan mengubah hatinya melalui Nehemia (Neh. 2:2-8). Selain itu, Ezra juga diutus untuk memberikan pelajaran mengenai hukum Allah kepada orang-orang Israel agar mereka tidak bertindak salah di hadapan Tuhan. Raja ini tahu bahwa Allah orang Israel begitu agung di dalam perbuatan-perbuatan-Nya bagi Israel dahulu. Bagaimana mungkin raja Artahsasta, dan juga raja Darius, bisa mengenal Tuhan dan memiliki perasaan takut akan Dia? Satu-satunya jawaban yang mungkin adalah pengaruh dari orang-orang Israel yang tinggal di pembuangan terus memperkenalkan Allah mereka sehingga menjadikan raja Persia ingin terus mendengar tentang Allah Israel. Raja Artahsasta begitu takut akan Tuhan sehingga dia mengatakan bawa segala perintah Allah berkait dengan rumah-Nya itu tidak boleh gagal dilaksanakan dengan akurat. Raja tidak mau Tuhan marah dan membuat dia dan keluarganya terkena kutuk Tuhan. Maka Ezra (yang adalah keturunan Harun), para imam, dan orang-orang Israel lain yang ingin kembali ke tanah mereka berangkat dengan dua tujuan, yaitu membawa persembahan bagi Bait Suci dan memberikan pelajaran tentang Taurat supaya orang Israel dapat memahaminya dengan akurat. Ezra sangat memandang serius tugasnya ini sehingga, walaupun dia sudah sangat mahir dalam hal Taurat, dia tetap mempelajarinya lagi dengan seteliti mungkin (7:10).

Kembalinya Israel ke tanah perjanjian ini memang sangat luar biasa. Mungkin tidak ada air laut yang terbelah, tidak juga sungai Efrat, atau sungai Yordan. Semua laut dan dua sungai itu tetap dengan aliran airnya yang normal. Mungkin juga tidak ada tiang awan dan tiang api menyertai mereka, tetapi Tuhan menyertai mereka dengan cara yang unik, yaitu memakai inisiatif para raja Persia untuk memulangkan mereka dan mendirikan Bait Suci-Nya. Tuhan memakai Koresh untuk memerintahkan agar orang Israel pulang ke tanah mereka dan membangun Bait Suci. Tuhan juga memakai Artahsasta untuk mengutus Ezra agar dia mengajarkan Taurat kepada umat Tuhan. Umat Tuhan yang telah terkumpul di tanah mereka tidak hanya memerlukan tanah dan bait saja. Mereka memerlukan Taurat Tuhan. Taurat ini adalah anugerah Tuhan yang diberikan-Nya hanya kepada umat-Nya saja. Dan siapakah yang berinisiatif agar di Israel ada pemimpin-pemimpin yang menaati Taurat? Raja Artahsasta, raja Persia (ay. 25-26).

Dengan kedatangan Ezra, bangsa Israel semakin kokoh sebagai bangsa. Mereka bukan hanya telah memiliki tanah, mereka juga mendapatkan dukungan dari raja-raja Persia. Mereka telah menjadi kesayangan bangsa tempat mereka dibuang (1Raj. 8:50), dan sekarang mereka mulai menata kembali sistem pemerintahan mereka untuk tunduk kepada Taurat Tuhan. Inilah tugas Ezra. Raja Artahsasta menginginkan Ezra membina seluruh rakyat Israel dan mengangkat pemimpin-pemimpin yang mengerti Taurat. Anugerah Tuhan bagi bangsa ini sangat besar. Bahkan raja-raja Persia yang kejam dan serakah pun Tuhan gerakkan untuk memiliki motivasi yang murni ketika mengizinkan Israel berdiam di tanah mereka. Raja-raja itu sama sekali tidak menerapkan syarat apa pun kepada Israel. Mereka bahkan menuntut rakyat Israel untuk tetap taat kepada Tuhan agar keluarga raja tidak terkena hukuman Tuhan. Motivasi mereka benar-benar didorong oleh rasa takut akan Tuhan. Meskipun rasa takut mereka akan Tuhan adalah rasa takut yang umum, bukan yang muncul dari iman yang sejati, tetapi itu cukup untuk dipakai oleh Tuhan guna mengumpulkan kembali umat-Nya dan mengokohkan kembali mereka untuk beribadah kepada Dia berdasarkan Taurat-Nya.

Untuk direnungkan:

  1. Raja Artahsasta mengutus Ezra untuk mengatur umat Israel agar mereka terus tunduk kepada Taurat Tuhan. Ini sangat luar biasa. Kitab ini makin terus memperkuat keyakinan kita bahwa Tuhan mengatur bangsa-bangsa di dunia. Dialah yang akan mengarahkan hati para raja-raja besar ini (Ams. 21:1). Tuhan menggerakkan mereka untuk takut akan Tuhan dan memuluskan jalan yang telah direncanakan-Nya bagi umat-Nya. Setiap hal yang Tuhan mau umat-Nya kerjakan, tentu akan mendapatkan tentangan dari banyak orang. Tetapi dari orang-orang dunia yang tidak percaya pun Tuhan juga dapat membangkitkan dukungan untuk mematahkan rancangan orang-orang yang menentang. Biarlah ini kita ingat ketika kita melayani Tuhan kita. Kita akan menemukan bahwa banyak jalan yang ingin kita lalui demi Tuhan kita ternyata diblokir oleh manusia. Biarlah kita mengingat Kitab Ezra dan menantikan tangan Tuhan menggerakkan orang lain lagi untuk membukakannya secara paksa untuk kita demi kemuliaan Tuhan. Satu jalan tertutup, tetapi jalan lain telah Tuhan siapkan. Terpujilah nama Tuhan yang memimpin di depan kita. Marilah kita melangkah, menggenapi kehendak Tuhan dengan berani karena Tuhan, Allah kita, Dialah yang berjalan di depan kita. Baik dalam hal mengabarkan Injil, mengajarkan pengertian yang benar dari firman Tuhan, memperbaiki kerusakan di dalam sistem masyarakat, ataupun memberikan pengertian-pengertian etika yang benar, semua akan mendapatkan halangan. Tetapi jika Tuhan yang memimpin di depan, halangan apakah yang sanggup menahan Dia? Siapa yang mau tunduk kepada kehendak Tuhan, tangan Tuhan yang kuat akan memimpin jalannya. Siapa yang mau taat, dia akan menikmati penyertaan Tuhan yang ajaib.
  2. Bagian ini juga menjelaskan bahwa Tuhan mengutus Ezra untuk mengajarkan Taurat karena ketaatan kepada Taurat adalah syarat umat Tuhan dapat hidup dengan cara yang berkenan kepada Tuhan. Tanpa kembali kepada firman Tuhan, mustahil umat Tuhan dapat menyenangkan hati Tuhan. Demikian juga gereja Tuhan sekarang. Sama seperti Taurat mengatur segala aspek hidup umat Tuhan, demikian juga sekarang gereja Tuhan diatur oleh firman-Nya di dalam segala aspek hidupnya. Tanpa pengenalan akan Tuhan melalui firman-Nya, mustahil kita akan diperkenan oleh Tuhan. Tanpa perintah dari firman Tuhan, mustahil apa yang kita kerjakan akan menyenangkan hati Tuhan. Ingatlah hal ini sebelum kita bekerja, rekreasi, belajar, santai, bergaul, berbicara, dan apa pun hal yang lain yang kita lakukan. Tidak ada hal apa pun dalam hidup kita yang tidak diatur oleh kebenaran firman Tuhan. Firman Tuhan berguna untuk menuntun hidup, dan karena itu, setiap aspek hidup yang tidak digumulkan dan ditundukkan ke bawah firman Tuhan tidak mungkin diperkenan oleh Allah. Biarlah kita sadar betapa jauhnya kita dari memahami firman dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kesadaran ini akan mendorong kita untuk mempelajari firman Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh, menggumulkan untuk menaatinya dengan cara yang tepat, dan akhirnya benar-benar menjalankan hidup dengan cara yang berkenan kepada Tuhan.

Doa:
Tuhan, Engkaulah yang membuka jalan di depan kami, pimpinlah kami! Kami akan mengalami banyak halangan, orang-orang yang menentang, kelemahan kami sendiri, godaan Iblis, semua itu terlalu berat bagi kami. Tetapi jika Tuhan berjalan memimpin kami, maka kami akan menyaksikan tangan-Mu yang ajaib menyingkirkan halangan itu satu per satu. Izinkan kami mengalami keindahan berjalan dipimpin oleh-Mu. Dan kami pun tahu bahwa dipimpin oleh-Mu berarti dipimpin oleh firman-Mu. Ajarilah kami untuk menghargai firman-Mu lebih lagi! Ajarilah kami untuk makin haus mempelajarinya dan sanggup menjalankan apa yang Engkau kehendaki di dalam kehidupan kami! (JP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Silahkan Hubungi Kami